Wajah Baru Rezim Israel, Derita Palestina


Oleh Hasni S Rahantan 
Mahasiswi dan Member AMK 

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan rezimnya resmi tamat setelah 12 tahun memimpin, Netahayu digulingkan oleh pemimpin oposisi Yasir  Lapid dan pemimpin ultra-nasionalis Naftali Bennett dengan perolehan suara (60:59) Bennett Lapid siap membentuk koalisi pemerintahan baru (sindonews.com).

Bennett sendiri sebelum menjadi PM Israel, ia vokal menyuarakan program anti-kemerdekaan Palestina. Ketika diwawancarai oleh (The Times of Israel)  ditanya tentang prospek berdirinya negara Palestina, Bennett (menjawab tidak,) selama saya punya kekuasaan dan kontrol, takkan saya serahkan satu sentimeter pun lahan Tanah Israel untuk Palestina (tirto.id).

Rezim new Israel (Bennett), tidak berbeda dengan rezim sebelumnya. Bennett hanya akan menambah daftar panjang PM Israel yang dengan segala kebijakan brutal mereka dalam menganeksasi wilayah (Palestina,) bahkan Bennett sendiri lebih kejam dari PM Israel sebelumnya.

Pemerintahan Bennett didukung oleh negara adidaya Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk keamanan Israel dan akan bekerja dengan pemerintah barunya. Dalam sebuah pernyataan, presiden Joe Biden, mengatakan Israel tidak memiliki teman yang lebih baik daripada Amerika Serikat.

Statemen Joe Biden ini mengonfirmasi bahwa negara adidaya tetap akan mendukung Israel dalam menjajah Palestina,   publik masih teringat dengan janji manis Joe Biden ketika terpilih sebagai Presiden AS, dalam orasi kemenangan Biden berjanji akan melindungi kaum muslim (akan tetapi di saat,) yang lain Biden justru mendukung rezim yang meluluhlantakkan kaum muslim.

Nampaknya sangat mustahil jika umat menginginkan saudara seakidahnya dizalimi, akan tetapi enggan berjuang. Padahal jihad dakwah merupakan alternatif dalam memberantas kezaliman.

Jihad secara filsofis yaitu terbentuk masyarakat islami (al-mujtama al-islami), di muka bumi atas dasar perdamaian dan kerukunan hidup dan kewajiban. Dalil (QS. al-Baqarah: 251), yang menjelaskan dasar filsofis keharusan berjihad guna mempertahankan hak hidup, hak beragama. (Ali-Ahmad Al-Jurjawy, Hikmat al-Tashri, h. 331).

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post