Sebagai negara adidaya, setiap permasalahan negara-negara berkembang akan selalu ada campur tangan dari negara Amerika Serikat. Seperti halnya di Afghanistan, pasukan Amerika Serikat telah lama bercokol di afghanistan dengan dengan dalih mengawal demokrasitisasi dan dan menghilangkan ancaman teroris. Sebab, pada tanggal Pada 11 September 2001, terjadi serangan teroris paling mematikan terjadi di Amerika. Amerika mengindentifikasi para pelaku sebagai anggota kelompok al-Qaeda yang dipimpin Osama Bin Laden yang berada di afghanistan di bawah perlindungan taliban. Pada kenyataannya, inilah yang mendasari Amerika Serikat bercokol di afghanistan. Yakni, aksi balas dendam pada taliban yang di duga berkaitan dengan teroris di AS.
Namun, Amerika Serikat menarik kembali pasukannya. Penarikan pasukan ini merupakan dalam pidatonya di Gedung Putih Senin (16/8/2021) sore waktu setempat atau Selasa dini hari WIB, Biden mengatakan keputusan penarikan pasukan Amerika bukan dari dia saja. Melainkan, Pendahulu dia, Donald Trump, terlebih dulu membuat kesepakatan dengan Taliban untuk memangkas jumlah pasukan AS di sana dari 15.500 personel menjadi hanya 2.500, kata Biden (Berita Satu.com, 18/08/2021).
Penarikan pasukan ini, menjadi momentum bagi taliban untuk memguasai kembali afghanistan. Setelah 20 tahun gempuran pasukan Amerika Serikat dan sekutu dekatnya, kelompok milisi Taliban tetap eksis dan bahkan berhasil merebut kembali kekuasaan di Afghanistan sejak hari Minggu (15/8/2021) yang lalu, (Berita satu.com, 18/08/2021).
Oleh karena demikian, Taliban kembali ingin mengembil peluang mengganti pemerintahan ke arah Islam. Namun, publik afghanistan dan dunia sejak awal menunjukan sikap penolakan atas hal tersebut. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa asing tidak akan membiarkan kejayaan Islam kembali tegak di muka bumi. Dengan berbagai cara mereka akan tetap menghalanginya. Bagi mereka kejayaan Islam adalah bencana besar yang akan memporak-porandakan sistem buruk yang mereka agungkan.
Namun, jika merujuk ke perjanjian antara Amerika serikat dengan taliban menggambarkan betapa besar intervensi Amerika Serikat atas negara afghanistan. Baik negara yang mayoritas Islam, maupun minoritas Islam. Campur tangan asing tetap ada di setiap jejak derap kebijakan negara pengekor, seperti halnya afghanistan. Keberadaan negara pengekor di bawah belenggu negara adidaya, layaknya robot. Yang memainkan peran mendasar adalah negara adidaya sedangkan negara pengekor keberadaannya hanya sebagai simbolis bahwa mereka memiliki negara.
Namun, perjuangan yang dilakukan oleh Taliban masih dalam bayang-bayang kaum Asing. Karena, Taliban masih mengikat perjanjian dengan AS. Sehingga, hal ini sulit bagi Taliban untuk memperoleh kemenangan yang hakiki. Melainkan, setiap gerakan Taliban akan di merujuk pada perjanjian yang di sah kan bersama AS. Artinya, Taliban tidak sepenuhnya berdiri sendiri.
Seyogianya, dalam berjuang Taliban harus menjadikan Rasulullah SAW. sebagai role mode. Dimana, Rasulullah SAW. tidak pernah berkompromi dengan kaum kafir Quraisy ketika menyampaikan kebenaran Islam. Bahkan, Rasulullah di tawarkan oleh kaum kafir Quraisy dengan harta, wanita hingga jabatan. Namun, Rasulullah menolak itu semua.
Oleh karena itu, Taliban jika ingin bangkit harus menempuh jalan dakwah yang benar sesuai dengan cara perjalanan dakwah yang di lakukan oleh Rasulullah secara keseluruhan. Rasulullah berdakwah selama 23 tahun, mengajak manusia pada Islam dengan dakwah fikriyah, dakwah siyasiyah dan dakwah askariyah.
Kesuksesan Rasulullah dalam menegakan negara Islam, tidak di dapatkan secara instan. Melainkan, melalui beberapa tahap. Tahapan pertama, yakni pembinaan dan pengkaderan. Tahapan kedua, yakni tahap penyebaran dakwah secara terang-terangan dan perjuangan untuk membentuk tatanan baru sebuah masyarakat. Tahapan ketiga, yakni tahapan penerapan syariah Islam.
Demikianlah tahapan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah. Dan, tidak ternodai oleh kesepakatan apapun dengan kaum kafir Quraisy. Demikian juga yang harus dilakukan oleh para pejuang era sekarang. Jika menginginkan kemenangan yang hakiki maka harus melepas diri dari intervensi kaum Barat penjajah.
Wallahu a’lam bishshawaab.
Post a Comment