TUDUHAN RADIKALISME DAN ISLAMOPHOBIA UNTUK SIAPA


Oleh Khantynetta

Kepala BNPT Boy Rafli Amar yang menyatakan 189 Ponpes terafiliasi pernyataan tersebut spontan menuai kecaman dan polemik.

BNPT juga berencana melakukan pemetaan terhadap mesjid--mesjid. Lagi--lagi  demi mencegah  radikalisme .Sebelumnya terjadi razia oleh Densus 88 terhadap ratusan kotak amal yang di tuding terkait pendanaan terorisme/ radikalisme .Kemenag sebelumny juga rajin bicara tentang pentingnya moderasi agama, yang tentu tidak jauh dari niat melawan  radikalisme. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) baru--baru ini menerbitkan buku yang intinya juga perang melawan radikalisme .Pada saat yang sama keganasan KKB di Papua yang bahkan telah membunuh puluhan anggota TNI juga warga Sipil tidak di anggap sebagai teroris. Mereka bahkan diklaim sebagai saudara.

Miris, mesjid dikenal sebagai tempat ibadah kaum muslim, kenapa saat ini dituduhkan dengan tuduhan tempat penyebaran paham radikalisme .Sungguh tuduhan yang sangat tidak mendasar, karena tuduhan yang tidak cukup bukti itu sungguh menyakitkan.Mengapa isu radikalisme terus di gaungkan, benarkah ia merupakan masalah mendasar bangsa ini. 

Bak lagu lama isu radikalisme terus di suarakan berulang--ulang. Seolah--olah radikalisme adalah penyebab semua kerusakan yang terjadi di  negeri ini. Padahal jika di telah permasalahannya dinegeri ini yang tak kunjung selesai karena para penguasa tidak serius mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.

Sebagai umat muslim kita seharusnya menyadari bahwa pada kenyataannya isu radikalisme menyasar umat Islam dengan tujuan membungkam dakwa, serta secara bertahap menjauhkan umat dari ajaran Islam yang sebenarnya,  sehingga akhirnya muncul islamofobia. Jika terjadi target ini berhasil. Maka jelas yang diuntungkan adalah  imperialis dan antek-anteknya dan tentu ini bukanlah solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh rakyat di negeri ini. 

Tentu saja yang dibutuhkan oleh rakyat saat ini adalah solusi nyata dan tuntas, bukan buaian isu radikalisme. Pemerintah seharusnya fokus menyelesaikan segudang permasalahan yang terjadi seperti karut--marut penanganan pandemi yang tak kunjung usai, naiknya harga bahan-- bahan pokok, tindak pidana korupsi, kasus kekerasan seksual, hutang negara yang kian menumpuk dan masih banyak lagi. Ditambah adanya praktek Oligarki yang semangkin menggurita dinegeri ini.
Karena itu sudah seharusnya kaum Muslim tidak terkecoh. Isu radikalisme tidak menggambarkan fakta dan peristiwa yang sesungguhnya. Isu ini jelas lebih bernuansa politis. Tujuannya adalah untuk memperkokoh rezim dan melemahkan sikap kritis umat Islam.

Dengan dalih untuk mencegah radikalisme, berbagai pihak kemudian mengkampanyekan moderasi agama. Moderasi agama secara garis besar adalah paham keagamaan yang moderat. Moderat sering dilawankan dengan radikal. Kedua istilah ini bukanlah istilah ilmiah, tetapi  merupakan istilah politis. Kedua istilah ini memiliki maksud dan tujuan politik tertentu. Sebabnya, moderat adalah paham keagamaan (Islam) yang sesuai selera Barat sesuai dengan nilai-nilai Barat. Sebaliknya, radikal adalah paham keagamaan (Islam) yang dilekatkan pada kelompok-kelompok Islam yang anti Barat. Mereka adalah pihak yang menolak keras sekularisme. Mereka inilah yang menghendaki penerapan syariah Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan. 

Sejak Peledakan Gedung WTC 11 September 2001, AS telah memanfaatkan isu terorisme sebagai bagian dari skenario globalnya untuk melemahkan Islam dan kaum Muslim. Untuk itu, para peneliti kemudian menganjurkan beberapa pilihan langkah bagi AS. Salah satunya adalah mempromosikan jaringan ”Islam moderat” untuk melawan gagasan-gagasan “Islam radikal”. 
Alhasil, isu radikalisme sesungguhnya isu global. Isu ini merupakan kelanjutan dari isu terorisme yang telah gagal dalam mencapai tujuan negara-negara Barat, khususnya AS, untuk melumpuhkan perlawanan umat Islam terhadap penjajahan Barat.

*Sikap Umat Islam*

Allah SWT berfirman:

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sementara Allah enggan kecuali menyempurnakan cahaya-Nya meski orang-orang kafir tidak menyukainya (QS at-Taubah [9]: 32).

Melalui ayat ini Allah SWT mengingatkan kita bahwa musuh-musuh Islam tidak pernah melewatkan satu pun kesempatan yang dapat mereka gunakan untuk menyerang Islam dan Kaum Muslim. Semuanya demi suksesnya tujuan besar mereka: melenyapkan Islam hingga dari akar-akarnya. 

Karena itu kaum Muslim tak boleh kendor. Tak boleh menjadi lemah. Tak boleh takut. Tetap harus berani. Tetap harus kuat, bahkan lebih kuat dalam melakukan perlawanan terhadap rezim anti Islam. Tentu tanpa harus melakukan aksi--aksi kekerasan

Ingatlah, makhluk itu fana. Kekuasaan mereka pun akan binasa. Sebaliknya, Allah SWT sebaik-baiknya Pelindung (wa kafâ biLlâhi nashîr[an]) dan sebaik-baiknya Pemelihara (wa kafâ biLlâhi wakîl[an]).

WalLâhu a’lam bi ash-shawâb..

Post a Comment

Previous Post Next Post