Oleh Yanti Nurhayati, S.IP.
Muslimah Peduli Umat
Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut. Gunung ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia kebawah Lempeng Eurasia.
Sore itu tepatnya hari Sabtu (4/12) langit diselimuti awan gelap, dan seketika hujan debu vulkanik terjadi, suasana kampungnya sekejap menjadi gelap gulita. Menurut keterangan warga setempat, mereka tidak mendapatkan peringatan apa-apa, peristiwa letusan begitu cepat.
Penampakan letusan Gunung Semeru yang mematikan terekam detail dari foto luar angkasa yang dirilis laman earthobservatory.nasa, Sabtu (11/12/2021). Peta proxy kerusakan di atas menunjukkan area di permukaan yang rusak oleh aliran piroklastik dan lahar pada Desember 2021.
Gunung Semeru meletus setelah sebagian kubah lava puncak runtuh pada awal Desember dan terdeteksi peningkatan aktivitas seismik. Setelah lebih banyak kubah lava Semeru runtuh, bagian atas berupa abu panas, tephra, tanah, dan puing-puing lainnya mengalir ke beberapa lembah di sisi tenggara gunung.
Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (11/12/2021) pukul 18.00 WIB, korban meninggal akibat awan panas guguran Gunung Semeru mencapai 46 orang. Kerusakan lahan akibat Gunung Semeru mencapai 2.417,2 hektare, bangunan rumah yang rusak 2.970 unit, 38 bangunan fasilitas pendidikan.
Letusan gunung Semeru tidak lepas dari kehendak yang Maha Kuasa Allah SWT, namun dibalik itu tentunya setiap muslim diwajibkan untuk berikhtiar demi keselamatan jiwa raga, saat ada pernyataan warga bahwa tidak ada peringatan sebelumnya, menimbulkan pertanyaan bagaimana dengan early warning system? Dalam saat-saat darurat seperti ini early warning system sangat penting dan diperlukan untuk menunjang mitigasi bencana demi keselamatan warga sekitar.
Fatma Juliasyah Manager Advokasi dan Kampanye DPN Kawali menyampaikan peringatan/early warning system pada bencana alam ini menandakan kegagalan sistem mitigasi bencana. “Dalam hal ini BMKG yang memiliki peranan untuk menyampaikan informasi dan peringatan dini kepada instansi, pihak terkait, dan masyarakat berkenaan dengan bencana akibat faktor geofisika pun dapat dikatakan gagal menjalani peranannya. Kegagalan sistem mitigasi bencana ini harus mendapat perhatian dari pemerintah pusat karena ini menyangkut nyawa dan keselamatan masyarakat,” ungkap Fati dalam rilisnya yang diterima Redaksi, 5 Desember 2021 pukul 3 dini hari.
Mengapa mitigasi bencana selama ini buruk dalam setiap penanganan bencana, padahal keselamatan jiwa adalah hal utama?
Faktor terbesarnya adalah kelalaian pemerintah terhadap rakyatnya. Seolah abai dengan keselamatan rakyatnya.Begitulah, sistem demokrasi kapitalistik selalu saja memproduksi penguasa yang lalai dan kerap “cuci tangan” alias melimpahkan tanggung jawabnya pada pihak lain. Sistem ini memang tidak akan pernah menciptakan pejabat yang mengurusi umat dengan sepenuh hati.
Dalam Islam, negara adalah pihak sentral yang berkewajiban mengurusi umat, termasuk mitigasi bencana. Negara tidak boleh abai. Dengan demikian, bantuan masyarakat akan sesuai dengan arahan pemerintah dan semua pihak dapat bersinergi menyelesaikan permasalahan bencana.
Bencana alam memang ketetapan Allah Swt., tetapi mitigasi bencana tetap harus berjalan untuk menghindarkan manusia dari kerusakan parah, baik harta maupun jiwa.
Terdapat tiga penanganan bencana, yaitu penanganan pra bencana, ketika bencana, dan pascabencana. Cara Islam sangat memperhatikan hal tersebut, demi keselamatan, keamanan dan kesejahteraan rakyatnya. Allah Swt. berfirman,
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-A’raf: 96)
Islam adalah solusi seluruh problem kehidupan sekaligus jalan keselamatan. Solusi yang tidak hanya menyelamatkan mereka dari bencana di dunia, tetapi juga bencana yang lebih berat di akhirat.
Wallohu'alam Bishowab
Post a Comment