Moderasi Beragama Mengancam Generasi



Oleh Marlia Sulistyani, S.Hut. 

(Pemerhati Sosial dan Masyarakat)

Kampanye moderasi beragama memang terus digulirkan di negeri-negeri Islam termasuk di negeri kita ini. Pemerintah terus menggalakkan program moderasi beragama yang sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Moderasi Beragama yang digawangi Kemenag adalah amanah khusus dari Presiden Joko Widodo kepadanya. Seperti dalam pernyataannya saat berdiskusi dengan Tim Pokja Moderasi Beragama (MB) Kemenag di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta, Jumat (30/4/2021). “Moderasi Beragama ini merupakan program delivery dari Presiden ketika saya dipanggil untuk menakhodai Kementerian Agama. Saya tidak main-main terhadap program ini. Saya sangat serius dengan program Moderasi Beragama,” tegas Gus Menag

Bahkan Menag menyampaikan bahwa Presiden meminta agar dilakukan program besar-besaran perihal moderasi beragama ini, terutama di lembaga pendidikan dan rumah ibadah. Menag berharap, implementasi moderasi beragama ini dilakukan dengan lebih masif dan terukur dalam berbagai kehidupan masyarakat. Ia menilai institusi pendidikan menjadi salah satu ruang strategis dalam menyemai penguatan moderasi beragama (Pendis. kemenag.go.id, 23/9/ 2021).

Program moderasi beragama juga menyentuh kalangan kaum millennials, generasi Z. Terlihat pada malam peluncuran “Aksi Moderasi Beragama” (23/09/2021). Kementerian Agama mengundang seorang public figure dari kalangan artis muda, Cinta Laura Kiehl. Sebagai perwakilan generasi muda untuk memberikan pidato yang menggugah atas sikap anak muda terhadap Moderasi Beragama. Pidatonya berjudul “Moderasi Beragama Generasi Millenial”,  (Pendis.kemenag.go.id, 5/10/ 2021).

Dalam pidatonya cinta Laura mengatakan dalam satu sisi generasi muda sekarang mempunyai keinginan besar untuk mempromosikan budaya dan identitas bangsa. Kami percaya akan pentingnya bagi negara-negara di luar sana, melihat potensi keunikan dan kehebatan negara ini. Tapi di sisi lain sampai detik ini kita masih sering berkelahi dan menjatuhkan satu sama lain, hanya karena perbedaan ras suku dan terutama agama

Lanjutnya : “Inilah salah satu akar dari masalah yang kita miliki dalam masyarakat Indonesia sekarang. Karena pemahaman yang terbatas dan pemikiran yang tidak kritis, orang-orang terjebak dalam cara berpikir mereka. Telah memanusiakan Tuhan, merasa memiliki hak dalam mendikte kemauan Tuhan, Merasa tahu pikiran Tuhan dan merasa berhak bertindak atas nama Tuhan. Inilah yang akhirnya seringkali berubah menjadi sifat radikal” (pcnucilacap.com, 1/10/ 2021)

Banjir pujian pun datang dari para netizen menghampiri Cinta Laura atas pidatonya yang menggugah. Bahkan di twitters sempat menjadi trending topik. Tentu langkah meng-endorse public figur muda dan berprestasi ini semakin luas membuka pintu bagi penyebaran ide moderasi beragama di kalangan generasi muda terutama generasi muslim.

Bahaya Moderasi Terhadap Generasi Muslim
 
Banyak kalangan kaum Muslim yang tidak menyadari bahwa saat ini tengah terjadi liberalisasi masif oleh  Barat. Padahal ini mengancam generasi Muslim melalui ide moderasinya. Karena Barat sangatlah paham bahwa untuk melemahkan kaum Muslim adalah dengan melemahkan pemahaman Islam. Ide Islam moderat dijadikan alat pembunuh mematikan yang digunakan barat untuk menjauhkan umat dari rahasia kebangkitannya, serta menjauhkan dari identitas hakikinya sebagai umat terbaik, umat pemimpin.

Barat pun telah merancang strategi global dan berbagai program untuk merebut hati, pikiran dan keberpihakan generasi Muslim agar setia kepada ide sekuler, nilai liberal, cara hidup barat dan sistemnya. Parahnya, program ini juga difasilitasi oleh penguasa. Proyek barat untuk menghancurkan generasi Islam terus berlangsung, bahkan semakin masif menyasar anak-anak umat. Strategi barat untuk meliberalkan anak-anak dan pemuda muslim nampak pada dokumen "plan of action to prevent violent extremism” yang diadopsi PBB dan diluncurkan pada 12 Februari 2016. Dalam dokumen tersebut, nampak adanya upaya untuk menjauhkan pemuda muslim dari pemahaman Islam yang benar.

Hal ini nampak pada rencana aksi pemberdayaan pemuda dalam mencegah kekerasan ekstremis. Strategi barat untuk menghadapi kekerasan ekstremis tidak lagi dengan perang fisik, melainkan dengan pemikiran dan politik. Atas arahan Rand Corporation, maka AS membentuk jaringan muslim moderat sebagai mitranya. Sejatinya Islam moderat merupakan doktrin kepada kaum Muslim khususnya generasi umat untuk menerima dengan ikhlas dan senang hati segala sesuatu yang berasal dari Barat. Tentu bahaya dari ide moderasi Islam telah nyata di depan mata kita.

Adapun Bahaya moderasi Islam mengancam generasi Muslim: meliberalisasi akidah dan melemahkan keimanan, menghilangkan ketaatan total pada syariat, melemahkan semangat dakwah, membajak potensi generasi Muslim, menjadi senjata barat untuk melemahkan generasi Muslim. Adanya bahaya tersebut, tentu tidak boleh dibiarkan karenanya ia harus dicegah dan dihilangkan dari umat. Berdasarkan sabda Rasulullah saw. : “Tidak boleh ada bahaya (dhoror) dan (saling) membahayakan”. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).

Selamatkan Generasi dengan Khilafah

Mengingat bahaya besar yang mengintai dan mengancam generasi muslim akibat dari penerapan program moderasi ini. Sudah semestinya lah dilakukan upaya penyelamatan terhadap mereka.  Negara dalam Islam sebagai raa'in dan junnah, bertanggung jawab penuh untuk melindungi rakyatnya dari bahaya apapun. Negara akan membentengi umat dari perkara apapun yang bisa merusak akidahnya. Di antara upaya negara Khilafah dalam membentengi rakyat dari pemikiran dan pemahaman kufur adalah sebagai berikut:

Pertama, negara memberlakukan sistem pendidikan Islam. Pendidikan yang dilangsungkan berbasis akidah yang akan mencetak individu berkepribadian Islam (kuat dalam keimanan dan taat syariah dalam amalan).

Kedua, negara akan memastikan para orang tua memiliki kemampuan untuk memberikan pendidikan pada anak-anaknya dengan baik.

Ketiga, negara memberlakukan sanksi tegas pada siapapun yang melakukan pelanggaran seperti pelaku murtad dan penyebar pemikiran sesat. Bahkan akan menindak orang yang terindikasi pelaku riddah (tanda-tanda murtad).

Keempat, negara tidak akan membiarkan konten-konten berbahaya (pemikiran kufur, pornografi pornoaksi, kekerasan, kemusyrikan) menyebar dalam media massa. Negara pun akan senantiasa melakukan kontrol terhadap media massa yang ada dalam kekhilafahan serta  menindak tegas para pelanggar.

Kelima, membudayakan amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat, sehingga mereka tidak akan membiarkan pemikiran sesat berkembang.

Tentu peran negara ini sangat dibutuhkan dalam penyelamatan generasi. Karena di tangan generasi muda lah terdapat tanggung jawab untuk mengantarkan umat menuju kebangkitan yang hakiki. Selain itu peran generasi muda Muslim sangatlah besar sebagai pelaku penerus estafet perjuangan dan sebagai pelaku pengisi peradaban gemilang di masa yang akan datang.
Wallahu a’lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post