Dunia Menuju Tatanan Baru yang Gemilang




Oleh Imas Sunengsih, S.E.
(Aktivis Muslimah Ideologis)

Wabah telah menunjukan kepada mata dunia, betapa tak berdayanya kapitalisme dalam menghadapi wabah dan tidak mampu dalam menyelesaikannya. Berbagai sektor mengalami keterpurukan, misalnya saja sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan, politik, dan kebijakan yang karut-marut.

Wabah yang terjadi telah memporak porandakan adidaya kapitalisme. Terutama sektor ekonomi yang tak berdaya menghadapi gelombang wabah, juga telah membuat rakyat semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik, membuat rakyat semakin  tercekik. Hidup dalam sistem kapitalis seakan sesak nafas dan sulit bergerak.

Belum lagi berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah yang mempersulit dan membingungkan rakyat, mulai dari aturan PSBB atau PPKM, rakyat semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Hal ini disebabkan ketika terjadi pembatasan aktivitas, rakyat tidak dijamin dalam pemenuhan kebutuhan pokok dan pelayanan yang terbaik tidak diberikan dari pemerintah.

 Sungguh negeri ini masih membebek kepada kapitalisme, selalu berpikir untung rugi jika berhubungan dengan rakyat, padahal rakyat adalah tanggung jawab yang harus diurus dan dilayani dengan baik oleh penguasa. Sebagaimana sabda Rasulullah: 
" Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia bertanggung jawab atas mereka, seorang wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan ia bertanggung jawab atas mereka. Maka setiap dari kalian adalah adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya." (HR Abu Dawud).

Pemimpin dalam sistem kapitalis tidak akan pernah peduli dengan rakyat, mereka hanya mementingkan kekuasan dan kesenangan mereka dan kelompoknya. Bukti nyata ketika dalam kondisi pandemi akan tetapi perang baliho calon sudah bertebaran. Di mana hati nurani penguasa negeri ini? Ketika rakyat menjerit tak berdaya bahkan sampai meregang nyawa.

Sudah saatnya membuang sistem kapitalisme yang rusak dan merusak ini, karena tidak layak dijadikan aturan dalam mengatur tatanan dunia. Tentunya butuh sistem  yang paripurna yang berasal dari Sang Pencipta yakni sistem Islam. Sistem yang telah terbukti mampu menyelesaikan berbagai problematika umat. Bukti dan jejak-jejaknya pun berserak di penjuru negeri kekuasaannya yang telah berkuasa selama 14 abad. Nusantara merupakan bagian dari kekuasaan khilafah, banyak bukti yang bisa ditelusuri di penjuru negeri.

Akan tetapi, institusi tersebut kini masih tertidur pasca diruntuhkannya 97 tahun silam. Geliat kerinduan pada sosok pemimpin seperti Abu bakar, Umar, Usman dan Ali, kini mulai dicari. Sosok tersebut hanya ada di sistem pemerintahan Islam. Khalifah dan khilafah tidak akan pernah dipisahkan, sesuatu khas berasal dari sistem Islam.

Dengan demikian, kaum Muslim wajib untuk memperjuangkan tegaknya kembali khilafah ala minhaj nubuwwah, sebab sosok yang bertanggung jawab, peduli dengan rakyat, cinta dengan rakyatnya dan melayani rakyat dengan tulus sepenuh hati hanya ada dalam institusi khilafah. Khilafah merupakan tatanan baru menuju dunia gemilang, yang akan membebaskan manusia dari perbudakan sistem kapitalisme.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post