Benarkah Kurikulum Prototipe Solusi Pendidikan di Negeri Ini ?


Oleh Eva Vitariani
Mahasiswi STKIP Siliwangi Jurusan Penmas 

Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendukung opsi penerapan kurikulum prototipe yang digagas Kemendikbud Ristek.

Kurikulum prototipe ditawarkan Kemendikbud Ristek sebagai pilihan bagi sekolah dalam mengatasi kehilangan pembelajaran atau learning loss dan mengakselerasi transformasi pendidikan nasional.

Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberikan ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Pada Kurikulum prototipe, 20 hingga 30 persen jam pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran proyek.

Pembelajaran berbasis proyek penting untuk pengembangan karakter, karena memberikan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman, mengintegrasikan kompetensi esensial yang dipelajari peserta didik dari berbagai disiplin ilmu dan struktur belajar yang fleksibel.

Kurikulum prototipe memuat lebih sedikit materi, dilengkapi dengan perangkat yang memudahkan guru melakukan diferensiasi pembelajaran. Misalnya, Kemendikbud Ristek akan menyediakan alat asesmen diagnostik untuk literasi membaca dan matematika. Kemendikbud Ristek juga akan membekali guru dengan beragam contoh modul yang bisa diadopsi atau diadaptasi sesuai konteks.

Benarkah kurikulum prototipe  menjadi solusi buat pendidikan di negeri ini?

Pergantian kurikulum di negeri ini sudah sering kali terjadi. Ada istilah "beda menteri beda kebijakan". Dan memang betul ini terjadi saat ini. Sangat disayangkan dengan kurikulum yang sering berubah di negeri ini. Terlihat sekali tidak jelas apa yang menjadi dasar untuk pendidikan di negeri ini. 

Apakah tidak dipertimbangkan kesenjangan kemampuan sekolah dan tenaga kependidikan di semua wilayah Indonesia? Justru kurikulum ini bisa memperburuk kesenjangan dan menunjukkan lepasnya negara dari penjaminan mutu pendidikan.

Seperti itulah yang terjadi saat ini, ada kesenjangan sekolah dan tenaga kependidikan di semua wilayah Indonesia. Saat ini ada sekolah yang sudah memadai, tapi tidak sedikit pula sekolah yang sangat minim sarana dan prasarananya. Sungguh sangat disayangkan hal tersebut terjadi di negeri yang kaya sumber alamnya.

Bagaimana Pendidikan dalam Islam?

Islam mempunyai sistem pendidikan yang unik. Semuanya telah diatur dengan jelas, sistematis, dan sempurna. Pengaturannya terjadi secara menyeluruh mulai dari sistem ekonomi, sistem kehidupan sosial, dan sistem politik Islam.

Gambaran secara umum mengenai sistem pendidikan yang pernah ada dalam Khilafah Islam telah banyak diabadikan dalam buku-buku sejarah peradaban kegemilangan umat Islam. Salah satunya ada dalam buku Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam karya Dr. Abdurrahman al-Baghdadi.

Dalam buku tersebut dijelaskan, bahwa kurikulum pendidikan Islam disusun berdasarkan akidah Islam. Oleh karena itu, seluruh bahan ajar dan metode pengajaran ditetapkan berdasarkan asas tersebut, tidak boleh ada penyimpangan sedikit pun. Hal ini menunjukkan, bahwa pemimpin negaralah yang memegang kewajiban utama pengontrolan sistem pendidikan, termasuk evaluasi mutu pendidikan itu sendiri.

Semua itu hanya akan terwujud dalam bingkai sistem kehidupan Islam. Oleh karena itu, kita perlu melakukan perubahan tatanan kehidupan secara mendasar dengan kembali kepada sistem kehidupan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. 

Wallahu a'lam bishshawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post