Omicron Mengintai, Cukupkah Dengan Solusi Vaksin?


Oleh : Cia Ummu Shalihah 
(Pemerhati Sosial) 


Kasus Omicron makin meluas, tidak terkecuali di negeri +62. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, per 14/1/2022 kemarin, pasien Corona varian baru mencapai 572 kasus. Dalam satu hari, terdapat 66, 33 kasus, yang berasal dari perjalanan luar negeri dan sisanya transmisi lokal. (Detik Health, 14/1/2022)

Wakil Presiden Ma'ruf Amin ingin vaksin Covid-19 buatan dalam negeri dirampungkan menyusul merebaknya varian Omicron di Indonesia dan dunia.

Di sisi lain, pemberian vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat juga harus diakselerasi untuk kategori anak-anak dan lansia. 

“Saya mohon perhatian yang keempat juga terkait laporan percepatan vaksinasi. Vaksinasi booster sudah mulai dilaksanakan,” tutur Wapres saat memimpin ratas PPKM, Senin (24/1/2022).

Rakyat Bukanlah Kelinci Percobaan

Jika pemegang kebijakan tidak segera mengambil sikap tegas, bukan tidak mungkin kejadian Covid-19 selama dua tahun itu akan terulang. Mengambil satu kebijakan, menutupi dengan kebijakan lain, begitu seterusnya. Ujung-ujungnya rakyat yang jadi korban.

Andai penguasa dapat memahami bahwa rakyat adalah manusia dan amanah yang harus mereka jaga dan tidak layak menjadikan rakyat sebagai kelinci percobaan. Mereka adalah tanggung jawab yang akan dimintai pertanggungjawaban.

Solusi Islam Atasi Pandemi

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari).

Keselamatan rakyat adalah hal paling utama. Oleh karena itu, pemimpin seharusnya mengambil kebijakan tepat. Khalifah Umar bin Khaththab ra. mengambil hadis di atas sebagai landasan memegang kebijakannya untuk menutup pintu negeri Syam ketika terjadi wabah Thaun. Seyogianya para pemegang kebijakan mencontoh keputusan Khalifah Umar.

Jadi, seorang pemimpin tidak boleh mementingkan masalah ekonomi semata saat wabah sedang mengintai rakyat. Perekonomi  dapat diperbaiki, tetapi nyawa rakyat tidak bisa dibeli.

Pemimpin harus mengerahkan usaha sungguh-sungguh dalam menangani pandemi. Bukan hanya mengoptimalkan salah satu langkah saja, seperti hanya fokus pada vaksinasi, melainkan harus mementingkan segala aspek. 

Wallahu a'lam

Post a Comment

Previous Post Next Post