Oleh : Susi Susanti, S.M
Membingungkan setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak pernah berjalan mulus. Melainkan selalu mengundang pro dan kontra seperti halnya peleburan Tim waspada COVID-19 dari lembaga Eijkman (WASCOVE) ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Peleburan itu diketahui dari unggahan Eijkman Institusi melalui akun Twiternya, Eijkman undur diri atau pamit pertanggal 1 januari 2022. Kegiatan di Eijkman akan diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur riset dan inovasi nasional, (Detik.com 01/01/2022)
Dengan adanya cuitan tersebut tak sedikit masyarakat yang melontarkan komentar bahwa mereka menyayangkan adanya kebijakan baru tersebut. Mengingat besar harapan mereka terhadap Eijkman untuk memberikan kontrisbusi besar dalam menangani situsi pandemik seperti sekarang ini.
Legislator partai Demokrat Sastono Hutomo menyinggung memori bublik terkait tes wawasan kebangsaan (TWK) KPK. Menurut sartono, BRIN harus memeikirkan nasib para pegawai dan ilmuwan Eijkman usai adanya peleburan itu. Jangan sampai ada menyingkirkan, dia menarik kembali momen pegawai KPK yang diberhentikan lewat proses TWK.
Anggota komisi VII DPR ini mengatakan masalah SDM itu tidak akan jadi polemik jika adanya tanggungjawab kedepan. Ditambahnya lagi, agar tidak ada spekulasi lain karena BRIN terkait dengan partai politik.
Ibarat Nasi sudah menjadi bubur, Dengan adanya pernyataan dari anggota Komisi VII DPR tak membuat pemerintah membatalkan aturan tersebut, kini nasib para pekerja sudah tak tertolong lagi. Masa depan cerah yang mereka imingkan berubah menjadi suram lantaran dengan adanya kebijakan dari para pemerintah yang tak peduli dengan masa depan merka.
Pelaksana tugas kepala pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, Wien Kursharyoto, mengatakan bahwa riset vaksin merah putih tetap dilanjutkan meski puluhan penelitianya diberhentikan “vaksin merah putih tetap berjalan” tutur Wien (Tempo.co 02/01/2022).
Pemberhentian para peneliti ini merupakan dampak atas bergabungnya Eijkman ke badan riset dan inovasi nasional (BRIN). Sebanyak 71 peneliti honorer tidak diperpanjang atau diberhentikan kontraknya.
Wien menjelaskan, vaksin merah putih berbasis ragi atau khamir masih dikembangkan lebih lanjut dengan bio farma. Sedangkan, yang berbasis sel mamalia akan dilanjutkan dengan karakterisasi sel, protein dan formulasi vaksin.
Pengembangan vaksin merah putih dilakukan oleh berbagai institusi, yakni lembaga biologi molekuler (LBM) Eijkmaan, lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI) universitas Airlangga (UNAIR), Institute Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjajaran (UNPAT).
Menurut Wien, saat ini sedang berkordinasi dengan pusat-pusat riset dibawat riset dari inovasi nasioanal (BRIN) mengenai sumber daya manusia. Kekurangan tenaga, kata dia, dapat diantisipasi dengan pembentukan pusat kolaborasi riset dengan universitas Indonesia atau Rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) maupun institusi lain. Serta, kemungkinan penambahan SDM dari penelitian balikbangkes yang bergabung ke BRIN, ujar Wien.
Wien mengatakan bahwa pihaknya juga tengah mengupayakan agar para peneliti yang diberhentikan dapat kembali bekerja di Eijkman. Namun, kata dia, mereka harus mengikuti mekanisme yang berlaku. Mekanisme yang dimaksud adalah bagi yang berstatus PNS periset dilanjutkan menjadi PNS BRIN sekaligus diangkat menjadi peneliti.
Namun, bagi yang berstatus honorer per usia di atas 40 tahun dan S3, diminta mengikuti penerimaan aparatur sipil Negara (ASN) jalur pegawai pemerintah dengan perjanjian pekerja (PPPK) 2021.
Dalam permasalahan seperti ini, pemerintah harusnya mampu melakukan pengontrolan serta pengembangan SDM pada diri tiap peneliti. Sehingga, dengan kualitas pengetahuan yang dimiliki mereka mampu menciptakan penemuan baru terutama dalam hal ilmu obat-obatan. Maka, dengan adanya hal itu nyawa masyarakat dapat diselamatkan sekalipun dikelilingi oleh wabah yang bersifat mendunia seperti COVID-19 saat ini.
Sudah cukup negara kita bergantung kepada negara lain dalam mencukupi kekuarangan stok terutama dalam hal obat-obatan. Karena, dalam negara kita sudah banyak SDM yang memiliki kompeten serta memiliki keinginan. Namun, masih terbengkalai dengan kebijakan pemerintah. Kepekaan pemerintah rupanya sudah terkubur dengan hasutan negara-negara kapitalis dan dengan mudahnya menjunjung tinggi prodak yang mereka import dalam negara Indonsia tanpa dipermasalahkan.
Dalam Islam walaupun dalam sebuah negara mengalami masa pandemi bukan berarti mengorbankan hak masyarakat untuk bekerja. Sebagaimana yang terjadi saat ini. Banyak karyawan yang di PHK oleh perusahan dengan alasan pandemi sehingga perusahaan tidak mampu membayar tenaga karyawan yang banyak. Tindakan ini menjadikan angka pengangguran dalam negeri mengalami peningkatan.
Seorang pemimpin yang paham akan tugasnya sebagai pengatur masyarakat maka ia diharuskan untuk memposisikan dirinya sebagai orang yang dipercaya. Mampu mengatasi segala macam persolan yang ada dalam sebuah negeri.
Memberikan aturan yang tepat sehingga tidak menghilangkan hak sesorang untuk bekerja. Karena pada hakekatnya tugas pokok seorang pemimpin ialah melayani dan mengayomi masyarakat yang dipimpinnya.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis bahwa Ibnu Umar R.a berkata : saya telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
"Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjwaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan dimintai pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnnya. Seorang seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya, seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tugasnya. Bahkan seorang pembantu yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin akan ditanya dari hal yang dipimpinnya”. (HR.Bukhari dan Muslim).
Kemudian Islam juga mampu mengembangkan sistem pendidikan yang memperkuat pengetahuan dalam diri tiap peneliti, dengan begitu mereka bisa memberikan kontribusi dalam menangani segala macam persoalan. Maka dengan cara ini, ilmu pengetahuan yang berkembang dalam Islam tak hanya berguna bagi agama kita, tapi juga berguna bagi kemanusiaan.
Sejak awal kemunculan Islam, Rasulullah sudah mencontohkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Sebagai pemimpin yang baik, beliau mampu menyelesaikan segala macam persolan sesuai dengan pedoman Islam demi tercapainya kemaslahatan rakyat.
Wallahualam bishawab.
Post a Comment