Covid-19 semakin menggila. Angka kematian dan terpapar kian meningkat.Rakyat semakin tidak berdaya. Di atas ketidakberdayaan ini, pemerintah alih-alih hadir sebagai pemberi solusi yang tuntas. Malah datang dengan solusi tambal sulam.
Karena, tidak adanya penanganan yang serius dari pemerintah. Maka Rakyat menjadi tumbal dalam pandemi ini.
Dikonfirmasikan oleh Komandan Posko Dukungan Operasi Satgas Covid-19, Pristiawan Buntoro, di Yogyakarta. Bahwa, 63 pasien di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Semua meninggal dunia dalam sehari semalam pada Sabtu (3/7/2021) hingga Minggu (4/7/2021) pagi akibat menipisnya stok oksigen (Bisnis.com, 4/7/2021).
Perihal ini, sudah seyogianya pemerintah menempuh kebijakan yang cepat dan tepat untuk menanggulangi pandemi. Karena, dengan kekurangan oksigen di RS hingga pada pasien isolasi mandiri. Hal ini, menunjukkan bahwa kelemahan pemerintah dalam menyiapkan alat kesehatan dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan rakyat selama masa pandemi.
Sebab, pada awalnya yang menjadi amunisi garda terdepan menghadapi pandemi yang diandalkan pemerintah adalah: obat-obatan, alat kesehatan, dan fasilitas kesehatan. Namun, pengadaan semua senjata tersebut sulit dihadirkan oleh pemerintah.
Kondisi kalang kabut pemerintah saat ini merupakan dampak dari sikap acuh tak acuhnya dari awal munculnya virus. Pemerintah dalam mengambil tindakan hanya berpatokan pada pertimbangan keuntungan kaum kapital. Dan itu sudah menjadi rahasia umum, bahwa pemerintah demokrasi kapitalisme hanya sebagai fasilitator. Bukan sepenuhnya pengurus urusan rakyat.
Hal ini sangat kontras dengan pemerintahan Islam. Dalam Islam setiap masyarakat diberikan pelayanan kesehatan gratis. Tidak secuil pun beban biaya dilimpahkan kepada rakyat.
Selain itu, alat dan fasilitas kesehatan pun disediakan oleh pemerintah dengan cukup memadai. Dalam hal ini, negara Islam tidak semata-mata menggantungkan diri kepada swasta. Melainkan negara sendiri yang akan melakukan pengadaan.
Serta, negara mendukung kaum ilmuwan untuk melakukan penelitian dan pengembangan kesehatan. Dan tentu, tidak hanya sekadar mendukung dengan lisan melainkan segala biaya ditanggung oleh negara.
Maka dari itu, keamanan dan jaminan pelayanan kesehatan gratis hanya ada dalam negara yang menerapkan Islam sebagai pondasinya.
Wallahu a’lam bishshawaab.
Post a Comment