KEKERASAN MERENGGUT NYAWA GENERASI

Oleh: Kharimah El-Khuluq

Bulan Ramadan menjadi momentum untuk menghidupkan amal saleh. Mengais pahala, memohon ampunan akan dosa-dosa yang telah dilakukan. Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah. Namun, tidak sedikit yang menjadikan bulan Ramadan seperti halnya bulan-bulan yang lain. Bahkan, mengisi bulan Ramadan dengan aktifitas yang tidak berfaedah, hingga ajang tawuran dan aksi bogem mentah pun dilakukan di bulan yang penuh berkah ini.

Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi menetapkan dua tersangka kasus tawuran sarung berujung maut di Jalan Raya Tambun Utara, Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, yang mengakibatkan satu korban DS (14) meninggal dunia pada Selasa (5/4/2022) dini hari, (suara.com, 07/04/2022).

Kekerasan yang dilakukan oleh generasi hingga merenggut nyawa, bukan pertama kali terjadi di negara kita. Kasus tawuran seolah menjadi fenomena yang lumrah terjadi.

Hal ini disebabkan oleh kungkungan ideologi kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Mereka korban dari penerapan sistem ini. Dimana negara tidak memperhatikan mereka, tidak ada upaya konkrit dari negara untuk mencetak generasi hebat. Negara hanya sibuk ketika kekerasan sudah terjadi dan solusi yang diberikan pun tidak memberikan efek jera dan menyelesaikan masalah secara tuntas.

Bagaimana masalah bisa tuntas jika upaya yang dilakukan hanya sekadar memberi sanksi terhadap pelaku dan larangan aktifitas di jalan. Dan juga nihilnya peran orang tua serta masyarakat pun turut memberikan kontribusi terhadap brutalnya moral generasi saat ini.

Anak-anak seharusnya diberikan penanganan dan pemeliharaan khusus. Disinilah peran penting dari orang tua untuk melakukannya. Karena ini merupakan kewajiban utama orang tua. Orang tua harus mendidik dan memperhatikan kehidupan anaknya.

Meskipun anak berada dalam tanggungan orang tua, bukan berarti negara melepaskan tanggung jawabnya. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Mengabaikan mereka sama saja dengan mengabaikan masa depan keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Untuk mewujudkan generasi yang unggul bukan yang ahli tawuran, pada dasarnya diperoleh melalui proses pendidikan dan pembinaan. Pendidikan generasi menjadi tanggungjawab keluarga, masyarakat, dan negara.

Keluarga menjadi tempat pertama kali dasar-dasar ke-Islaman ditanamkan. Kemudian, untuk terwujudnya generasi ideal maka peran masyarakat sebagai kontrol sosial menjadi hal yang urgen.

Kemudian negara sebagai penyelenggara pendidikan harus memfasilitasi kebutuhan pendidikan generasi. Bukan hanya pendidikan sains akan tetapi pendidikan agama adalah hal yang utama yang harus disediakan oleh negara.

Sehingga, terwujud generasi yang ideal yang menjadi tombak peradaban. Dimana generasi yang memiliki kepribadian Islam, memiliki keimanan yang kuat terhadap Islam. Sehingga, dalam kehidupannya Islam lah menjadi landasannya dalam bertindak.

Tapi sayang, bersinerginya antara keluarga, masyarakat, dan negara untuk mewujudkan generasi ideal yang jauh dari tawuran. Tidak bisa kita jumpai dalam sistem kapitalisme. Hal itu dapat disinergi hanya dalam sebuah negara yang menerapkan Islam secara komprehensif.

Wallahualam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post