Oleh: Rafika Husna
Ibu
Rumah Tangga di Depok
Bagi kaum Muslim yang
yakin Islam satu-satunya agama yang benar dan diridhai Allah SWT tentu akan sakit
hati dengan pernyataan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
(Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan jangan terlalu fanatik
dalam beragama, sebabnya semua agama benar di mata Tuhan.
Tentunya pernyataan di atas sebenarnya mempunyai makna ingin mengusung pluralisme. Tetapi dalam implementasinya sekarang, pluralisme agama sudah mengarah pada sinkretisme (mencampur-adukan) agama-agama.
Sebagai Muslim tentu kita bertanya, bagaimana sikap kita terhadap pluralisme ini dan benarkah semua agama itu benar? Allah SWT berfirman, “Sungguh Agama (yang diakui) di sisi Allah hanyalah Islam” (QS Ali-Imran: 19).
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama kalian” (QS al-Maidah: 3).
“Siapa saja yang mencari agama selain Islam tidak akan pernah diterima agama itu dari dirinya dan di akhirat kelak dia termasuk ke dalam kaum yang merugi” (QS Ali-Imran: 85).
Ayat-ayat di atas menjelaskan setiap Muslim tentu akan yakin bahwa hanya agama Islamlah yang benar dan diridhai oleh Allah SWT. Selain Islam adalah agama yang salah/batil. Jadi pernyataan semua agama benar merupakan pernyataan yang bertentangan dengan Al-Qur’an.
Ingat! Di akhirat kelak, Islam jelas mengecam kaum kafir baik Yahudi, Nasrani maupun kaum musyrik. Mereka akan ditempatkan di tempat yang paling hina, yaitu neraka jahannam. :Sungguh orang-orang kafir dari kalangan Ahlul Kitab maupun dari kalangan kaum musyrik akan ditempatkan di Neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruknya manusia” (QS al-Bayyinah: 6). Jika kita (sebagai Muslim) meyakini agama mereka juga benar, jelas neraka Jahannam pun menanti kita. Naudzubillah Mindzalik.
Sebenarnya di kehidupan dunia ini, Islam akan bersikap toleran terhadap non-Muslim dan tidak pernah memaksa mereka untuk masuk ke dalam Islam (Lihat Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 256). Begitu juga, di bawah naungan Daulah Islam, tidak ada diskriminasi antara Muslim dan non-Muslim. Non-Muslim akan diperlakukan setara dan adil sebagai warga negara. Tapi, toleransi Islam ini bukan untuk menyamakan semua agama (pluralisme).
Dalam sejarah peradaban
Islam, tanpa menggaungkan pluralisme kekhilafahan Islam membuktikan sikap
toleransi yang luar biasa kaum Muslim terhadap non-Muslim. Orang-orang non-Muslim
bisa hidup damai tanpa diskriminasi dan rasa takut di antara masyarakat Islam.
Selama berabad-abad pula, para penguasa Muslim berkuasa, banyak sekte Kristen dibiarkan hidup, berkembang dan bahkan dilindungi. Jadi, tanpa pluralisme dan sinkretisme, jika kita ingin umat beragama rukun, damai saling toleransi, tanpa diskriminasi maka terapkan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Karena hanya Islam satu-satunya agama rahmatan lil ‘alamiin (pembawa rahmat bagi dunia). []
Post a Comment