Oleh Eros Rosnani
Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah
Dikutip dari TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Turki menganugerahkan nama jalan di depan kantor KBRI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno sebagaimana yang diungkapkan Menteri luar negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi usai melakukan lawatan ke Ankara, Turki, Selasa (12/10/2021). Sebagai balasan, Indonesia akan memberi nama salah satu jalan di DKI Jakarta dengan nama tokoh pendiri bangsa Turki.
Dikutip dari KOMPAS.com, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meminta masyarakat Jakarta menerima dan menghormati usulan perubahan nama sebuah jalan di Jakarta dengan nama tokoh presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk. Riza menyadari, ada beberapa kelompok masyarakat yang memberikan reaksi penolakan terhadap penggunaan nama Ataturk. "Kebetulan nama yang diusulkan dari mereka nya Ataturk, ya kita saling menghormati, menghargai antar negara," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/10/2021).
Himbauan Wakil Gubernur DKI Jakarta, untuk menerima usulan perubahan nama sebuah jalan di Jakarta dengan nama tokoh presiden pertama Turki Mustafa Kemal Ataturk, sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah Turki dan Indonesia, jelas tidak akan diterima semua orang, sejumlah pihak memberikan kecaman terhadap rencana ini.
Dikutip dari CNN Indonesia, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menolak rencana pemerintah mengganti nama salah satu jalan di Jakarta dengan nama tokoh sekuler sekaligus pendiri Turki modern, Mustafa kemal Ataturk. "Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," kata Anwar dalam keterangan resminya, Minggu (17/10).
Lebih lanjut, Anwar mengatakan langkah pemerintah yang hendak mengabadikan nama Ataturk sama dengan menyakiti hati umat Islam Indonesia.
Reaksi ini bukan sebuah tindakan yang berlebihan dalam menolak wacana tersebut. Hal ini merupakan sikap yang seharusnya dimiliki dan dilakukan seorang muslim yang lurus akidahnya. Sampaikan kepada umat siapa sebenarnya Mustafa Kemal Ataturk itu. Dia adalah tokoh pengkhianat umat Islam, tepatnya pada 3 Maret 1924 Masehi atau 1342 Hijriyah. Dia menjadi agen Inggris untuk meruntuhkan perisai umat yaitu Daulah Khilafah Usmaniyah.
Dikutip dari muslimahnews.com (20/3/2021), inilah deretan perangai terburuk Kemal Ataturk terhadap Islam:
Menghapus Khilafah Islam pada 1924 M atau 1342 H.
Menghapus seluruh syariat Islam pada 1926.
Menjadikan warisan antara laki-laki dan perempuan setara.
Melarang rakyat Turki untuk melakukan ritual ibadah haji atau umrah.
Melarang bahasa Arab di sekolah.
Melarang azan di masjid-masjid.
Melarang hijab (pakaian wanita sesuai syariat) di Turki.
Mencoret nama Mustafa dari namanya.
Menghapus perayaan Idul fitri dan Idul adha.
Menjadikan hari Ahad sebagai hari libur mingguan menggantikan hari Jumat.
Menghapus huruf Arab dari bahasa.
Mengubah Masjid Hagia Sofia sebagai museum.
Mengubah sumpah “demi Allah” menjadi sumpah “demi kehormatan” ketika penyerahan jabatan (pelantikan).
Mengeksekusi ratusan ulama dan ahli fikih yang menolak pendekatannya.
Sebelum matinya, ia berwasiat agar kaum muslim jangan menyalati jenazahnya. Ataturk mengatakan di depan parlemen Turki pada 1923, “Sekarang kita berada di abad ke-20 dan era industri yang tidak dapat berjalan di belakang kitab yang membahas at-tÄ«nwa al-zaitÅ«n (maksudnya adalah Al-Qur’an Al-karim).”
Seharunya kaum muslim tidak hanya berhenti dalam menentang penamaan jalan dengan tokoh sekuler saja, tapi wajib menentang ide-ide sekuler yang sekarang merasuk masuk ketengah masyarakat. Hal ini tidak lain dengan menolak secara tegas paham SEPILIS yakni sekuler, pluralisme dan liberalisme dengan segala bentuknya.
Ide SEPILIS ini adalah ide yang rusak dan merusak karena lahir dari pemikiran batil yang memisahkan agama dari kehidupan, menuhankan kebebasan dan membuat manusia berhak membuat aturan sendiri. Mengapa dikatakan ide merusak sebab ide Sepilis menjauhkan Umat Islam dari Hukum Syariat, menilai perbuatan bukan dengan hukum syara dan bukan pula dengan halal dan haram sesuai aturan.
Seperti dalam (QS Al-Baqarah 159) yang artinya : "Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Alquran), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat.”.
Bukannya Allah sudah menunjukkan kuasa-Nya ketika jasadnya tidak dapat diterima bumi sebagai pelajaran bagi kita agar mampu membedakan mana yang haq dan yang bathil. Kalau sekedar untuk sebuah kerjasama antar negara Indonesia dan Turki masih banyak tokoh-tokoh Utsmani yang berkontribusi pada Indonesia yang lebih pantas dijadikan untuk nama jalan.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Post a Comment