Mengakhiri Agresi Penjajahan Israel Tak Cukup dengan Kecaman

Oleh : Umma Anta (Ibu Peduli Umat)

Saat Bumi Para Nabi Kembali Berduka

Israel laknatullah kembali melancarkan aksi terror kekerasan di Bumi para Nabi, Palestina. Selama kurang lebih 11 hari di akhir Ramadhan, tepat beberapa hari menjelang perayaan hari kemenangan, Idul Fitri 1442 H bagi kaum muslimin Palestina dan dunia. 

Serangan 11 hari yang terjadi di bumi Palestina jelas menimbulkan kerugian dan kehilangan tidak hanya nyawa generasi umat Islam Palestina, tetapi juga kerugian material seperti perumahan penduduk maupun sejumlah bangunan yang harus rata dengan tanah. 

Setidaknya ada 16.800 rumah susun dan tapak di jalur Gaza yang mengalami rusak berat akibat hantaman bom Israel laknatullah. dari jumlah tersebut, setidanya asa 1.800 unit yang tidak layak dipakai dan ditempati kembali oleh masyarakat Palestina dan sisanya sekitar seribu bangunan harus rata dengan tanah. (CNN Indonesia, 21/05/21).

Kondisi Palestina Butuh Penyelesaian Akar Masalah
Aksi kekejian pasukan Israel laknatullah di bumi Palestina belakangan ini memang berhasil memanggil umat Islam dunia serta penguasa negara yang saat ini berkuasa. Beragam respon coba dilakukan semua pihak sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan terhadap problem kekerasan yang terjadi di Palestina. 

Terbukti, telah berlangsung pertemuan luar biasa secara virtual oleh Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada tingkat Menteri Luar Negeri (MENLU) tepatnya pada 4 syawal 1442 H atau Ahad, 16 Mei 2021. Pertemuan diketuai oleh Arab Saudi yang mengumpulkan negara-negara Islam dan lainnya dalam mengecam agresi Israel laknatullah terhadap Palestina yang darinya di keluarkan 18 butir sikap OKI terhadap serangan biadab Israel ke Palestina. (Republika.co.id, 16/005/21)

Menyikapi persoalan berkepanjangan yang masih terus terjadi di Palestina, sesungguhnya tidak cukup dengan adanya pertemuan Internasional oleh negara-negara di dunia. Tetapi penyelesaian problem Palestina harus dilihat dari akar persoalannya, dimana masivnya serangan Israel di wilayah Palestina di saat yang sama memang didukung secara jelas oleh banyak negara Kafir Barat, seperti Amerika Serikat dan sekutunya.

Kecaman sebagai jalan yang diharapkan mampu menghentikan aksi kekejaman dan terror Israel laknatullah kepada dewan PBB atau lembaga sejenisnya di tingkat Internasional, jelas bukan jalan yang tepat sebagai satu-satunya pilihan yang dapat diharapkan. 

Hanya Kekuatan Khilafah yang Mampu Menghentikan Agresi Israel
Tanah Palestina bagi Umat Islam jelas bagian yang tak terpisahkan. ada kandungan nilai ruhiyyah yang sangat kental di bumi Palestina, salah satu wilayah yang pernah di tetapkan Allah swt sebagai kiblat pertama Umat Islam (Masjid Al Aqsa), sebelum akhirnya dipindahkan atas izin Allah ke arah Masjid Al Haram. “..Sungguh Kami akan memalingkan kamnu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu kea rah masjidil Haram..” (Qs. Al Baqarah : 144).
maka, sudah sangat jelas bahwa keberadaan tanah yang dimuliakan Palestina adalah bagian penting dari jati diri umat Islam. Karenanya, kehormatan, kemuliaannya dan keamanan didalamnya harus senantiasa terjaga dari berbagai upaya kotor, keji da dzallim dari kaum kafir dan sekutu mereka, termasuk didalamnya orang-orang terusir Israel laknatullah.

Penjagaan atas kesucian, keselamatan dan kehormatan tanah Palestina jelas hanya mampu terwujud dibawah kepemimpinan seorang Khalifah umat Islam. Seorang penguasa kaum muslimin yang memiliki visi keimanan kokoh untuk selalu mewujudkan hukum-hukum syariat-Nya di bumi ini. 

Jejak sang Khalifah kedua, Umar bin Khattab pada tahun 638 M telah berhasil menaklukkan Yerusalem dan dengan kekuasaannya pula Khalifah Umar berhasil merebut kembali Masjid Al-Aqsa ke pangkuan kaum muslimin. 

Tahun 1.099 M, sang Sultan Salahudin Al-Ayubi berhasil mewujudkan janjinya untuk menaklukkan Yerusalem menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi, ketika sebelumnya Yerusalem memang sempat didudukimoleh pasukan salib di bawah pimpinan Peter The Hermit selama kurang lebih 88 tahun. 

Kekuatan Khilafah secara nyata mampu menghentikan agresi Israel laknatullah di tanah Palestina, juga ditunjukkan oleh Sang Khalifah terakhir Umat Islam. Beliau adalah Sultan Abdul Hamid II, yang dengan kekuatan kekuasaannya sebagai Khalifah dengan tegas menolak tawaran dan berbagai sogokan yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi laknatullah dibawah pimpinan Theodor Herzl yang melakukan maneuver politik membujuk Sultan agar diizinkan untuk diberikan bagian dari tanah Palestina. 

Telah jelas jejak kekuasaan khilafah Islam sajalah yang mampu menghentikan agresi Israel laknatullah di tanah Palestina, dan bukan hanya dengan kecaman walaupun dilakukan sejumpah penguasa seperti hari ini.

Sudah saatnya umat Islam bersatu dan berjuang mewujudkan kembali hadirnya kepemimipinan Umat Islam di bawah naungan seorang Khalifah yang dengan ketegasan dan keberaniannya akan mengusir orang Israel laknatullah dari bumi para Nabi, Palestina. Allahu Akbar !!! ® 

Post a Comment

Previous Post Next Post