Pegiat Literasi
Siapa yang tak tahu aplikasi trading, Binomo? Iklannya berseliweran di berbagai kanal sosial media, terutama YouTube. Tak sedikit pula, influencer tanah air yang di-endorse oleh aplikasi binary option ini. Konten promosinya bombastis, menggiurkan, dan masyarakat awam yang tak paham soal investasi dan status halal-haramnya, tentu tergoda untuk mencoba dan menginvestasikan uangnya disana. Binomo yang menawarkan kebohongan suskes instan itu, akhirnya terbongkarlah kebusukan bisnisnya dan telah memakan banyak korban. Sebagian besar korban tipu-tipu Binomo, mengaku boncos setelah mengikuti trading disana.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menduga adanya pencucian uang dalam kasus investasi abal-abal, Binomo, yang menyeret 'crazy rich' Medan bernama Indra Kenz. Melalui penelusuran yang dilakukan oleh PPATK terdapat temuan adanya transaksi pembelian aset mewah yang tidak dilaporkan ke lembaganya. Dari tidak adanya laporan inilah, Indra Kenz ditengarai berupaya menyamarkan asal usul dana pembelian barang mewahnya. Akhirnya, 'crazy rich' tersebut ditetapkan sebagai tersangka dugaan penipuan investasi, penyebaran berita bohong, dan pencucian uang. (www.nasional.tempo.co, 6-03-2022)
Korban Tak Hanya Rugi Secara Materi
Dari kasus investasi bodong Binomo ini, terkuak fakta bahwa sistem Kapitalisme telah merusak mental masyarakat dalam menilai sebuah kesuksesan. Kesulitan ekonomi, paham materialisme dan sekulerisme, merupakan kombinasi kerusakan yang diciptakan kapitalisme dan dampaknya membuat masyarakat begitu mudah tergiur untuk bisa meraih sukses duniawi secara instan. Akibat lemahnya iman dan kurangnya pemahaman Islam, aplikasi yang jelas-jelas bathil secara akad karena sarat dengan riba dan perjudian (maisir), tetap saja banyak digandrungi.
Belum lagi trend flexing atau pamer di dunia maya, membuat masyarakat ingin jor-joran dalam hal kemewahan. Padahal bisa jadi kemewahan yang ditampakkan bersumber dari cara-cara haram dan kriminal, seperti yang terjadi pada kasus Indra Kenz.
Selama kapitalisme sekuler mendapat panggung dalam kehidupan ini, investasi yang merugikan masyarakat kecil akan terus bermunculan. Bahkan, negara sendiri juga bisa menjadi pelakunya. Lihat saja BPJS, yang tak ubahnya seperti judi. Rakyat dipaksa untuk membayar premi asuransi tiap bulannya, dan yang tidak ikut akan dipersulit urusannya. Bukannya untuk kemaslahatan rakyat, dana iuran BPJS malah disalahgunakan untuk membangun lapangan golf yang gak ada manfaatnya untuk masyarakat umum.
Berharap pada negara yang memakai sistem demokrasi sekuler untuk memberantas segala praktik bisnis ribawi dan maisir adalah kemustahilan. Sebab sistem inilah yang menjadi pintu masuknya riba dan akad-akad bathil lainnya. Jika pembuatan hukum dan aturan diserahkan kepada manusia, maka keadilan takkan pernah bisa diwujudkan. Setiap manusia punya hawa nafsu dan kepentingan yang berbeda, pengetahuannya pun terbatas, sehingga tak mampu membuat hukum yang adil.
Lalu, sistem apa yang bisa mensejahterakan rakyat secara adil dan tegas membasmi bisnis-bisnis jahat yang merugikan? Jawabannya, tentu kembali kepada hukum yang berasal dari Pencipta manusia itu sendiri. Allah Swt. telah menjamin kebenaran dan kebaikan hukum-Nya dan menantang hukum jahiliah mana yang bisa menandingi-Nya.
Berkah Dengan Syariah
Kesempurnaan hukum Allah terdapat pada syari'at Islam yang memiliki aturan paket lengkap. Segala aspek kehidupan, mulai dari ibadah ritual hingga perekonomian dan perpolitikan, ada panduan lengkapnya. Dalam hal muamalah, termasuk investasi-pun tak ketinggalan. Investasi harus sesuai dengan akad syari, tidak boleh menguntungkan satu pihak dan mendzalimi pihak lain. Keadilan dan keberkahan selalu dijunjung dalam bermuamalah.
Paham-paham yang dapat merusak masyarakat, seperti sekulerisme, kapitalisme, materialisme, liberalisme, dan segala turunannya, sangat bertentangan dengan Islam. Oleh karena itu, negara yang menerapkan syariat Islam kafah akan mencegah isme-isme tersebut menjangkiti umat. Penanaman aqidah yang kuat dan tsaqofah Islam kaffah menjadi hal penting, dan negara Islam berperan untuk mendakwahkannya. Jika umat memiliki aqidah tokoh dan paham syariat Islam, segala bentuk bisnis yang bathil tak akan dilirik. Daulah Islam juga akan menindak tegas jika ada praktik bisnis haram. Tak seperti hukum ala demokrasi, hukum Islam tak pandang bulu dan tak bisa dibeli dengan uang.
Jika ada aturan Islam yang sempurna, kenapa kita masih mempertahankan sistem saat ini yang terbukti merusak? Tidakkah kita punya akal dan keimanan untuk memilih mana yang baik dan terbukti benar? Maka, sudah saatnya kita kembali kepada syari'at Islam dalam naungan Khilafah, agar hidup penuh dengan berkah.
Wallahualam bissawab.
Post a Comment