(pemerhati sosial)
Anggota Satlantas Polres Semarang menggagalkan aksi tawuran yang melibatkan sejumlah siswa SMP, di jalan utama Bawen-Salatiga, di wilayah Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Senin (14/2) petang. Delapan siswa SMP diamankan berikut sejumlah peralatan yang diduga akan digunakan sebagai senjata dalam aksi tawuran ini. Beberapa di antaranya adalah senjata tajam (sajam) jenis sabit dan sabuk gir sepeda motor.
Pada abad ke-21 ini, pergaulan remaja memasuki fase mengkhawatirkan. Arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang kian pesat menjadi faktor yang dapat merusak kepribadian seorang anak remaja. Sebab era yang semakin maju membuat pengaruh yang sangat tinggi. Dapat dibayangkan dengan kemajuan teknologi yang pesat, siapa saja dapat menggunakan internet tanpa ada batasan apapun. Tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak dibawah umur dapat mengakses internet tanpa pengawasan orang tua.
Namun hal ini, dapat diatasi dengan melakukan pencegahan dan lebih memperkenalkan remaja dengan akhlak dan agama.
Lalu bagaimana pergaulan bebas dalam pandangan islam?
Pergaulan bebas dalam islam tentu merupakan suatu hal yang sangat dilarang. Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya untuk melakukan hal-hal yang dilarang-Nya. Salah satunya pergaulan bebas tersebut. Islam telah mengatur etika pergaulan remaja, yang terdapat dalam hadits dan firman Allah SWT. Sebagai berikut :
Allah Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka lakukan, maka orang-orang yang menyakiti itu menanggung kebohongan dan dosa yang nyata.” (al-Ahzab: 58)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Orang-orang yang menganiaya itu tidak mempunyai penolong". (al-Haj:71).
Dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling durhaka kepada Allah ada tiga: Orang yang membunuh di tanah haram, orang yang membunuh, dan orang yang membunuh karena balas dendam jahiliyyah." Hadits shahih riwayat Ibnu Hibban.
Beginilah potret pendidikan dalam sistem sekularisme saat ini, pendidik di sekolah-sekolah negeri lebih mementingkan ilmu-ilmu umum ketimbang dengan ilmu agama dan akhlak, sehingga siswa-siswa didalamnya selalu bertindak sesuai dengan akal dan nafsu mereka sendiri tanpa memikirkan dampak perbuatannya dikemudian hari.
Mengapa remaja-remaja anarkis?
Yah sudah pasti karena mereka tidak dididik menjadi insan yang bertakwa, baik dilingkungan keluarganya maupun dilingkungan sekolah dan masyarakat, sehingga mereka tidak mampu untuk memilah-milah mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang hanya akan menimbulkan keburukan untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Faktor penyebab terbesar siswa-siswa selalu ikut tawuran dan salah pergaulan adalah sistem pendidikan dalam negeri ini yang sangat jauh dari perbaikan iman dan akhlak sehingga mereka bebas berbuat semaunya. dengan kurangnya pemahaman agama tersebut, dikarenakan kurikulum pendidikan yang kurang maksimal dalam penataan iman dan akhalak. belajar agama disekolah umum hanya dua jam dalam sepekan, waktu yang singkat tidak cukup untuk memperbaiki pemikiran dan akhlak mereka.
Faktor lingkungan dan keluarga juga mempengaruhi karakter anak, sehingga memang sudah seharusnya dalam keluarga dan lingkungan tempat tinggal sudah terpahamkan tentang ilmu agama.
Jika pemahaman agama hanya didapat didalam keluarga saja, namun tidak pada lingkungan atau sekolah, maka percuma saja karena pada faktanya tempat bergaul anak-anak tidak terterapkannya nilai-nilai agama, maka sama saja kesia-siaan karena anak-anak pun butuh pergaulan dan pergaulan yang seperti apa? Tentu dengan pergaulan yang baik dan sehat.
Apakah iya? Jika sistem saat ini mampu memberikan pendidikan yang layak dan penuh dengan nilai-nilai agama didalamnya? Tentu sangatlah jauh dari kemungkinan tersebut karena negara kita ini menganut sistem kapitalisasi dimana sekolah-sekolah yang dianggap mampu untuk membimbing generasi kita harus membayar dengan biaya mahal dikarenakan sekolah tersebut bukanlah milik negara tetapi milik individu atau yayasan, padahal dalam Islam sistem pendidikan itu seharusnya gratis karena dibiayai oleh kholifah, Sedangkan sekolah yang digratiskan pemerintah saat ini hanyalah sekolah yang minim ilmu agamanya, sekolah yang hanya mementingkan pengetahuan umum saja.
Orang tua sebagian besar lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya di sekolah negeri karena mereka merasa lebih mudah dan biayanya relatif murah dan sebagian lagi beranggapan bahwa sekolah-sekolah negeri akan melahirkan insan yang sukses duniawinya, padahal dalam Islam sukses dunia belum cukup bagi seorang anak untuk membahagiakan kedua orang tuanya karena orang tua juga ingin bahagia dunia hingga akhirat dengan kesholehan anak-anaknya.
Sistem pendidikan didalam islam lebih maksimal hasilnya pada generasi penerus kita karena sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah azza wajalla. Sistem pendidikan yang dibangun secara menyeluruh baik didalam keluarga, masyarakat maupun negara. Wallahu a'lam.
Post a Comment