DERITA MUSLIMAH DI INDIA, KHILAFAH SOLUSINYA


By ; Ummu Nahla Tanjung

Kebencian kaum kafir kepada Islam dan kaum Muslim sudah nyata adanya sejak zaman dahulu. Mereka berkeinginan untuk menghilangkan keberadaan Islam dan kaum Muslim dari peradaban dunia. Kebencian ini tentu saja masih berlanjut hingga hari ini. Terlebih di saat kaum Muslim terpecah belah dan tak memiliki perisai penyatu kehidupan mereka. 

India menjadi salah satu daerah di mana kaum Muslim menjadi minoritas. Sejak lama pula, keberadaan Muslim India mendapatkan perlakuan diskriminatif, baik dari pemerintah itu sendiri dan juga komunitas Hindu dan para pemukanya. Bahkan, sering kali mereka menampakan kebencian ini secara nyata di rumah publik. Salah satunya adalah apa yang terjadi dalam satu video yang tersebar berisikan anjuran untuk melakukan genosida terhadap komunitas Muslim India di awal bulan Desember tahun lalu.

Walaupun, pemerintah India melalui Mahkamah Agungnya telah memberikan reaksi dengan  melakukan penyelidikan terhadap provokasi yang dilakukan para pemuka Hindu ini, namun hal ini masih hanya sebatas pada proses penyelidikan. Belum ada upaya penangkapan orang-orang yang dilaporkan telah melakukan provokasi ini.

Sungguh ironis sebuah negara tidak bisa menjaga hak asasi manusia (HAM) Muslim di sana. Hijab adalah bagian dari syariat Islam. Yang diwajibkan memakainya adalah seorang Muslim. Lalu, mengapa pemerintah India melarang Muslimah memakainya ketika sekolah? Padahal, namanya negara wajib memberikan pendidikan kepada rakyatnya?

Patut diduga apa yang dilakukan oleh pemerintah India adalah bentuk rasisme. Rasisme adalah perbedaan perilaku dan ketidaksetaraan berdasarkan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) dan asal-usul seseorang yang membatasi atau melanggar hak dan kebebasan seseorang. 

Merespons maraknya persekusi terhadap Muslimah yang berhijab di India, pakar liguistik Amerika, Noam Choamsky menyebutkan negara India kini sedang dilanda penyakit Islamofobia yang mematikan 
"Islamofobia sekarang menjadi penyakit mematikan yang melanda negara India. seperti halnya penyakit ini juga sedang meningkat di Barat. Sebanyak 250 juta jumlah Muslim di India menjadi target persekusi karena berposisi sebagai minoritas,

 Muslim India adalah warga minoritas. Di negara bagian Karnataka jumlah muslim hanya 12 persen dari seluruh warga. Pemerintah Karnataka diketahui diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP)/Perdana Menteri Narendra Modi. Secara nasional, kaum muslim memang kelompok minoritas di India. Populasi muslim di India hanya 15 persen dari populasi atau hanya sekitar 200-an juta orang dari 1,39 miliar orang India. Meski menjadi agama terbesar kedua setelah Hindu, muslim di India telah menjadi salah satu kelompok minoritas yang tertindas terbesar di dunia.

Perdana Menteri India Narendra Modi yang beragama Hindu telah sengaja menjadikan muslim sebagai sasaran peraturan yang dia buat; mulai dari yang berujung pada hukuman penjara hingga diusir dari India. Pada Desember 2019 India mengeluarkan rancangan undang-undang kewarganegaraan yang menolak mengakui warga muslim sebagai penduduk India. RUU tersebut memicu kemarahan dan protes serta tindakan kekerasan selama berbulan-bulan.

Pada 2019, sebuah laporan menyebutkan bahwa lebih dari 90 persen korban kekerasan di India dalam 10 tahun terakhir adalah muslim. Namun, para pelaku kekerasan tersebut rata-rata bebas dari hukuman. Ada dugaan rangkaian kekerasan tersebut mendapatkan dukungan politik dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Modi.
Masjid-masjid di India juga sering mengalami penyerangan seperti disemprot dengan kotoran sapi. Kaum muslim pun sering dipaksa mengucapkan puji-pujian kepada dewa-dewa mereka, yang jadi slogan partai Hindu yang berkuasa di India. Tempat usaha dan kediaman warga muslim sering jadi sasaran serangan sehingga memaksa sebagian warga muslim mengungsi ke tempat lain.

Karena itu kekerasan dan intimidasi yang dialami muslimah di Negara Bagian Karnataka sesungguhnya hanyalah bagian dari rangkaian gelombang kezholiman bagi umat Islam, Tragisnya, muslim India nyaris tidak mendapatkan perlindungan dari negara, juga dari lembaga-lembaga dunia, termasuk dari para pemimpin Dunia Islam.
Dalam hal ekonomi, Afghanistan berada pada kondisi krisis parah dimana bank bank telah kehabisan uang tunai, dan para pegawai negeri tidak pernah digaji selama berbulan-bulan. Pendapatan keluarga pun hilang. Pembekuan miliaran dolar aset Afghanistan oleh Amerika Serikat dan penghentian bantuan dana oleh lembaga keuangan internasional telah menyebabkan hampir runtuhnya ekonomi Afghanistan. 

PBB menyampaikan, sekitar 22 juta orang, lebih dari setengah populasi Afghanistan, menghadapi kelaparan akut. Diperlukan bantuan hampir USD 5 miliar untuk mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan. Namun sanksi Barat telah menghentikan bantuan internasional seperti yang terpaksa dilakukan oleh NGO (merdeka.com).

Krisis Afghanistan bukanlah hal baru. Dunia harus ingat bahwa ekonomi mereka memang sudah rapuh karena dirusak oleh peperangan dan pendudukan selama puluhan tahun, dan itu oleh siapa? Ya, Amerika. Tidak hanya aspek ekonomi, intervensi barat selama 2 dekade  ini telah memakan banyak korban jiwa, baik dari kalangan sipil maupun militer. 
PBB melaporkan, sekitar 43% korban dari kalangan sipil adalah perempuan dan anak-anak. Dikutip dari DISEMUA.COM, menurut penelitian dari Action on Armed Violence,  pada tahun 2020 ada lebih banyak warga Afghanistan terbunuh oleh alat peledak dibandingkan oleh negara manapun di dunia.

Semua keterpurukan bermula ketika Barat melakukan intervensinya atas negeri Islam. Keterpurukan Afganistan berlanjut ketika Taliban menetapkan aturan Islam dengan interpretasi kaku atas nama negara.  Dilansir dari Republika.co.id, pada 16 Desember tahun lalu, puluhan perempuan Afghanistan di Kabul menggelar unjuk rasa untuk menuntut hak atas pendidikan, pekerjaan, dan perwakilan politik dari pemerintahan Taliban. Pada 16 Januari kemaren, puluhan perempuan Afghanistan kembali menggelar demonstrasi untuk menuntut hal yang sama. 

hari ini kaum muslim juga terkerat-kerat oleh batas-batas teritori negara mereka masing-masing. Hati dan pikiran mereka juga terbelenggu oleh paham kebangsaan. Paham ini menjadikan umat dan para pemimpin mereka tidak punya kepedulian dan enggan menolong saudara-saudara mereka yang tertindas.

Mereka juga lebih takut dengan aturan internasional soal larangan intervensi terhadap negara lain. Padahal saudara mereka seiman terzalimi di sana.

Beda dengan negara-negara imperialis seperti AS, Inggris, atau Prancis. Mereka bisa leluasa mengintervensi bahkan melakukan invasi militer ke negeri-negeri kaum muslim seperti ke Irak, Afganistan dan Suriah.

PBB atau badan dunia mana pun tidak mencegah mereka. Para penguasa Dunia Islam juga tak memprotes atau menahan mereka. Akibatnya, pasukan imperialis Barat leluasa menjarah, menangkapi, menyiksa bahkan melakukan pembantaian terhadap penduduknya sesuka mereka.

 SOLUSI ISLAM
Penderitaan yang dialami kaum muslim, khususnya muslimah di India, haruslah menjadi bagian dari derita kita. Jangan lupa, kaum muslim itu bersaudara. Laksana satu tubuh. Satu sama lain saling terhubung. Satu sama lain bisa merasakan derita bersama-sama. Nabi saw. bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Kaum mukmin itu—dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi—bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan demam (turut merasakan sakitnya).”(HR Muslim)

Allah Swt. telah memerintahkan umat muslim untuk senantiasa memberikan bantuan manakala saudaranya membutuhkan pertolongan. Allah Swt. berfirman,
وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ
“Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan.” (QS al-Anfal [8]: 72)
Menolong sesama muslim yang dianiaya adalah fardu kifayah. Haram berdiam diri saat melihat saudara seiman terzalimi. Kewajiban ini baru tuntas saat mereka yang terzalimi mendapat perlindungan sempurna.

Nabi mengingatkan, tidaklah seorang muslim membiarkan penganiayaan terhadap sesama muslim melainkan Allah Swt. pun akan membiarkan mereka terzalimi pula. Nabi saw. bersabda,
مَا مِنْ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا عِنْدَ مَوْطِنٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ. وَمَا مِنْ امْرِئٍ يَنْصُرُ مُسْلِمًا فِي مَوْطِنٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ
“Tidaklah seseorang membiarkan (tidak menolong) saudaranya sesama muslim dalam kondisi kehormatannya sedang dilanggar dan harga dirinya direndahkan, kecuali Allah akan membiarkan (tidak menolong) dia saat dia ingin ditolong. Tidaklah seseorang menolong seorang muslim pada saat harga dirinya direndahkan dan kehormatannya dilanggar, kecuali Allah akan menolong dia saat dia ingin ditolong.” (HR Ahmad)
Perempuan Afghanistan tidaklah membutuhkan solusi parsial dengan interpretasi Islam yang kaku. Bukan pula Islam yang bebas sebagaimana pengaruh intervensi Barat. Akan tetapi memerlukan Islam dengan ajarannya menyeluruh yang memuliakan perempuan. 

Semua ini bukan cerita fiksi atau imajinasi. Namun pernah terjadi selama 1300 tahun sistem Islam berdiri. Maka solusi yang dibutuhkan perempuan Afghanistan adalah solusi total yakni dengan negara yang menerapkan Islam keseluruhan. Bukan yang lainnya. 

bagaimana kaum muslimah dibela kehormatannya terjadi pada bulan April tahun 833 M. Seorang gubernur Romawi di Kota Ammuriah (bagian dari wilayah Turki) pernah menodai kehormatan seorang muslimah.

Saat mendengar kejadian tersebut, Khalifah Mu’tashim Billah, yang saat itu berada di Baghdad, segera mengirimkan pasukan untuk memerangi Kota Ammuriah. Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 lainnya ditawan. Pembelaan kepada muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh Khalifah untuk membebaskan Ammuriah dari jajahan Romawi.

Demikianlah, dengan adanya Khilafah sebagai perisai, kehormatan kaum muslim/muslimah senantiasa terjaga. Khilafah juga akan menciptakan suasana kerukunan umat beragama, dengan tetap mempersilakan umat beragama lain beribadah dan hidup sesuai dengan keyakinan agama mereka.

Wahai kaum muslim, sadarlah! Tak ada yang bisa menolong saudara-saudara kita, khususnya kaum muslim/muslimah India, kecuali kita kembali ke pangkuan Islam; kembali melanjutkan kehidupan Islam dalam institusi Khilafah. Lalu bersama Khilafah Islam kita bisa membebaskan saudara seiman di mana pun di seluruh dunia. Inilah yang dulu pernah dilakukan oleh kaum muslim saat mereka berada di bawah naungan Khilafah. Wallahualam bissawab. []

Post a Comment

Previous Post Next Post