Darah Tertumpah di India, Khilafah Solusi Nyata



Oleh: Ellys Chandra 

(Aktivis Muslimah)


Kembali terjadi, umat muslim mengalami diskriminasi. Baru baru ini kembali memanas konflik sosial yang terjadi di india. Dipicu dengan isu kebencian terhadap umat muslim yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis hindu militan. Dalam sebuah vidio yang beredar seorang pemimpin hindu mahasabha yang bernama Pooja Shakun Pandey  menyerukan genosida terhadap umat muslim. Para ekstrimis hindu tersebut menggunakan pakaian khas keagamaan dan menyerukan membunuh muslim untuk melindungi negaranya.


Mirisnya, seorang anggota senior sayap kanan hindu partai politik mahasabha dalam sebuah vidieo mengatakan "Jika 100 dari kita menjadi tentara dan siap untuk membunuh 2 juta muslim, maka kita akan menang melindungi India dan menjadikan negara Hindu," (dikutip dari CNN Internasional, Sabtu 15/1/2022).


Menanggapi hal tersebut beberapa masyarakat menilai respons pemerintah menunjukkan iklim kehidupan yang buruk bagi umat Muslim di India. Pengadilan Tinggi India kemudian melakukan intervensi pada Rabu (12/1), meminta respons dari negara bagian dan otoritas federal dalam sepuluh hari kedepan.


Menurut keterangan polisi Haridwar, Shekhar Suyal, kepolisian Uttarakhand sempat menangkap seorang pria yang menjadi pembicara dalam acara tersebut. Walaupun demikian pihak kepolisian belum mendakwa secara formal seseorang dalam kasus ini.


Beberapa analis menilai kelompok Mahasabha Hindu merupakan ujung dari dukungan terhadap kelompok ekstremis Hindu, yang semakin meluas sejak Perdana Menteri India Narendra Modi berkuasa. Hal ini tentunya sangat membahayakan bagi kaum minoritas di india terutama umat muslim.

 
Dari kejadian ini, patut menjadi perhatian bagi kita bahwa kaum Muslim yang selalu dipandang dan dituduh sebagai sumber radikalisasi justru adalah korban. Gema Islamophobia yang mengatakan bahwa Islam adalah dalang terorisme dan radikalisme perlu dipertanyakan. Kenyataannya justru sebaliknya. Umat Islam lah yang menjadi korban tindak radikalisme yang tidak manusiawi. Dunia seolah diam dan menutup mata jika umat muslim yang menjadi korbannya.

Kini, posisi umat muslim sangat lemah, seperti yang telah digambarkan oleh rasulullah bahwasannya suatu saat umat Islam bagaikan buih di lautan. hal ini dikarenakan saat ini umat muslim tidak mempunyai seorang pemimpin atau khalifah yang menjaga kehormatan, kemuliaan, harta, darah dan nyawa kaum muslimin.


Penyebab utama diamnya dunia adalah karena batas sekat nasionalisme yang mendarah daging di tubuh kaum muslim. Rasa ibah dan sedih akibat kedzaliman yang diterima saudara seakidah seolah pupus tak berbekas. Negeri muslim seperti Turki, Arab Saudi, Indonesia pun tidak berbuat lebih untuk Muslim India. Negeri-negeri Muslim hanya mengeluarkan kecaman-kecaman yang nyatanya tidak membawa perubahan apa pun.


Rasulullah bersabda, ”Salah seorang di antara kamu sekalian tidaklah sempurna imannya sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).


”Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim).


Hadist Nabi Saw di atas seharusnya mampu menembus dada kaum Muslim di dunia. Umat Muslim harus menghilangkan sekat-sekat nasionalisme. Kaum Muslim harus menyadari bahwa batas negara tidak boleh lebih tinggi dari pada ukhuwah Islamiyyah. Darah dan nyawa kaum muslimin tidak ternilai harganya. Namun, kini, nyawa kaum Muslim bisa dibunuh dengan seenaknya bagai tidak punya nilai.


Fenomena tertidasnya kaum Muslim, akan selalu kita saksikan selama tidak ada sistem yang bisa menjadi tameng untuk melindungi hak-hak kaum Muslim. Dengan demikian kaum muslim benar benar membutuhkan khilafah, dengan khilafah kaum muslim akan menjadi satu kepemimpinan dan umat kembali mempunyai perisai. Rasulullah SAW dengan tegas menyatakan: " Sesungguhnya imam (khalifah) itu laksana perisai (junnah), orang orang berperang mengikutinya dan berlindung dengannya" (HR Al Bukhari & Muslim).

Wallahu'alam bi shawab. 

Post a Comment

Previous Post Next Post