(Aktivis Muslimah Kalsel)
Tepat di bulan Ramadan ini, Palestina kembali berduka. Duka yang selama ini terus berlangsung. Muslim di Palestina diserang dengan dzolim oleh para zionis Israel, saat mereka sedang melaksanakan salat tarawih di malam Ramadan. Hal ini mengakibatkan Palestina banjir darah, padahal ini adalah bulan yang penuh dengan berkah. Na’udzubillah.. Bentrokan ini tentu saja menuai kecaman dari Kepresidenan Palestina. Juru bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh memperingatkan kebijakan agresif Israel itu bisa mengubah konflik negara menjadi perang agama tanpa akhir, yang akan merusak perdamaian dan keamanan internasional. (Kompas.com, 24.4/2021).
Banyak yang mengecam tindak kekerasan zionis Israel terhadap Muslim di Palestina. Seperti halnya juga, Komisi VIII DPR mengecam tindak kekerasan yang dilakukan oleh polisi Israel terhadap warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsha, Yerussalem. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mesti turun tangan. “Saya kira PBB dan negara-negara OKI harus turun tangan untuk menyelesaikan kekeasan berdarah ini, ujar ace dalam keterangannya, Minggu (9/5/2021).
Ace prihatin dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh polisi Israel tersebut. Menurutnya, aksi kekerasan tersebut tak seharusnya terjadi. Apalagi peristiwa berdarah ini terjadi saat umat Islam Palestina sedang menjalankan ibadah puasa. Bentuk kekerasan apapun harus dihindari, harusnya Israel menghormati warga Muslim yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsha. Saya mengecam keras tindakan tersebut, kata Ace.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengecam aksi ini. selain itu, Kemenlu menyatakan juga mengecam pengusiran paksa sebanyak enam warga Palestina dari wilayah Syaikh Jarrah, Yerussalem Timur, oleh aparat Israel. Pengusiran paksa dan tindakan kekerasan tersebut bertentangan dengan berbagai resolusi PBB, hukum humaniter internasional, khususnya Konvensi Jeneva IV tahun 1949, dan berpotensi menyebabkan ketegangan dan instabilitas di kawasan, tulis Kemenlu lewat akun Twitter.
Gangguan yang dilancarkan oleh zionis Israel ini seperti upaya yang disengaja terjadi setiap tahun. Dan mencermati hal ini, tampak sekali bahwa Israel telah melakukan tindakan provokatif sehingga memicu serangan balik dari warga Palestina.
Serangan Israel terhadap jamaah tarawih Masjid Al-Quds dan pengusiran terhadap warga Syaikh Jarrah tidak layak direspon sekedar dengan kecaman oleh OKI dan mustahil diselesaikan dengan resolusi baru oleh PBB. Serangan yang terus berlanjut, seakan-akan zionis Israel sudah kehilangan hati nurani mereka sebagai manusia, mereka mengacaukan ibadah warga Palestina, menyerang hingga membunuh mereka. Tidak kemudian punya rasa kasihan lagi terhadap sesama manusia. Serangan ini saat bulan Ramadan adalah tindakan yang sangat keji. Disaat warga Palestina ingin menikmati bulan yang suci ini dengan tenang dan damai, namun disaat itu pula Israel merusak ketenangan mereka. Ketegangan terus berlangsung di kawasan pemukiman warga Palestina di Syaikh Jarrah, Yerussalem Timur. Puluhan warga terancam terusir setelah pemukim Israel mencoba memperoleh properti di lingkunan tersebut. Inilah akibat sekat nasionalisme yg mengakibatkan muslim di negeri ini tidak bisa bersatu untuk melawan zionis Israel.
Hal ini tidak layak direspon sekedar dengan kecaman oleh OKI, walaupun mereka sangat tidak mengindahkan penyerangan ini, dan terus mengecam perbuatan meraka. Namun apakah kondisi Palestina berubah? Tidak. Justru semakin banyak Muslim Palestina yang sakit, terluka, bahkan mati terbunuh di tangan zonis Israel. Karena sesungguhnya jika hanya menyuarakan dengan lisan, tidak akan bisa merubah keadaan penyerangan yang tejadi, apalagi yang bersuara hanya segelintir orang tanpa adanya bentuk tindakan yang dilakukan. Mustahil juga akan diselesaikan oleh resolusi PBB, yang bertugas untuk memberikan keamanan disetiap negara atau merekalah yang harus turun tangan dengan kondisi saat ini. Namun kenyataannya tidak begitu. Berpuluh-puluh tahun Palestina diperlakukan dengan sadis oleh zionis Israel tanpa ada tindakan apapun.
Membutuhkan kekuatan tentara muslim yang membela kehormatan agamanya dan melindungi saudaranya. Kekuatan dan bersatunya umat Muslim adalah jalan untuk menghancurkan bagaimana bengisnya tentara Israel, yang sudah sekian lama menjadi benalu bagi muslim Palestina. Ironisnya kaum Muslim saat ini dalam kondisi tertidur pulas, padahal sesungguhnya kehormatan dan kemuliaan kaum Muslim terletak pada pengembalian fungsi Islam sebagai ideologi negara. Islam adalah pandangan hidup, bukan sekedar agama ritual. Jika dulu di masa Daulah Islam berdiri, Yahudi begitu ciut nyalinya dihadapan Khalifah, mengapa tidak kita perjuangkan kembali Daulah itu? Agar darah dan jiwa kaum muslim dimuka bumi, khususnya di tanah Palestina dapat terjamin dan tidak mudah ditumpahkan. Daulah Islam (Khilafah) berdasarkan metode kenabian yang dengan sungguh-sungguh mewakili kepentingan Islam dan orang-orang beriman. Dapat mengakhiri mimpi buruk warga Palestina.
Hanya negara ini lah yang mampu menggerakkan pasukannya yang tangguh untuk membebaskan setiap inci tanah yang diberkahi ini dari pendudukan brutal Israel. Serta mengembalikan keamanan dan kehormatan kepada orang-orang yang beriman di bawah naungan perlindungan Islam seperti yang kita lihat dalam sejarah Daulah Islam. Tentunya kita sebagai umat Islam harus menolak solusi palsu atas malapetaka yang menimpa kita, karena mereka hanya memperpanjang penderitaan saudara-saudari kita dan sebaliknya, kita harus memusatkan semua perhatian dan energi kita untuk membangun kembali negara yang mulia ini.
Sebagaimana firman Allah sebagai berikut “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan melakukan amal-amal salih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (TQS. An-Nur : 55).
Wallahu a’lam bisshowab
Post a Comment