Melupakan Jasmerah dengan Palestina, Gerus Akidah


Oleh Nur Fitriyah Asri
Penulis Ideologis Bela Islam AMK

Pesan terkenal yang disampaikan oleh Presiden Soekarno saat pidato terakhirnya pada Hari Ulang Tahun (HUT) RI (17/8/1966), "Jasmerah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah." Perlu diketahui, bahwa Indonesia dan Palestina mempunyai hubungan yang erat. Bisa dikatakan bahwa Indonesia mempunyai utang pada Palestina.

Indonesia merdeka secara de fakto pada 17 Agustus 1945. Agar menjadi negara yang berdiri utuh (de jure) membutuhkan pengakuan dari negara lain. Pada saat itu, belum ada negara-negara yang memutuskan sikap mengakui kemerdekaan Indonesia, kecuali Palestina. Tepatnya pada (6/9/1944),  merupakan negara yang pertama kali mendukung dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini menyampaikan dukungan melalui siaran radio. Alhasil, mendorong negara Mesir dan lainnya turut mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. (Dikutip dari buku berjudul Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri).

Sejak saat itulah, antara Indonesia dan Palestina terjalin hubungan yang erat. Salah satu kebijakan politik luar negeri Indonesia, adalah mendorong kemerdekaan Palestina dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Sayangnya, hubungan tersebut dirusak oleh oknum penguasa yang berniat membuka diplomasi dengan Israel, tetapi gagal karena ada penolakan dan penentangan publik. Kemudian Yahya Cholil Staquf, sebagai Katib Aam PBNU dan pejabat negara. Terbang ke Yerusalem Israel sebagai pembicara dalam lokakarya berskala internasional. Tentu saja ditanggapi sinis oleh berbagai kalangan. Di antaranya Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri MUI, Mahyuddin Junaidi menuding Yahya mengkhianati umat Islam. Sebab, dilakukan ketika terjadi konflik antara Israel dan Palestina yang menewaskan ratusan warga sipil kala itu. (BBC.News. 10/6/2020). 

Pakar media sosial juga pendiri PT Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan tak disangka dan tak diduga banyak simpatisan dan pendukung Israel Defence Forces (IDF) atau angkatan pertahanan Israel. Bahkan, menyalahkan Palestina.  
Anehnya, postingan tersebut sama persis dengan pendukung Israel di luar negeri. Hal senada juga disampaikan oleh Dubes RI untuk Turki, Muhammad Iqbal terkejut, 60-70% komentar di pemberitaan media Indonesia bela Israel (turkinesia.net, 17/5/2021).

Hal ini wajar, karena hampir semua medsos dikuasai zionis Yahudi. Ada upaya terstruktur dan terorganisir membela zionis Israel. Untuk menggembosi semangat perjuangan Palestina dan pendukungnya.

Ironisnya, Indonesia berpenduduk muslim terbesar mudah termakan hoaks. Salah satu contohnya, Permadi alias Abu Janda, pegiat medsos dan buzzer @Rp, videonya yang berdurasi 59 detik (17/9/2019), kembali beberapa hari viral karena bertentangan dengan pendapat kebanyakan kaum muslimin yang membela Palestina menuding Israel penjajah dan teroris. 
"Bahwa apa yang terjadi di sini (gaza) bukan perang agama, bukan perang antara Islam dan Yahudi seperti yang biasa digembor-gemborkan," kata Abu Janda. Apakah dimanfaatkan oleh zionis Israel demi uang? (Pojoksatu.id. 15/5/2021)

Senada dengan ungkapan Mantan Kepala Bin Jenderal (Purn.) AM Hendropriyono menyatakan, "Bahwa Palestina dan Israel bukan urusan kita, melainkan urusan mereka, bangsa Arab dan Yahudi." Pernyataannya sungguh menyesatkan. Tidak sepatutnya pejabat lupa dengan jasmerah Palestina.

Seturut Ustaz Abdul Somad (UAS), "Orang yang mengatakan kita tidak ada hubungannya dengan Palestina, itu murni hubungan konflik antara Palestina dengan Israel. Maka dia tidak mengerti ajaran Islam." 
Sebab, di dalam QS. al-Isra [17]: 1) jelas disebutkan ada Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Aqsa. Adapun Al-Aqsa ada di Palestina, tempat berpijak Rasulullah saw. mikraj ke Sidratulmuntaha. 

Banyaknya berita hoaks yang berseliweran di medsos, dan pernyataan yang memutarbalikkan fakta demi meraup uang, sungguh menyesatkan.
Seharusnya seorang penguasa dan pejabat, bersikap tegas meluruskan masalah. Bukan justru menjadi pengkhianat bangsa dan agamanya. Akibatnya lupa sejarahnya. Lupa jasmerah dan tentu merusak akidah umat.

Indonesia Berpangku Tangan dalam Menyikapi Zionis Israel

Menurut politisi Partai Demokrat, Andi Arief, lembeknya sikap Indonesia diduga berhubungan dengan ini, "Pernah ada rencana bantuan Amerika Rp28.5 triliun buat Indonesia jika berbaik-baik dengan Israel. Saya tidak terlalu mengikuti apakah ada realisasinya," ujar Andi Arief di akun Twitternya (14/5/2021). 

Pernyataan tersebut muncul dari CEO US Internasional Development Finance Corp, Adam Boehler mengatakan: "Amerika Serikat akan memberikan bantuan (pinjaman) sebesar dua miliar dolar AS atau 28,5 triliun kepada Indonesia jika berdamai dengan Israel. Jika siap, maka kami dengan senang hati akan mendukung lebih banyak secara finansial daripada yang kami lakukan," kata Boehler dikutip dari Times Of Israel (rmol. 23/12/2020).

Lebih dari itu, Fadli berkata jika benar menurut Dirjen Imigrasi Indonesia menampung warga negara zionis Israel, ini sama dengan penyelundupan. Sebab, Indonesia tidak menjalin hubungan diplomasi. Artinya, rezim ini melanggar konstitusi, yakni paragraf pertama dari Pembukaan UUD 1945 adalah: "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan."

Jelas sekali, bahwa rezim ini malah melindungi penjajah. Oleh sebab itu, jangan berharap kepada negeri-negeri muslim seperti Saudi Arabia, Mesir, termasuk Indonesia, mereka adalah boneka Amerika Serikat (AS). Mereka akan berpihak dan menggiring untuk bernegosiasi pada perjanjian tahun 1967 yang intinya Masjid Al-Aqsa dibagi dua. Sebagaimana pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, "Mendorong OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) tetap fokus membantu kemerdekaan Bangsa Palestina. Kembali ke negosiasi multilateral berpedoman dengan parameter yang telah disetujui internasional. Tujuannya adalah mencapai perdamaian yang lestari dengan prinsip solusi dua negara."

Negosiasi tersebut, justru mengkhiatati umat Islam sedunia. 
Khalifah Umar bin Kaththab r.a. menyatakan tanah Jerusalem atau Palestina sebagai tanah waqaf sejak menerima penyerahan kunci Baitul Maqdis dari pemimpin tertinggi umat kristiani.

Itulah alasan Amir Syuhada mujahid garda terdepan pejuang Palestina, dengan gagah dan wibawa berkata: "Tanah Palestina adalah wakaf milik umat Islam. Tidak ada seorang pun yang boleh membiarkan tanah ini lepas walaupun hanya sejengkal!" (Syaikh Ahmad Yasin, Republika Online, 19/6/2011).

Wahai umat Islam, sambutlah seruan pemimpin Hamas Ismail Haniyah, Presiden Turki Erdogan, Presiden Yordania, Qatar, dan lainnya. Agar negeri-negeri Islam dan Arab bersatu melawan penjajahan zionis Israel. Sebab, untuk menghadapi zionis Israel yang di dukung oleh AS negara adidaya, caranya hanya satu, yaitu hadapi dengan negara adidaya pula yakni khilafah.

Khilafah inilah yang akan mempersatukan negeri-negeri muslim seluruh dunia, menerapkan syariah kafah, dakwah, dan menyerukan jihad fii sabilillah. Inilah senjata umat Islam yang tidak dimiliki oleh kafir penjajah, yakni jihad.

Saatnya kita buang sistem demokrasi kufur yang hanya menghasilkan manusia-manusia kufur dan menghancurkan peradaban luhur. Hanya khilafah yang bisa menjadi junnah (pelindung). Sebab, aturannya berasal dari wahyu Allah Swt. tentu membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia dan akan mengubur semua bentuk penjajahan di muka bumi ini.

Dari An-Nu'man bin Basyir dia berkata, bahwa Rasulullah saw., bersabda: "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Muslim No 4685)

Jadi, haram hukumnya jika berpangku tangan, memejamkan mata, dan menutup telinga. Ingatlah masalah Palestina adalah urusan agama, Masjid Al-Aqsa adalah Masjid ketiga yang dimuliakan dan diberkahi Allah Swt. Jika Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi dijaga dan dilindungi langsung oleh Allah. Berbeda dengan Masjid Al-Aqsa, yang seharusnya dilindungi oleh khalifah. Masihkah kita mempunyai akidah?
Hanya ada satu cara, tegakkan kembali khilafah ala minhajjin nubuwwah. Hanya cara ini yang bisa menyelesaikan semua masalah, termasuk Palestina.

Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post