Oleh Ummu fathurrizqi
Pembahasan mengenai aksi pawang hujan di Sirkuit Mandalika kembali disinggung. Melalui sebuah postingan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) @kemdikbud.ri, yang diunggah pada Rabu (23/3/2022).
Pawang hujan menjadi sebuah topik pengenalan budaya yang telah lama menjadi tradisi di Indonesia. Menurut keterangan Kemdikbud, cara kerja pawang hujan saat memanggil hujan memanfaatkan gelombang otak Teta untuk berkomunikasi, jadi pawang hujan itu bekerja dengan gelombang otak Teta untuk 'berkomunikasi' dengan semesta saat melakukan tugasnya.
Tak bisa kita pungkiri, bahwasanya saat ini kebanyakan orang yang sudah terjerumus ke dalam kesyirikan disebabkan oleh beberapa hal yang menuju kepada hal demikian, salah satunya adalah mereka telah taklid buta kepada adat istiadat dan kebiasaan nenek moyang.
Fenomena pawang hujan yang baru-baru ini viral, adalah fenomena ritual ini sepertinya sudah sangat
melekat bahkan menjadi trend dalam masyarakat kita. Yang menjadi pelaku dalam hal ini mulai dari orang awam sampai para pejabat, rakyat jelata sampai orang berpangkat. Bahkan kalangan terpelajar yang mengaku intelektual pun menggandrungi klenik-klenik seperti ini. Nau'dzubillah.
Pernyataan Kemendikbud di atas, tentang itu ustadz kondang Felix Siauw berpendapat jika Kemedikbud menganggap hal klenik sebagai bagian dari budaya yang perlu dilestarikan maka ilmu-ilmu sains tidak perlu dipelajari. Pawang hujan yang diakui Kemdikbud bekerja menggunakan gelombang teta. Padahal secara fakta ilmiah, untuk mempelajari cuaca diperlukan ilmu meteorologi, fisika dan geofisika. Beliau tidak setuju bahwa klenik dianggap bagian dari pendidikan. Karena menurutnya, klenik bukan bagian pendidikan yang menjadi urusan Kemdikbud.
Berkaitan dengan hujan, kita tahu hujan itu adalah rahmat, dan ketika turun hujan, kita telah diajarkan Nabi Muhammad saw. hadisnya. Hadis ini diceritakan Aisyah dan diriwayatkan Imam Bukhari. Berikut doa ketika turun hujan yang bisa dibaca :
اللَّهُمَّصَيِّباًنَافِعاً
"Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat."
Doa ini dapat menjadi doa agar hujan tidak menjadi bencana, akan tetapi sebagaimana fungsinya yakni sebagai rahmat bagi seluruh makhluk hidup.
Lantas kenapa pawang hujan disebut syirik?
Syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi, karena perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya
yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Di antara kerusakan dan bahaya syirik salah satunya seperti barang dagangan dukun, ahli sihir, pawang hujan dan yang semacamnya menjadi laku keras. Karena mereka menganggap bahwa dirinya mempunyai ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorang pun mengetahuinya kecuali Allah.
Jadi dengan adanya mereka, akal
manusia dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat atau takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun).
Apalagi jika masyarakatnya sangat jauh dari pemahaman Islam yang sesungguhnya, sehingga hal tersebut jika terus dibiarkan ada dalam masyarakat seperti saat ini akan sangat bahaya karena, bisa jadi akan lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah).
Jelas hal tersebut adalah perbuatan yang mengarah kepada kesyirikan dimana si pelakunya melakukan ritual-ritual tertentu yang jelas dilarang oleh Islam.
Padahal kita tahu bahwa yang menurunkan hujan adalah Allah, maka yang akan memberhentikannya pun hanya Allah, jadi daripada meminta bantuan manusia yang hakikatnya lemah, terbatas, serba kurang dan membutuhkan orang lain, alangkah baiknya ketika ingin hujan reda sebaiknya dengan cara berdoa dan berdzikir meminta yang terbaik kepada Allah Swt. dari pada harus meminta bantuan pawang hujan.
Rasulullah saw. mengajarkan sebuah doa untuk melindungi diri dari dosa syirik.
Rasulullah saw. bersabda, "Wahai sekalian manusia, jauhilah dosa syirik, karena syirik itu lebih samar daripada rayapan seekor semut."
Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana kami dapat menjauhi dosa syirik, sementara ia lebih samar daripada rayapan seekor semut?"
Rasulullah saw. menjawab, "Ucapkanlah :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku sadari. Dan, aku memohon ampun kepada-Mu atas dosa-dosa yang tidak aku ketahui."
Wallahu a'lam bishawwab
Post a Comment