Omicron Mengganas, Fasyankes Jebol Lagi?




Oleh Juniwati Lafuku, S. Farm. 
(Pemerhati Sosial) 


Setelah varian Delta menyebabkan fasilitas kesehatan di Indonesia mengalami kolaps, kini muncul varian Omicron yang mulai mengganas. Meski memiliki resiko yang relatif rendah dari varian Delta, namun varian Omicron dapat meningkatkan jumlah penderita Covid-19 di tanah air. Tentu saja hal ini tidak boleh dianggap remeh. 

Lonjakan Kasus Harian 

Memasuki tahun 2022, Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam mengatakan, secara umum permasalahan kesehatan Indonesia masih didominasi persoalan Covid-19.

Kesiapan sektor kesehatan dalam menghadapi virus varian baru perlu di ugrade dari sisi keterbatasan big data, bahan baku obat, reagen dan alat kesehatan yang sebagian besar masih impor. 

Ketersediaan tenaga medis, terutama dokter spesialis masih kurang. Sebaran dokter juga masih menumpuk di kota-kota besar. 

Namun di tengah kondisi pandemi, 39 lembaga riset di pemerintahan akan dilebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Salah satu yang paling menyorot perhatian publik beberapa waktu terakhir adalah Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman. 

World Health Organization (WHO) membuat perbandingan angka penularan, 90 juta kasus Covid-19 global pertama terjadi dalam 1 tahun namun kini (di awal tahun 2022) 90 juta kasus Covid-19 terakhir terjadi dalam 10 hari. (WHO/2/2/2022)

Di Indonesia, lonjakan kasus Covid-19 harian melewati angka 10.000 setidaknya dalam empat hari terakhir. (Detikcom, 3/2/2022). Beriringan dengan aktivitas masyarakat yang mulai normal, justru angka penularan meningkat tajam. 

Pemerintah sendiri telah melakukan antisipasi dalam menghadapi varian Omicron dengan mempersiapkan tempat tidur isolasi yang sudah siap pakai berjumlah 70.641. Kapasitas nasional tempat tidur isolasi sebanyak 120 ribu sampai 130 ribu.

Selain itu, pemerintah juga sudah menyiapkan jutaan stok obat-obatan untuk tiga bulan ke depan  Di antaranya Oseltamivir sebanyak 13 juta kapsul, Favipiravir 91 juta tablet, Remdesivir 1,7 juta vial, Azithromycin 11 juta tablet, dan multivitamin 147 juta.

Pandemi Sebagai Lahan Bisnis

Saham emiten pengelola rumah sakit (RS) dan farmasi kembali menguat pada awal perdagangan Rabu (2/2/2022) seiring kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai 16 ribu kasus, tertinggi setidaknya sejak lima bulan lalu.

Berikut saham-saham RS yang menguat, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sarana Meditama Metropolitan (SAME), Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ), 
Metro Healthcare Indonesia (CARE), Royal Prima (PRIM), Medikaloka Hermina (HEAL),
Bundamedik (BMHS).
Kemudian, saham-saham farmasi yang menghijau antara lain Kalbe Farma (KLBF), 
Merck (MERK), Indofarma (INAF), Darya-Varia Laboratoria (DVLA), Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), Kimia Farma (KAEF) dan Tempo Scan dan Pacific (TSPC). (CNBC Indonesia, 2/2/2022) 

Penuntasan pandemi cenderung lama. Karena tenyata banyak pihak yang masih mengambil untung. Sebut saja para pemenang saham di sektor kesehatan yang terus meraup untung dalam penjualan alkes maupun vaksin. Apalagi dengan terus bermutasinya varian baru, tentu pemerintah harus semakin dalam merongoh kocek untuk memperkuat tim satgas Covid-19 di dalam negeri mulai dari rumah sakit hingga para relawan di lapangan. 

Tak hanya itu, inkonsistensi pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat terutama aktivitas bepergian ke luar negeri, semakin membuka peluang bagi masuknya virus dengan varian baru. 

Jadi, untuk apa menyiapkan fasilitas kesehatan untuk antisipasi lonjakan kasus, jika pintu masuknya virus masih terbuka lebar? 

Ketegasan dan keseriusan pemerintah menjadi hal yang begitu mahal dalam penuntasan penularan. Bukan hanya mementingkan para kapitalis pemegang saham dan tidak memprioritaskan nyawa masyarakat. 

Syariah Islam Menjaga Nyawa Manusia

Salah satu tujuan diterapkannya Syariah Islam adalah untuk menjaga nyawa (Hifzun Nafs). Membunuh satu nyawa tanpa alasan yang haq sama dengan membunuh manusia seluruhnya.

"..Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya..” (TQS al-Ma’idah: 32)

Negara dan aparaturnya bertugas untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Mereka menjadi pelayan umat, memelihara urusan umat layaknya seorang ibu mengurus dan mengasuh anak-anaknya dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. 

Dalam kondisi pandemi negara akan melakukan lockdown terhadap wilayah yang terkena wabah. Mencegah orang yang ada di dalam wilayah tersebut keluar dan melarang orang luar untuk masuk ke dalamnya. 

Konsep ini sudah diterapkan sejak masa kepemimpinan Umar bin Khattab ra hingga daulah khilafah yang terakhir di Turki. Inovasi dan pengembangan sumber daya obat juga tumbuh pesat beririangan dengan kemajuan dunia pendidikan pada masa itu. Ilmuan Muslim mendedikasikan hasil penelitiannya untuk kemaslahatan umat manusia, mencegah mudharat dan menopang kedaulatan negara agar tidak bergantung pada negara lain. 

Wallahu a'lam bishawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post