Penyerangan terhadap pemuka agama kembali terjadi, jika sebelumnya warga dikejutkan dengan kejadian penembakan Ustaz Marwan alias Ustaz Alex, Ketua Majelis Ta'lim di Tangerang, kini seorang Ustaz yang sedang berceramah di masjid diserang oleh seorang pria.Video penyerangan tersebut viral di media sosial. Korban diketahui bernama Ustaz Chaniago alias Abu Syahid Chaniago yang saat kejadian sedang berceramah di Masjid Baitus Syakur, Batam, Kepulauan Riau.
Dikutip dari channel Warna Dakwah, Senin (20/9/2021), dalam tayangan terlihat ketika Ustaz Chaniago mengisi ceramah di hadapan jamaah perempuan. Tidak beberapa lama, muncul dari samping seorang pria tidak dikenal berlari ke arah Ustaz dan berusaha menyerang Ustaz Chaniago. Namun,dengan sigap sang Ustaz yang telah melihat orang itu langsung menghindar.
Peristiwa itu membuat jamaah yang kebanyakan ibu-ibu berdiri dan berteriak. Dalam tayangan juga terlihat pelaku penyerangan berhasil ditangkap. Kemudian adanya peristiwa perusakan mimbar masjid di Makasar. Semua dalam bulan yang sama waktu yang berbeda. Dan di bulan September. Yang kita tahu bulan September itu identik dengan peristiwa kelam masa lalu bangsa ini.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud, M.d menyampaikan pemerintah sangat menyesalkan peristiwa penusukan ustadz di Batam dan perusakan mimbar masjid di Makassar, Sulawesi Selatan. Pemerintah juga mengutuk keras dan meminta agar para pelaku ditindak tegas.
"Pertama pemerintah sangat menyesalkan kejadian tersebut dan mengutuk para pelakunya. Saya sudah memerintahkan dan ingin menegaskan kembali kepada aparat keamanan untuk mengusut kejadian itu dan pihak kepolisian memang sudah menangkap para pelaku," kata Mahfud melalui rekaman video yang diterima detikcom, Sabtu (25/9/2021).
Pria pembakar Masjid Raya Makassar pun diduga mengonsumsi narkoba Sebelum beraksi. Mahfud mengatakan pelaku perusakan mimbar masjid di Makassar sudah ditangkap oleh pihak kepolisian setempat. Dia berharap pemeriksaan kepada para pelaku dilakukan secara tuntas dan terbuka.
"Yang di Makassar juga pelakunya sudah ditangkap dan sedang diproses untuk diselidiki dan disidik lebih lanjut atas kejadian itu. Saya berharap seperti yang sudah-sudah, maka pemeriksaan ini harus tuntas dan terbuka," ujarnya.
Mahfud mengatakan pemerintah sudah memerintahkan aparat penegak hukum baik di tingkat pusat maupun daerah untuk lebih meningkatkan pengawasan dan menjaga harmoni di tengah masyarakat. Pemerintah, kata Mahfud, juga meminta aparat menjaga tempat ibadah serta tokoh agama.
"Saya juga sudah memerintahkan kepada aparat di pusat dan di daerah untuk meningkatkan pengawasan, meningkatkan kesiapsiagaan untuk menjaga keamanan dan membangun harmoni di tengah masyarakat," ucapnya.
"Saya minta juga agar rumah-rumah ibadah dijaga-diamati dengan sungguh-sungguh. Tokoh agama, fasilitas keagamaan, fasilitas publik lainnya di masa sekarang ini, masa yang biasanya kalau menjelang atau di sekitar bulan September selalu ramai dengan isu-isu seperti ini supaya dijaga dengan sebaik-baiknya," sambungnya.
Keamanan yang seharusnya adalah hak warga bernegara kini semakin sulit dirasakan. Terbukti dari beberapa peristiwa penyerangan dan pengerusakan simbol agama yang terjadi seperti fakta di atas. Aman dalam hidup bernegara yang seharusnya dijamin oleh undang-undang, tak lantas dapat terjadi begitu saja. Kini sepertinya tokoh-tokoh agama tersebut harus memiliki bodyguard yang dibawa kemana-mana agar memiliki rasa aman.
Meski kasus-kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan, kembali kesimpulan berbagai kesimpulan mengenai berbagai penyerangan tersebut mengemuka. Peristiwa tersebut disimpulkan terjadi karena orang yang menyerang adalah ODGJ. Dan bila kesimpulan tersebut dibenarkan, seperti yang sudah terjadi sebelumnya, bisa saja orang yang menyerang tadi tidak bisa dijerat hukum karena alasan kejiwaan.
Penyerangan ini pun dilakukan di bulan yang orang mengait-ngaitkannya dengan komunisme. Akankah teror-teror dalam beragama ini terus terjadi di negeri ini? Sehingga teror ini terasa begitu nyata dan membuat masyarakat takut dan resah. Ataukah ini hanya pengalihan isu saja? Seperti pendapat yang beredar di masyarakat banyak.
Dari semua itu kita bisa melihat bahwa ini menjadi realita kegagalan negara dalam membangun penghormatan terhadap tokoh agama dan tempat ibadah/masjid. Negara juga lemah hingga terlihat lepas tangan dalam melindungi tokoh agama dan tempat ibadah dari aksi kriminal. Seharusnya perlu adanya aturan yang tegas. Jangan sampai hanya berhenti pada mewaspadai eksistensi kelompok komunis saja, juga menuntut kehadiran negara dalam menempatkan agama (Islam) dan simbol-simbol Islam sebagaimana seharusnya.
Harapannya, semoga peristiwa teror dan penyerangan tersebut tidak terjadi kembali. Dan berharap aparat bertindak tegas terhadap hal tersebut dan dengan hukum yang setimpal yang membuat jera sehingga tidak ditiru dan diulang dikemudian hari. Rasa aman yang merupakan hak dasar masyarakat seharusnya di kelola oleh pemerintah harus kembali di utamakan. Agar semua warga negara merasa aman dalam melakukan aktivitas apapun apalagi aktivitas kebaikan yaitu berdakwah. []
Wallahu a'lam biashshawab.
Post a Comment