Oleh Emmy Emmalya
(Mutiara Umat Institute)
Jagat pertwitter-an ramai dengan demo yang digelar oleh mahasiswa pada hari selasa, 11 April 2022. Banyak pengamat politik yang merespon hal ini salah satunya pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin yang menilai demo mahasiswa tersebut merupakan dampak dari ketidaktegasan Presiden Joko Widodo mengenai isu tiga periode.
Kedua, menuntut dan mendesak Presiden Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran dan menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan lainnya.
Ketiga, menuntut dan mendesak Presiden Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.
Keempat, menuntut dan mendesak Presiden Jokowi menyelesaikan konflik agraria di Indonesia.
Kelima, menuntut dan mendesak Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin berkomitmen penuh menuntaskan janji-janji kampanye pada sisa masa jabatan
Terlepas dari apa yang dituntut oleh mahasiswa dalam demo tersebut, satu hal yang semestinya diperjuangkan oleh seorang agen of change adalah melakukan perubahan yang mendasar yaitu jangan hanya menuntut pergantian personal seorang presiden, dan permasalahan cabang saja tapi harus mengupayakan agar menuntut perubahan yang berdasarkan dari akar masalahnya.
Maka semestinya yang dituntut oleh mahasiswa adalah terjadinya perubahan sistem yang nantinya akan mengurai permasalahan cabang yang dituntut oleh mahasiswa.
Karena sesungguhnya semua penderitaan dan kesengsaraan yang dialami rakyat saat ini penyebabnya hanya satu yaitu kesalahan dalam mengambil sistem kehidupan. Karena mengambil sistem kapitalisme lah rakyat Indonsia selalu dirundung malang.
Oleh karena itu, mahasiswa sebagai agen perubahan harus memiliki pemahaman politik yang sahih yang diambil dari sumber-sumber yang sahih pula. Mahasiswa yang sudah terlatih dalam dunia akademisi seharusnya terbiasa menganalisa permasalahan secara mendalam dan obyektif.
Sumber-sumber pemahaman politik yang sahih hanya ada pada Islam yang memposisikan negara sebagai pelayan bagi rakyat. Untuk itu, mahasiswa harus berupaya untuk memahami syariat Islam hingga memperjuangkan penerapan syariat Islam dalam kehidupan bernegara.
Kehidupan bernegara hari ini akan berubah jika umat mau mengubah kepada tatanan kehidupan ke arah yang lebih baik yaitu pada tata kehidupan Islam
Sudah saatnya mahasiswa memimpin rakyat menuju perubahan yang hakiki bukan perubahan parsial yang tidak akan mengubah keadaan.
Wallahu a'lam bishawwab
Post a Comment