Oleh : Nadine Zivana Kamila (Aktivis Dakwah)
Umat Islam adalah umat pelopor perubahan, Rasulullah diutus oleh Allah Ta’ala untuk membawa sebuah misi perubahan bahkan bukan hanya perubahan pada suatu kaum, tapi perubahan pada dunia dengan perubahan mendasar dan menyeluruh inilah misi yang dibawa Rasulullah yakni mewujudkan sebuah dunia yang tatanannya mampu menjadi Rahmatan Lil’alamin memberikan kerahmatan bagi segenap penjuru alam bukan hanya kaum muslimin tapi pada seluruh isi dunia baik Muslim maupun Non Muslim.
Muncul wacana pro-kontra di medsos menyikapi video Menag Yaqut Cholil Qoumas yang viral, saat memberikan ucapan selamat merayakan hari raya Nawruz kepada komunitas Baha’i. Kontroversi muncul, mulai dari masyarakat biasa, tokoh ormas, hingga anggota DPR atau politisi. Pidato Menag tersebut dianggap offside, dan membuat “gaduh”,Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menjadi sorotan publik karena mengucapkan selamat hari raya Naw-Ruz 178 EB ke komunitas Baha’i Koalisi Advokasi untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan pun turut buka suara, Koalisi ini terdiri dari YLBHI, Paritas Institute, LBH Jakarta, Yayasan Inklusif, HRWG, CRCS UGM, Ulil Abshar Abdalla, dan Ahmad Suaedy. Adanya kontroversi perihal komunitas Baha’i, koalisi ini berharap pemerintah dapat melindungi dan memenuhi hak-hak kelompok minoritas sebagai warga Negara yang sama, “Saya sedikit optimis moderasi agama yang sedang digadang-gadang oleh Kementerian Agama semoga tidak jadi slogan kosong dengan munculnya pernyataan dari Kementerian Agama ini,” kata peneliti dari Paritas Institute, Penrad Siagian, dalam konferensi virtual bertema ‘Perlindungan dan Pengakuan Negara terhadap Agama dan Keyakinan’, NewsDetik.com Jum’at (30/7/2021). (NewsDetik.com Jum’at 30/7/2021).
Hal itu ia sampaikan untuk merespons pernyataan Ketua MUI Cholil Qoumas yang mengingatkan pemerintah jangan offside soal agama Baha’i. “Dalam hal Menag menyampaikan ucapan selamat Hari Raya bagi umat Baha’i beliau merupakan bagian dari Negara, jadi bagian tugas Negara offside-nya di mana?” kata Ishfah kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/7/2021). (CNNIndonesia.com, Kamis 29/7/2021).
Ucapan selamat hari raya dari menteri agama kepada kelompok agama Baha’I menuai reaksi dari sejumlah tokoh agama hingga masyarakat negeri ini Ketua MUI Cholil Qoumas mengingatkan pemerintah jangan offside soal agama Baha’i pasalnya MUI sendiri telah menyatakan agama Baha’i yang berasal dari Iran ini sebagai agama sesat yang menyeleweng dari koridor Islam sebab yang mengakui ada Nabi setelah Rasulullah Muhammad SAW.
Pemerintah terus membela diri dengan mengatakan bahwa ucapan tersebut sudah berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku dengan alasan bahwa agama Baha’i bukan sempalan agama tertentu dan Islam adalah agama yang ramah, padahal beberapa Ulama mengatakan bahwa meski mereka mengaku agama baru akan tetapi ajarannya menyerang ajaran agama Islam dan telah memurtadkan ribuan kaum Muslimin di Indonesia.
Apa yang dilakukan Menteri Agama disertai pembelaan dari Kementerian Agama semakin menguatkan arus kebebasan beragama bukankah ini hanya akan merugikan Umat Islam.
Manusia maupun hewan dan tumbuhan karena itu hari ini di tengah kebuntuan dunia untuk menemukan solusi atas wabah Pandemi Covid-19 berikut problem-problem sebelumnya yang hari ini diperburuk dengan pandemi ini mestinya Umat Islam menjadi pelopor berada didepan untuk menunjukkan bahwa Islam punya konsepsi perubahan, bagaimana konsepsi perubahan di dalam Islam ini tugas sesungguhnya bisa digali dari apa yang dulu sudah dicontohkan oleh Rasulullah dan mestinya inilah yang dipegang teguh oleh Umat Islam.
Imam Ibnu Katsir di dalam menjelaskan Tafsir Qur’an Surat Ar-Radu ayat 11 itu mengutip hadist qudsi dari Ali RA Allah berkata : “Demi Kemuliaan-Ku dan Ketinggian-Ku di atas ‘Arsy, tidaklah suatu Negeri dan penghuninya berada dalam kemaksiatan kepada-Ku yang Aku benci, kemudian mereka mengubah keadaan tersebut menjadi ketaatan kepada-Ku yang Aku cintai melainkan Aku akan membalas mengubah keadaan mereka dari siksa yang mereka benci menjadi rahmat yang Aku sukai”
Inilah yang harus ditunjukkan oleh Umat Islam kepada dunia inilah yang harus dibawa oleh Umat Islam pada seluruh komponen negeri ini bahwa perubahan itu harus bermula dari keinginan untuk taat kepada Allah secara sempurna, maka Allah akan memberikan rahmat-Nya bagaimana taat secara sempurna kepada Allah di tengah kehidupan kita yang sangat Kapitalistik sebagaimana hari ini maka harus bermula dari perubahan Mafahim karena manusia berubah dari pemikiran dan perbuatannya.
Pemikiran serta perbuatan bisa berubah dengan perubahan pemahaman maka hari ini adalah PR bagi kita untuk terus menyampaikan pemahaman Islam agar pemikiran Umat berubah, agar konsepsi-konsepsi yang selama ini diambil dari sistem Liberal ditinggalkan dan agar menuntun perbuatan mereka menuju ketaatan kepada Allah secara sempurna. Wallahu A’lam Bisshawab.[]
Post a Comment