Prodi Akidah dan Filsafat Islam
Falkultas Ushuluddin dan Studi Agama
Universiatas Islam Negri Imam Bonjol Padang
Email : lusianggraini201@gmail.com
Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester pertama saya dalam bidang studi pengantar filsafat islam, seputar filsafat berisikan pembicaraan mengenai filsafat terkhusus pada meteri yang telah penulis dapati selama satu semester ini.
Selanjutnya penulis akan mengajak pembaca mencemplung di dangkalan dunianya para filsuf untuk berfikir tentang segala sesuatu yang ada maupun sesuatu yang mungkin ada. Kenapa saya sebut di awal dangkalan karena apa yang akan kita bahas sekarang ini barulah kulit dari sebuah pengenalan filsafat Pertama-tama kita akan berkenalan terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan filsafat?
Filsafat adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Secara etimologi berasal dari bahasa Yunani philo yang artinya cinta dan shopia yang berarti kebijaksanaan atau pengetahuan. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan atau pengetahuan. Bagaimana filsafat bisa terlahir, apakah yang melatar belakangi munculnya filsafat?
Filsafat ini muncul karena di latar belakang oleh faktor-faktor berikut yaitu;kepercayaan atau pemikiran dari sebuah mitos ke logos, setelah mitos-mitos tersebut tidak dapat lagi menjawab dan memecahkan masalah-masalah kosmologis. Kemudian masyarakat mulai beralih dari sesuatu yang mitos kepada sesuatu yang logis untuk diterima. Filsafat muncul karena dilahirkan dari rasa ingin tau, keheranan, keragu-raguan, serta kesadaran akan keterbatasan. Dari foktor-faktor itulah terlahirnya filsafat.
Sebagaimana sebuah pohon memiliki cabang-cabang yang tidak dapat dipisahkan dari pohonnya, maka filsafatpun memiliki cabang- cabang yang tak terpisahkan dari filsafat. Apa- apa sajakah cabang-cabang tersebut? Berikut penjabaran mengenai cabang-cabang filsafat; logika, estetika, dan etika.
Logika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya suatu pemikiran, objeknya yaitu benar dan salah. Logika berasal dari kata yunani kono (logos) artinya hasil pertimbangan akal pemikiran yang diuraikan lewat kata dan dinyatakan lewat bahasa. Logika juga merupakan sebuah seni berbicara retorika yaitu berbicara yang benar dan lurus. Aristoteles mengungkapkan bahwa logika adalah suatu pikiran yang di ungkapkan dengan kata melewati pertimbangan akal. Logika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang metode dan hukum-hukum yang di gunakan untuk menganalisis penalaran yang benar dan salah itu seperti apa. Islam menggunakan istilah mantiq untuk logika, mantiq iyalah menggunakan pemikiran dengan jalan yang lurus dalam memperoleh kebenaran. Objek dari logika itu ada yang material dan formal. Apa sajakah objek tersebut? Objek material dari logika itu adalah pikiran, sedangkan objek formalnya adalah kelurusan berfikir.
Untuk mengetahui kebenaran dalam berlogika ada tiga pembagian sumber dalam mencari kebenaran. Pertama kebenaran agama adalah kebenara muntlak yang tidak dapat diubah meski zaman dan keadaan terus mengalami perubahan, kebenaran agama tidak akan pernah berubah samapai gunung-gunung telah menjadi seperti bulu-bulu yang berhamburan dan manusia seperti laron yang berterbangan sekalipun kebenaran agama tetap tidak akan berubah. Berbeda dengan kebenaran filsafat dan kebenaran ilmu yang bersifat relatif dapat berubah-rubah.
Kemudian cabang-cabang filsafat selanjutnya yaitu; Etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia, objeknya iyalah baik dan buruk. Objek formal dari etika dilihat dari sudut pandang kebaikan dalam bertingkah laku. Sedangkan objek material etika yaitu tingkah lakunya. Etika di bagi menjadi dua yaitu etika deskriptif (dalam arti sebenarnya)tanpa terpengaruh dari norma-norma seperti makan adalah sesuatu kebaikan untuk bertahan hidup. Sedangkan etika normative iyalah etika yang bersumberkan kepada norma- norna,adat dan kebiasaan masyarakat, contohnya nikah satu suku dianggap menglanggar norma-norma. Menurut Plato etika itu bersifat intelektual dan rasional, artinya bisa dijelaskan secara logis. Baginya tujuan hidup manusia adalah memperoleh kesenangan hidup dan kesenangan hidupnya diperoleh dengan pengetahuan. Menurut Plato lebih lanjut, ada dua macam budi: budi filosofis dan budi biasa. Plato juga mengatakan bahwa orang itu baik apabila ia dikuasai oleh akal budi, buruk apabila ia dikuasai oleh keinginan dan hawa nafsu. Kemudian estetika merupakan cara respon terhadap stimulasi lewat presepsi indra tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan seperti asosiasi, pemahaman,imajinasi dan erosi. Estetika juga cabang filsafat yang membicarakan keindahan,objeknya yaitu indah atau tidaknya. Estetika bersifat relative,sabjektif dan objektif.
Sebuah ungkapan yang dapat mendeskripsikan kesimpulan atas cabang- cabang filsafat logika,etika dan estetika yaitu; Mereka yang mengaku berfilsafat, mencintai kebijaksanaan dan pengetahuan, maka logikanya hendaklah berfikir yang logis, etikanya yang baik dan estetikanya yang menarik. Sebuah ungkapan anekdot mengatakan, “etika tanpa estetika itu hampa, dan estetika tanpa etika itu liar. Filsafat mengajarkan kita untuk berlogika lurus, beretika baik dan berpenampilan menarik”. Seperti itulah gambaran dari cabang-cabang filsafat bila diamaalkan dalam bentuk keseimbangan dalam hidup antara logika, etika dan estetika.
Objek kajian filsafat adalah objek yang dituju mengenai pembahasan atas ilmu mencintai kebijaksanaan. Secara sederhana ada tiga kajian filsafat yaitu antologi, apisteminologi, dan aksiologi. Jenhendrik rober mengungkapkan krakteristik filsafat itu sebagai berikut; berfikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari kejelasan dan berfikir rasional. Secara garis besar sistematika pembagian filsafat yaitu ontologi, apistemologi dan aksiologi.
Filsafat dibagi menjadi empat babakan yakni filsafat klasik yang didominasi oleh rasionalisme, abat pertengahan di dominasi oleh dogrin-dogrin agama kriten, filsafat modern terfokus para rasionalisme dan filsafat kontenporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Maka dapat penulis simpulkan bahwa kecintaan terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan melahirkan pengetahuan baru yang membawa perubahan. Filsafat sebagai sebuah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya, membawa kemajuan bagi perkembangan filsafat hingga dapat kita nikmati saat ini. Keseimbangan pengamalan dari cabang-cabang filsafat logika, etika dan estetika ini menurut penulis sungguh terkesan dengan anekdot “ etika tantpa estetika itu hampa, dan estetika tanpa etika itu liar”. Mereka yang mengaku berfilsafat, mencintai kebijaksanaan dan pengetahuan hendaknya menggunakan logikanya, berfikir yang lurus, etikanya yang baik dan estetikanya yang menarik.
Demikian artikel ini ditulis agar dapat menanbah pengetahuan pembaca.
Salam hangat dari penulis: Lusi Anggraini
Sumber :
Muliadi,M .Hum. Buku filsafat umum juli 2020, fakultas usuluddin UIN Sunan Gunung Jati,Bandung.
https://moraref.kemenag.go.id/archives/journal
https://www.academia.edu/38021151
https://www.stfledalero.ac.id
Post a Comment