Baru–baru ini, media sosial dihebohkan dengan adanya kasus pelarangan hijab Muslimah di Karnataka, India. Terlebih pada semua lingkungan pendidikan, sekolah maupun kampus baik tenaga pengajar perempuan atau pelajar dan mahasiswi. Mereka semua dipaksa untuk melepas hijabnya ketika memasuki lingkungan kampus ataupun sekolah. Dari isu yang beredar, pelarangan tersebut merupakan intruksi dari Kementerian Pendidikaan India. (news.okezone.com)
Sebenarnya, bukan hanya pelarangan hijab saja tetapi mereka juga mengalami pelecehan dan intimidasi dari warga Hindu. Dengan sejumlah pemberitaan dan video yang beredar, memperlihatkan berbagai persekusi yang dilakukan warga Hindu terhadap kaum Muslimah India. Hal ini lumrah terjadi sebab Muslim di India adalah Muslim minoritas. Jangankan minoritas, Muslim mayoritaspun ada juga yang mengalami intimidasi atau persekusi baik orangnya (Muslim) maupun ajarannya, yang dilakukan oleh non-Muslim bahkan Muslim itu sendiri yang phobia terhadap Islam.
Kasus pelecehan terhadap Muslim ataupun ajarannya akan terus terjadi selama sistem yang dianut adalah bukan dari sistem Islam. Inilah yang menjadi akar permasalahannya. Bisa dilihat sendiri Demokrasi yang menaungi pemerintahan dibanyak Negara tidak dapat menyelesesaikan problematika ini secara tuntas. Bahkan solusi yang ditawarkan tidak memberikan kemaslahatan pada umat. Kalaupun ada kemaslahatan, itu hanya dirasakan oleh segelintir orang yang berpihak terhadap pemerintah atau para pemilik modal. Hukum yang ditegakkan dalam sisem inipun benar-benar tidak memberikan efek jerah bagi orang-orang yang suka menindas Muslim maupun ajarannya. Tidak dapat dipungkiri lagi, sebab hukum yang dibuat oleh sistem ini berasal dari manusia yang memiliki keterbatasan. Jadi tak heran bila selalu ada problematika yang menimpa umat saat ini.
Berbeda halnya dengan sistem Islam yang hukumnya bukan berasal dari manusia, melainkan dari Allah SWT sebagai sang Khaliq (pencipta) sekaligus Al-Mudabbir (pengatur), sehingga hukum yang diterapkan dapat memberikan efek jerah bagi siapa saja yang melanggar aturan-Nya. Kita bisa melihat ke belakang ketika sistem Islam masih tegak, bagaimana Muslimah diperlakukan dengan sangat mullia saat itu. Salah contohnya, pada masa kepemimpinan Rasulullah SAW. Di Madinah, pernah terjadi seorang Muslimah yang tengah berbelanja di pasar Yahudi disingkap pakaiannya oleh seorang Yahudi dari Bani Qainuqa. Seketika seorang pedagang Muslim melakukan pembelaan terhadap Muslimah tersebut, namun pedagang Muslim tersebut lalu dibunuh beramai-ramai oleh para Yahudi lainnya. Rasulullah SAW. yang mendengar peristiwa itu menjadi murka, sehingga beliau langsung mengirimkan pasukan untuk menghukum Bani Qainuqa. Kaum Muslim mengepung benteng Yahudi Bani Qainuqa selama 15 hari 15 malam. Akhirnya mereka menyerah dan diusir dari Madinah. Demikianlah, ketegasan Rasulullah SAW. sebagai kepala Negara Madinah saat itu terhadap kaum Yahudi yang menista kaum Muslim atau Muslimah.
Seperti inilah seharusnya ketegasan seorang pemimpin dalam melawan kebathilan. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Sungguh Imam (Khalifah) itu (laksana) perisai; orang-orang akan berperang di belakang dia (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR.al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Abu Daud dan Ahmad). Namun ketegasan seperti ini tidak akan dijumpai kecuali dalam naungan sistem Islam kaffah. Yang demikian itu akan menciptakan suanana kerukunan umat beragama, dengan tetap mempersilahkan umat beragama lain beribadah dan hidup sesuai dengan keyakinan agama mereka.
Wallahu a’lam bi ash-shawwab ||
Post a Comment