Oleh: Aktif Suhartini, S.Pd.I.
Anggota Komunitas
Muslimah Menulis Depok
Kemah atau kemping biasa dilakukan oleh
pelajar, mahasiswa, pencinta alam atau pramuka. Mereka melakukan kemah untuk
refresing dari penatnya kota, menghindari rutinitas kerja yang melelahkan,
suara bising yang memekakkan telinga, huru hara yang tidak pernah berhenti di perkotaan.
Anehnya kegiatan kemah ini dilakukan oleh Presiden Jokowi bukannya untuk refreshing
dari penatnya rutinitas pekerjaan mengurus rakyatnya, karena itu sudah tanggung
jawab dan kewajiban seorang Presiden, kemah dilakukannya bersama pejabat
pemerintah lainnya, guna memperlihatkan keseriusan dalam pemindahan ibu kota
negara.
Presiden Jokowi pun beserta sederet pejabat pemerintah pusat dan gubernur dari 34 provinsi se-Indonesia melakukan kemah di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mulai Senin 14 Maret sampai Selasa 15 Maret 2022 lalu. Para gubernur pun diminta membawa satu liter air dan dua kilogram tanah dari masing-masing provinsi.
Tentunya, acara kemah tersebut sudah otomatis akan menelan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari Pengawalan ketat ring satu, ring dua dan seterusnya, tingkat pengamanan karena harus melindungi presiden dari orang-orang yang tidak pro pemerintah, melindungi dari binatang buas yang ada di hutan, melindungi kesehatan presiden dari nyamuk malaria yang pastinya merajalela di hutan. Serta kebutuhan logistik seluruh pendukung acara kemah presiden yang harus disiapkan.
Bayangkan saja kemah yang diadakan oleh pelajar, mahasiswa, pencinta alam atau pramuka besaran dana yang harus dikeluarkan, apalagi seorang kepala negara yang melaksanakan kemah pasti mengeluarkan anggaran negara yang tidak sedikit. Padahal, apabila melihat kondisi perekonomian saat ini dana, berkemah bisa dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat yang saat ini menjerit karena melambungnya harga bahan pokok di pasaran. Sungguh ironis….
Apalagi acara kemah diawali dengan prosesi ritual klenik yang masuk kategori perbuatan syirik yakni mengisi kendi Nusantara yang katanya sebagai pengingat asal usul nenek moyang dan kearifan leluhur. Bukankah kita hidup di masyarakat yang mayoritas beragama Islam yang meyakini perbuatan syirik ini merupakan dosa besar. Apalagi dalam kemah IKN ini penuh klenik dan tak menguntungkan rakyat.
Sungguh sangat menyedihkan di negara yang mayoritas Muslim seharusnya mencontoh kegiatan Rasulullah, yang segala sesuatunya hanya meminta restu Allah SWT, ternyata kemah presiden ini masih mempercayai wilayah sakral atau dipercayai membawa berkah dengan mengambil tanah dan air dari wilayah tersebut. Padahal sungguh hanya Allah SWT yang bisa memudahkan semua urusan manusia di muka bumi ini. Astaghfirullah…
Tindakan ritual kendi Nusantara banyak dikecam oleh masyarakat karena dinilai tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, mempertontonkan perbuatan yang dilarang oleh agama yaitu perbuatan syirik yang dipimpin langsung oleh orang nomor satu negeri ini. IKN adalah proyek yang dari awal disebut proyek yang sangat dipaksakan, tidak mendesak, tidak perlu, tidak penting tetapi kemudian memaksa, mengapa demikian? Karena tidak adanya alasan yang tepat dan memiliki manfaat bagi masyarakat.
Pemindahan IKN sama sekali tidak diperlukan atau paling tidak, tidak mendesak, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang masih belum pulih diterpa oleh Covid-19. Pemindahan IKN sama sekali tidak ada kepentingannya, dan juga tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan rakyat apalagi mampu mendongkrak ekonomi masyarakat, terkhusus masyarakat lokal.
Pemindahan IKN sangat kental aroma kepentingan bisnis oligarki, yang sudah pasti hanya menguntungkan pengusaha yang berkuasa bukan untuk kesejahteraan rakyat kecil. Semoga kita semua sadar akan artinya kekuasaan jika tidak ditujukan untuk menegakkan hukum-hukum Allah SWT, maka kekuasaan seperti itu tidak ada gunanya bahkan akan menambah penyesalan dan kehinaan pada hari kiamat. Tegakkanlah kekuasaan di jalan Allah SWT. Jadikan kekuasaan untuk kemuliaan agama-Nya dan menjaga kemaslahatan umat, niscaya kita akan beruntung di dunia dan akhirat.[]
Post a Comment