Oleh: Albayyinah Putri
Alumnus Politeknik Negeri Jakarta
Keterpurukan dan kerusakan yang terjadi pada sistem saat ini semakin menunjukan kegagalan dari kapitalisme menjadi sebuah ideologi yang dielu-elukan. Saat ini ideologi yang diterapkan di negara-negara adidaya bisa dikatakan sudah pada titik kritis, yang menyebabkan sekelompok masyarakat menginginkan revolusi dari penerapan sistem saat ini, karena mereka tidak menemukan solusi yang nyata pada kapitalisme.
Digadang-gadang menjadi solusi selanjutnya adalah ideologi sosialisme, yang dianggap bisa menggantikan kapitalisme dan memberantas berbagai macam penindasan yang ada pada sistem saat ini. Sosialisme dianggap sebagai perjuangan yang memihak rakyat dengan menentang pemikiran kolonialisme, imperialisme dan feodalisme. Pergerakan sosialisme yang berkembang di Indonesia adalah paham yang dilandaskan pemikiran Bung Karno, yaitu Marhaenisme (pemikiran yang dikembangkan dari paham marxisme) yang disesuaikan dengan kultur Indonesia. (tribunnewswiki.com 23/01/22).
Pergerakan sejenis ini, memiliki pemikiran dan cita-cita para aktivis pergerakan untuk membangun sosialisme Indonesia dihidupkan dalam UUD 1945 yang tertuang dalam tiga pasal, pasal 27 ayat 2, pasal 33 dan pasal 34. Pencantuman pasal-pasal tersebut dalam UUD 1945, maka sudah ada pegangan konstitusional yang kuat bagi pemerintah untuk mewujudkan cita-cita sosialisme Indonesia berbentuk negara kesejahteraan yang berlandaskan kesetaraan.
Tidak seperti yang dipahami kaum komunis yang menganggap kesetaraan berarti sama rata sama rasa, kesetaraan dalam sosialisme Indonesia ini lebih menjurus pada upaya menciptakan kesetaraan dalam akses, peluang dan sumber daya sosial, ekonomi, politik, dan budaya kepada seluruh warganya tanpa membedakan golongan, ras, atau gender (suakaonline.com). Dengan kata lagi para pejuang sosialisme di Indonesia memiliki tujuan untuk membebaskan rakyat dari kesengsaraan hidup dan menjemput kemakmuran untuk rakyat. Mereka meyakini ideologi sosialisme berdasarkan “kultur Indonesia” ini adalah sebuah revolusi yang bisa membantu Indonesia lepas dari penjajahan kapitalisme saat ini.
Perbedaan sosialisme dan komunisme masih menjadi perdebatan karena dianggap sebagai pemahaman yang berbeda. Namun, yang perlu kita pahami bahwa kedua pemahaman ini adalah pemikiran yang lahir dari keterbatasan akal manusia, yang akhirnya akan berefek sama dengan kapitalisme. Belum lagi, komunisme adalah pemikiran yang dianggap bertentangan dengan Pancasila bagi Indonesia dan komunisme memiliki sejarah gelap yang menyebabkan tumpahnya darah rakyat Indonesia karena kebiadaban pergerakannya PKI.
Walaupun PKI sudah dibubarkan, namun bukan berarti kemungkinan kembali bangkit itu sama sekali tidak ada. Perlu dipahami, sebuah ideologi memiliki kapasitas masing-masing untuk mempertahankan eksistensi dirinya, begitu pun untuk sosialisme-komunisme yang saat ini pergerakannya sudah mulai terlihat kembali bahkan saat ini sudah didukung dengan perkembangan perekonomiannya. PKC (Partai Komunis Cina) yang sampai saat ini masih ada dan membawa Cina menjadi negara Asia yang berani menantang kekuatan Barat, dalam hal ini adalah Amerika Serikat.
Sosialisme yang diusung oleh Karl Marx maupun kapitalisme oleh Adam Smith sebagai tokoh yang paling dikenal karena ekonomi modernnya adalah sama-sama ideologi yang berasal dari kejeniusan manusia dan disebabkan adanya bentrokan antara pemikiran manusia itu sendiri. Manusia yang ingin bertahan hidup, mendapatkan keadilan dalan menjalankan kehidupan akhirnya menemukan solusi-solusi yang mereka anggap benar. Perubahan atau revolusi yang diharapkan dari kedua ideologi tersebut hanya akan berakhir pada mimpi buruk, karena pada akhirnya bentrokan akan terus terjadi akibat aturan-aturan yang diciptakan oleh manusia dengan semaunya sendiri tanpa landasan yang jelas.
Islam sebagai sebuah mabda/ideologi memandang kedua ideologi tersebut sebagai batil, sehingga penyelesaian problematika manusia yang diawali dengan sesuatu yang batil akan berakhir dengan kerusakan. Pada kenyataannya Islam sebagai sebuah ideologi tentunya dapat menyingkirkan kedua ideologi tersebut.
Kapitalisme saat ini menjadi ideologi yang digunakan mayoritas negara di dunia, khususnya negara-negara Barat, sudah paham bagaimana eksistensi Islam sebagai sebuah ideologi sehingga mereka terus bersusah payah menahan dan menghadang Islam agar tidak kembali memimpin peradaban. 1400 tahun lamanya, Islam berhasil menguasai 2/3 dunia sebelum pada akhirnya Khilafah Utsmani runtuh akibat campur tangan kafir Barat.
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya” (QS as-Saff: 8)
Kafir Barat terus menghembuskan isu-isu yang memojokkan Islam, seolah Islam menjadi sumber utama permasalahan umat. Padahal kapitalisme dan sosialisme adalah ideologi yang melahirkan gaya hidup, pemikiran, perilaku dan segala permasalahan yang ada dan dirasakan umat saat ini. Kebiadaban, ketidakadilan, penindasan dan kejahatan lainnyalah yang menjadi masalah utama umat saat ini. Sehingga revolusi hakiki yang dibutuhkan umat saat ini bukanlah dari ideologi batil ke ideologi batil lainnya, bukan sekadar ideologi yang dibutuhkan untuk menerapkan sebuah ideologi. Ideologi sahih adalah solusi satu-satunya yang bisa menyelamatkan umat dari problematika yang ada serta para pengemban ideologi shahih inilah yang dibutuhkan umat untuk memahamkannya.
Kebangkitan yang hakiki dalam Islam bukan sekadar bangkit dalam ilmu pengetahuan dan teknologi saja, namun bangkitnya sebuah pemikiran umat dalam memandang hakikat kehidupan. Bukan lagi tujuan dunia ataupun materi, namun semuanya semata-mata ingin mendapat ridha Allah SWT. Kebangkitan hakiki hanya bisa terwujud dengan adanya ideologi yang sahih, mustahil umat Muslim berharap kemajuan pemikiran disaat umat saat ini sedang dijajah dengan pemikiran Barat.
Halusinasi jika berharap kebangkitan di sistem kapitalisme ataupun sosialisme bagi umat Islam, karena keduanya tidak sejalan dan memiliki cara pandang hakikat kehidupan yang berbeda dengan Islam. Kapitalisme memisahkan agama dengan kehidupan, sosialisme menganggap agama candu atau tidak mengindahkan adanya agama, sedangkan dalam Islam, agama dan kehidupan tidak bisa dipisahkan, bahkan kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah, sehingga segala sesuatu yang kita lakukan semasa hidup terikat dengan hukum syara.
Kebangkitan Islam sebuah keniscayaan, bukan dongeng, mitos ataupun utopis yang dianggap para pemikir ideologi “sebelah”. Kebangkitan Islam dengan kembalinya khilafah adalah janji Allah SWT.
“Ada era Kenabian di tengah kalian, dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian, Allah mengakhiri era ini jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada era Khilafah mengikuti metode Kenabian, dengan kehendak Allah, ia pun akan tetap ada. Kemudian, Allah mengakhiri era ini jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada era kekuasaan yang menggigit, dengan kehendak Allah, ia pun akan tetap ada. Kemudian, Allah mengakhiri era ini jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada era kekuasaan yang diktator, dengan kehendak Allah, ia pun akan tetap ada. Kemudian, Allah mengakhiri era ini jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada era Khilafah mengikuti metode Kenabian, dengan kehendak Allah, ia pun akan tetap ada. Kemudian, Allah mengakhiri era ini jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian, Nabi pun diam” (HR Ahmad).
Umat Muslim harus fokus pada solusi yang sudah Allah janjkan, memperjuangkan apa yang sudah pernah Rasulullah SAW dan para sahabat perjuangkan. Bukan memperjuangkan sesuatu yang sia-sia, yang tidak akan berkorelasi dengan Islam sampai kapan pun. Kebatilan tidak akan pernah bersatu dengan yang haq, dan yang haq akan menjadi kemenangan yang pasti.
Para pengemban dakwah menjadi saingan terberat bagi mereka yang mengelu-elukan ideologi kapitalisme dan sosialisme, karena apa yang diperjuangkan berhubungan erat dengan keimanan terhadap Sang Pencipta sedangkan para pejuang ideologi kapitalis maupun sosialis tidak demikian. Umat saat ini bukan hanya perlu memperjuangkan dan memperdebatkan ideologi, tetapi umat harus paham tentang ideologi sahih yang hanya bisa didapatkan dalam Islam.[]
Post a Comment