Mahasiswi UIN IB Padang
(Aktivis Dakwah Kampus)
Cina kembali mengklaim perairan Natuna. Melalui sebuah surat dari Diplomat Cina kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia Cina menuntut Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak dan gas bumi di Laut Natuna Utara. Cina berdalih lokasinya berada di wilayah yang diklaim milik Cina. (Kompas.com, 3/12/2021)
Sebelumnya kapal patroli Cina juga pernah menerobos batas teritorial negara Indonesia di 200 mil lepas pantai kepulauan Natuna Utara pada 12 September 2020 lalu dan menyingkir setelah dilakukan komunikasi radio.
Beijing menyatakan kapal patroli Cina berhak untuk memasuki perairan yang menjadi Yuridiksinya. Bahkan Cina siap berperang melawan negara-negara Asean dan negara-negara lain yang terlibat sengketa wilayah dengan Beijing. (Galamedia, 16/09/2020)
Sementara itu, Indonesia mengatakan ujung selatan Laut Cina Selatan adalah zona ekonomi eksklusifnya di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan menamai wilayah tersebut dengan Laut Natuna Utara pada 2017. Dengan payung hukum tersebut, Indonesia memiliki kewenangan penuh untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam disana.
Laut Natuna memiliki kekayaan dengan potensi sumber daya alam seperti ikan laut, kadungan minyak dan gas (migas), dan potensi lain yang tak bisa diabaikan yaitu sebagai jalur perdagangan yang strategis. Tak heran mengapa laut Natuna menjadi rebutan banyak negara.
Mengingat besarnya potensi sumber daya alam laut Indonesia, maka sudah seharusnya negara menjaga kedaulatan wilayahnya karena mudah saja sumber daya alam laut Indonesia dimanfaatkan oleh berbagai kapal negara-negara yang melewatinya.
Lemahnya pertahanan negara Indonesia menjadi ancaman yang serius, karena untuk menjaga kedaulatan negara harus didukung dengan kekuatan militer yang kuat. Sementara problem yang dihadapi Indonesia saat ini adalah jumlah personil militer dan kemampuan alat-alat militer yang masih jauh dibawah negara lain seperti Cina.
Menurut GFP total personil militer Cina mencapai 2,7 juta orang. Sementara jumlah tentara Indonesia mencapai 800 ribu orang. Artinya jumlah personil militer Indonesia hanya 30% dari Cina. Alutsista Cina pun juga lebih unggul dari Indonesia, yakni 3.187 pesawat militer untuk pertempuran sementara Indonesia hanya punya 451 unit pesawat militer.
Sikap Indonesia pun juga tidak tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan Cina karena Indonesia sampai saat ini masih banyak bergantung pada Cina melalui investasi dan pemberian utang besar-besaran yang diberikan kepada pemerintah Indonesia.
Tidak heran kenapa pemerintah bersikap lunak terhadap Cina, karena reaksi yang tidak tepat dapat memancing kemarahan Cina yang nantinya akan menghalangi Indonesia mendapatkan investasi dan akses pasar Cina.
Oleh karena itu, secara tidak langsung politik Indonesia sudah dibawah kendali otoritas politik Cina, karena utang yang diberikan Cina menggunakan skema jebakan. Maka apabila Indonesia tidak mampu membayar utang beserta bunganya kepada Cina, maka bisa saja sewaktu-waktu aset milik negara akan diambil alih mereka seperti negara Uganda yang terancam kehilangan bandara internasionalnya karena tidak bisa membayar utang ke Cina.
Islam telah menegaskan tentang wajibnya menjaga keutuhan wilayah. Ini berdasarkan hadist dari Arfajah, ia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Jika ada orang yang datang kepada kalian, ketika kalian telah sepakat terhadap satu orang (sebagai pemimpin), lalu dia ingin merusak persatuan kalian atau memecah jama’ah kalian, maka perangilah ia.” (HR. Imam Muslim, nomor 1852)
Selain itu, diperlukan solusi yang hakiki untuk menjaga kedaulatan yakni dengan menciptakan kemandirian negara dan melepaskan ketergantungan kepada asing termasuk Cina agar Indonesia tidak mudah diintervensi oleh negara lain.
Indonesia sejatinya tidak perlu bergantung pada Asing sebab Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah. Tinggal negara yang harus mengelolah sumber daya alam tersebut untuk memenuhi kebutuhan negara dan rakyatnya. Bukan malah membiarkan asing mengelola sumber daya alam negara.
Islam juga dengan tegas mengharamkan kerja sama dalam bentuk apapun dengan kafir harbiy seperti Cina karena Cina sangat jelas memerangi umat Islam secara nyata. Terbukti dengan tindakan pemerintah Cina yang biadab terhadap muslim Uighur.
Kerja sama dengan kaum kafir semacam ini hanya akan memfasilitasi mereka untuk menguasai kaum muslim dan negerinya.
Allah SWT berfirman:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman” (QS. An-Nissa’ (4); 141)
Maka hanya dengan menerapkan ideologi Islam, negeri negeri Muslim akan kuat menjaga kedaulatan wilayahnya dan menjadi negara yang disegani di dunia[]
Post a Comment