Oleh : Ilvia Nurhuri
Mahasiswi dan Aktivis Dakwah
Virus baru bernama Omicron yang kini sudah terdeteksi di Indonesia rupanya membuat masyarakat merasa was-was, karena bukan tak mungkin kasus virus ini kemungkinan besar akan terus melambung tinggi jika tak ada tindakan sigap dari pemerintah. Namun rupanya pemerintah sudah menyiapkan langkah untuk menghadapi virus baru ini.
Dikutip dari Republika.co.id, (23/01/2022) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sistem kesehatan nasional saat ini telah siap menghadapi lonjakan kasus akibat varian Omicron. Namun, ia menekankan langkah preventif dari kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci utama untuk menekan laju penularan. Luhut juga mengatakan bahwa pemerintah melakukan berbagai langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi lebih landai dibandingkan negara lain. Dengan demikian, kenaikan kasus pun tak akan membebani sistem kesehatan nasional. Luhut menekankan, upaya penegakan protokol kesehatan dan akselerasi vaksinasi menjadi sangat penting. Selain itu, kata dia, upaya pengetatan mobilitas masyarakat akan menjadi opsi terakhir yang akan dilakukan untuk memperlambat laju penularan kasus.
Tak dipungkiri Indonesia adalah negara yang mengalami lonjakan virus paling tinggi, dikutip dari kompas.com (23/01/2022) tercatat kasus baru positif covid-19 berturut-turut sebanyak 1.362 pada Selasa (18/1/2022) disusul Rabu (19/1/2022) dengan 1.745 kasus baru infeksi virus Corona. Sehari berselang, Kamis (20/1/2022) angka penyebaran tembus 2.000 kasus dalam sehari dengan penambahan 2.116 kasus.
Adapun kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk menghadapi virus baru ini adalah dengan menyiapkan obat-obatan dan menggencarkan vaksinasi. Luhut menuturkan, bahwa “kesiapan menghadapi Omicron ini sudah sangat terkendali tetapi tetap dengan kehati-hatian. Mulai dari vaksinasi terus digencarkan. Kemudian, obat dan rumah sakit telah disiapkan. Semua yang dibutuhkan untuk itu kita sudah siapkan. Jadi, jauh lebih siap dari kejadian pada Juni tahun lalu."
Langkah yang disiapkan pemerintah dalam menghadapi kemungkinan lonjakan virus varian baru Omicron hanya mengandalkan kesediaan obat-obatan dan vaksinasi semata.
Padahal seharusnya pemerintah juga memerhatikan mitigasi dari sektor lain seperti pariwisata dan ekonomi. Sudah diketahui bahwa virus Omicron ini telah menyebar luas di 150 negara dan telah mencapai 428,65 kasus. Akan tetapi, pemerintah baru saja mengambil tindakan mencabut larangan masuk kedatangan WNA dari 14 negara yang telah diterapkan sejak 30 November 2021 lalu. Pembatasan ini dinilai pemerintah akan menyulitkan pergerakan dan stabilitas ekonomi negara, padahal di tengah virus yang merebak ini seharusnya pemerintah fokus pada penanganan kasus virus yang melonjak dan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang memadai , mudah diakses dan tentu mudah dijangkau semua masyarakat, bukan kepada yang fokus yang lain apalagi memikirkan kepentingan materi.
Alhasil, inilah bukti penanganan pandemi di bawah sistem Kapitalisme. Diduga bahwa negara tidak lagi berperan sebagai “protektor” rakyat, yang dimimpikan oleh rakyatnya akan melindungi kesehatan masyarakat dan memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan ekonomi selama pandemi terjadi, akan tetapi nyatanya negara hanya bertindak sebagai penyedia yang kebijakannya sesak dengan kepentingan kapitalis.
Dengan begitu, saat ini pastinya dunia sangat membutuhkan sistem terbaik yang mampu bertahan di tengah wabah yang berkecamuk.
Sistem itu ialah sistem Islam, sistem Islam yang berasal dari Sang Pencipta Alam Semesta yaitu Allah Swt. Dalam Islam, sangatlah wajib mengutamakan kesehatan masyarakat bukan mengutamakan aspek ekonomi. Di mana pemerintah akan memisahkan orang sehat dari orang sakit, mengadakan tes massal kesehatan secara gratis. Jika ada kasus yang terinfeksi, negara akan mengurus pengobatannya hingga sembuh.
Dalam Islam, pemimpin akan berupaya semaksimal mungkin menutup wilayah sumber penyakit sehingga penyakit tidak akan mudah menyebar dan bagi wilayah yang tidak terinfeksi virus dapat menjalankan aktivitasnya secara normal, pemerintah juga akan menjamin seluruh kebutuhan pokok rakyatnya.
Tak hanya itu, dalam sistem Islam pemimpin menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan yang cukup, memadai, dan mudah dijangkau tanpa mendzalimi tenaga medis. Bahkan, dalam Islam pemimpin mendukung penuh dengan menyediakan dana yang cukup untuk melakukan riset, produksi obat dan vaksin.
MashaAllah, itulah solusi yang akan diberikan Islam kepada umat yang tengah dilanda pandemi saat ini.
Wallahu'alam bishawab.
Post a Comment