PADAM



PADAM

Oleh Ammy Amelia
(Member Akademi Menulis Kreatif)


Malam memudar tangguhnya
Jelaga yang dulu raya, kini kelam tanpa daya
Rupanya ia tengah remuk redam
Sesak oleh sirnanya kilau gemintang, silih berganti padam

Malam hanya mampu bersembunyi dalam sunyi
Tak ada lagi riuh cahaya menemani
Kemana perginya benderang?
Apakah megahnya binar harus temaram?

Wahai gemintang, engkaulah nyawa
Mengapa beranjak menjejak sungkawa
Angkasa sengsara menghimpit bentang penuh lara
Semesta nelangsa sarat genangan air mata

Sungguh malam pasrah dalam muram
Hempaskan sudi demi sebuah kehilangan
Hilang telah sematkan luka bagi sebuah kenangan
Malam berganti, meratapi tangis sendirian

Kini, pekatnya malam kian lekat
Melekat erat, semakin dekat
Sedekat nadi yang menggurat
Sedekat dahsyatnya kiamat 
Sedekat Dia, Sang Penggenggam Dunia dan Akhirat


Bandung, 7 Juli 2021




".....Wafatnya ulama laksana bintang yang padam...."

(HR. al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda)

Post a Comment

Previous Post Next Post