APRESIASI YANG MEMBIUS DAN MENGGERUS


Oleh Lafifah
(Ibu Rumah Tangga dan Pembelajar Islam Kaffah)


Kabupaten Bandung, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bandung telah memberikan penghargaan berupa uang "kadeudeuh", bagi para atlet dan pelatih asal Kabupaten Bandung yang meraih mendali dari berbagai event di tingkat nasional maupun internasional. Adapun total kadeudeuh yang dicairkan sekitar Rp3,034 miliar.

Bupati Bandung Dadang Supriatna secara simbolis memberikan langsung kadeudeuh kepada setiap atlet. Atlet tersebut yakni yang meraih prestasi pada ajang Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparnas) IX Jakarta tahun 2019, ajang International Weightlifting Federation (IWF) Junior di Uzbekistan tahun 2021 dan atlet serta pelatih peraih medali di Olimpiade Tokyo 2021.
Selain itu, diberikan juga kepada para atlet dan pelatih Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun 2021, POTRADNAS tahun 2021 dan Juara 1 Trumpet Kategori Scholastic E Solo Winter Guard International tahun 2020.
Olahraga pada hakikatnya adalah hobi untuk kepentingan pribadi, sebuah upaya untuk menjaga kesehatan. Namun pada hari ini sudah beralih menjadi sebuah profesi. Jika dilihat, tidak ada kontribusi untuk kemaslahatan umat, karena olahraga adalah aktivitas untuk kemaslahatan individu bagi yang melakukannya. 

Sebagian ulama pun mempunyai pandangan bahwa hukum olahraga adalah mubah (dibolehkan). Karena melihat dari sisi manfaatnya hanya untuk kesehatan pribadi. Maka sebenarnya apresiasi dengan nominal yang fantastis adalah hal yang berlebihan, mengingat manfaat untuk kemaslahatan umatnya tidak ada. 
Berbeda halnya dengan para penemu atau peneliti yang dapat mengahasilkan manfaat dari penelitiannya sampai pada beberapa generasi, seperti ilmu pengetahuan, teknologi dan lain-lain. Di dalam Islam, yang demikian sangat diberikan apresiasi. Bagi peneliti atau penemu ilmu pengetahuan, kemudian ilmu pengetahuan itu dibukukan agar manfaat ilmunya terjaga, diberikan apresiasi dengan  menimbang buku setara dengan harga timbangan emas. Hal ini yang akan melahirkan para ilmuan-ilmuan handal. 

Demikian Islam melalui Al-Qur'an dan Hadits Nabi menganjurkan umat Islam untuk mencari ilmu tanpa mengenal batas waktu. Disebutkan di dalam Hadits Nabi bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi kaum muslimin dan muslimat mulai dari ayunan hingga liang lahat.

Berbeda dengan sistem kapitalis saat ini, hal yang mubah seperti olahraga dan manfaatnya hanya untuk individu diberikan apresiasi yang fantastis, mengapa demikian? Bukankah sebenarnya akan menjadikan generasi sesudahnya mengikuti yang demikian? serta berpotensi menghilangkan  generasi para ilmuwan yang jelas-jelas manfaatnya lebih dibutuhkan masyarakat.

Maka, sudah seharusnya baik pemerintah atau masyarakat mengetahui mana yang mubah seperti olahraga, dan mana yang wajib seperti belajar menggali ilmu pengetahuan dan lain-lain. 
Wallahu a'alam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post