Tanggal 3
Desember belum lama berlalu, pada tanggal tersebut seluruh insan PU
memperingati peristiwa gugurnya tujuh orang pemuda yang tergabung dalam
Organisasi Pemuda PU dalam mempertahankan Gedung Sate di Bandung yang menjadi
kantor Departemen Pekerjaan Umum dan Perhubungan, Didi Hardianto Kamarga,
Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu dan Soerjono mengorbankan
jiwa dan raganya demi Ibu Pertiwi.
Semangat
perjuangan tujuh orang pahlawan tersebut menjadi teladan bagi semua insan PU
dalam melaksanakan tugas membangun negeri pada saat ini, “ kalau dulu Ibu
Pertiwi memanggil untuk berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan
berkorban darah bahkan nyawa, tapi sekarang Negeri yang kita cintai ini butuh
pemuda yang rela berkorban pikiran, tenaga, usaha dan waktu untuk membangun
untuk memajukan bangsa sehingga dapat bersaing di dunia internasional” ucap
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar, Kusworo Darpito.
Lebih lanjut Kusworo mengingatkan pada
semua untuk terus memberikan kontribusi agar kita dapat segera keluar dari
pandemi dan ekonomi Indonesia dapat pulih kembali. Tercatat bahwa hingga hari
ini, tidak kurang dari 7.400 pegawai Kementerian PUPR terkonfimasi positif
COVID-19 dan 64 pegawai meninggal dunia. Mereka semua adalah para Sapta Taruna
masa kini, para pahlawan yang telah memberikan darma bakti-nya untuk negara dan
masyarakat.
Dalam masa yang tidak mudah ini, patut
disyukuri bersama insan PUPR dilingkungan Balai Prasarana Permukiman Wilayah
Sumbar tetap semangat sehingga dapat menyelesaikan tugas yang diemban yaitu
pembangunan, diantaranya program peningkatan kualitas permukiman kumuh Skala
Kawasan yang telah diselesaikan di lima kota, program penyediaan prasarana
sanitasi di Lembaga Pendidikan Keagamaan, program persampahan, program Penataan
Bangunan dan Lingkungan, program penyediaan air minum, program prasarana
strategis serta program Padat Karya melalui KOTAKU, PISEW, PAMSIMAS dan
Sanitasi Perdesaan.
Pandemi Covid 19 telah membuat banyak
sektor terdampak, utamanya sektor perekonomian yang tentu saja sangat dirasakan
masyarakat, Kementerian PUPR yang diamanatkan menjalankan tugas pembangunan,
pada saat ini memikul tugas tidak hanya dalam membangun infrastruktur, akan
tetapi juga membangun masyarakat agar dapat bangkit dari keterpurukan akibat
dampak Pandemi, hal ini didorong melalui program Padat Karya, pembangunan
berbasis masyarakat didorong untuk membuka lapangan pekerjaan dan menghidupkan
kembali sektor perdagangan dan jasa, pelaksanaan konstruksi atau pembangunan
ini sendiri tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dalam melaksanakan pembangunan
infrastruktur, insan PUPR senantiasa bekerja sesuai dengan Corporate Culture
yang telah ditanamkan oleh para senior PUPR, yaitu Bekerja Keras, Bergerak
Cepat, dan Bertindak Tepat dalam satu team work yang solid. Selain Corporate
Culture tersebut, juga terus mengimplementasikan Nilai iProve yang meliputi
Integritas, Profesional, berOrientasi pada Misi, Visioner, dan berEtika
akhlakul karimah. Hal ini sejalan dengan Core Values ASN BerAKHLAK yaitu
berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan
kolaboratif, serta untuk Insan PUPR mesti memiliki sifat yang kuat, berani,
berjiwa seni dan berakhlakul karimah.
Salah satu rangkaian peringatan Hari Bakti
PU yang ke 76 ini adalah penanaman pohon di area konstruksi, penanaman pohon
yang dilakukan setiap Unit Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat di seluruh Indonesia ditargetkan mencapai sepuluh ribu batang pohon.
Kegiatan penghijauan ini merupakan bagian
dari menuju green economy sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai
komitmen yang kuat terhadap upaya pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Penghijauan pada Infrastruktur Berkelanjutan Kementerian PUPR dengan penanaman
pohon diperlukan untuk meningkatan kelestarian lingkungan serta sebagai upaya
persuasif kepada masyarakat untuk turut meningkatkan dan menjaga kelestarian
lingkungan. penananam pohon di area infrastruktur menunjukkan komitmen yang
kuat dari Kementerian PUPR terhadap pembangunan berkelanjutan yang ramah
lingkungan atau environmental-friendly processes berbasis keaneka-ragaman
hayati nusantara. Dengan pendekatan ini, fungsi-fungsi utama infrastruktur
tetap menjadi prioritas, namun dalam pelaksanaannya akan memperhatikan kondisi
lingkungan alam sekitar, termasuk kebersihannya.
Post a Comment