Aktivis Dakwah Perindu Perubahan
Beberapa pekan terakhir publik dihebohkan dengan beredarnya nama-nama ustadz yang terindikasi radikal. Ini bukan kali pertama radikalisme menjadi bumbu yang sengaja rakyat dibumbui dengan keterkaitan beberapa ustadz radikal.
Berkaitan dengan dikeluarkan oleh BNPT ciri-ciri radikal, yang kemudian di sebutkan kerap menyudutkan umat Islam. Cap radikal seharusnya tidak hanya condong disematkan pada kaum muslimin, dan seharusnya label tersebut diberikan kepada golongan atau kelompok manapun yang melakukan tindakan kekerasan yang merusak.
Padahal dibanding dengan mengurusi isu radikal, masih banyak permasalahan yang justru butuh perhatian khusus dari rezim. Terlebih lagi dengan kondisi pandemi seperti ini, seharusnya menjadi fokus utama negara guna menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa rakyat, kelangkaan minyak goreng yang hingga saat ini belum juga terpecahkan, kasus korupsi yang telah banyak merugikan negara, KKB dipapua yang telah banyak menewaskan manusia dengan kebrutalannya. Selain itu perekonomian rakyat yang secara langsung terdampak oleh pandemi, harus segera diselesaikan dan dicarikan jalan keluar oleh negara. Bertambahnya jumlah pengangguran secara drastis dan menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi misalnya akan semakin memperburuk kondisi perekonomian rakyat Indonesia. Dan bayang-bayang resesi di Indonesia pun tampaknya semakin tidak bisa dielakkan. Maka bukankah akan lebih baik jika negara lebih banyak menghabiskan waktu dan perhatiannya untuk menyelesaikan berbagai Masalah ketimbang isu radikalisme?
Sedangkan kita melihat dengan jelas bahwa isu radikalisme nyatanya hanya digunakan untuk memojokkan umat Islam dan ajaran Islam. Bahkan rezim saat ini terlihat begitu panik dengan fenomena banyaknya kaum milenial yang justru berbondong-bondong mendalami Islam.
Nampaknya jualan radikalisme yang disematkan rezim tak ayal hanyalah alat gebuk untuk membendung kebangkitan Islam, disamping itu adanya kepentingan segelintir pihak yang tidak menginginkan Islam memimpin dunia, mereka tau betul Islam adalah sebuah ideologi yang kuat yang akan mampu merobohkan ideologi Kapitalisme yang bercokol di berbagai negara. Dengan ide dasarnya yaitu Sekulerisme( memisahkan agama dari kehidupan dan bernegara).
Tak heran para ustadz yang Mukhlis yang seharusnya dari perkataannya dapat memberikan pencerahan dan dapat merubah masyarakat menjadi lebih baik, selalu menegakkan syiar Islam, menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, malahan dilebeli sebagai radikal dan intoleran, bahkan sampai didiskriminasi.
Tak salah jika disebut rezim terjangkit islamophobia, sehingga kemudian berbagai cara pun dilakukan guna membendung kebangkitan Islam, salah satunya dengan menyandingkan kata "radikal".Hukum dipakai sebagai sarana untuk melegalisasi dan melegitimasi tindakan politik dalam memberantas radikalisme.
Padahal upaya meredupkan cahaya Islam tidak akan pernah bisa meraih keberhasilan sebagaimana janji Allah Swt, "Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahayaNya, walau orang-orang kafir membencinya" (QS. Ash-Shaf: 8).
Oleh karena itu, upaya para musuh Allah untuk menghentikan kebangkitan Islam adalah usaha yang sia-sia belaka. Mencegah bangkitnya Islam ibarat meludah ke arah matahari, akan berbalik mengotori wajah-wajah mereka sendiri. Kemenangan Islam tak akan pernah bisa dibendung, karena sesuatu hal yang sudah dijanjikan Allah SWT dan sekaligus sebagai kabar gembira dari Rasulullah Saw untuk seluruh umatnya.
Maka, saudara-saudara sekalian, jadilah AKAR yang gigih mencari air, menembus tanah yang keras demi sebatang pohon.Ketika pohon tumbuh, berdaun rimbun, berbunga indah, menampilkan keelokannya pada dunia dan mendapatkan pujian, AKAR tetap tidak iri. Ia tetap tersembunyi dalam tanah, itulah makna dari sebuah ketulusan dan keikhlasan.
Manusia yang memiliki perpaduan tulus, ikhlas, sabar dan tegar bagai AKAR.
Merekalah orang-orang yang mampu merubah warna zaman.
Yang akan tetap hidup dan menghidupkan.
Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, Tapi ketakutan yang membuat kita sulit.
Karena itu,jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba.
Wallahu a'lam Bishshawwab
Post a Comment