KOMPOR LISTRIK, UNTUK KEMASLAHATAN SIAPA?




Oleh: Susi Susanti, S.M

 Lagi-lagi program pemerintah tak mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat kecil, janji manis yang diucapkan dulu pada saat kampanye akan menyejahterakan rakyat kini hanyalah sebuah mimpi yang tak akan pernah terwujud.

Bahkan baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan program baru pemerintah yakni menyiapkan produk kompor listrik yang diyakini oleh rezim berkuasa sebagai prodak ramah lingukngan.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyiapkan produk layanan untuk mengakselarasi pengguna kompor induksi (Kompor listrik). Proses rancangan program mulai dulakukan pada awal april 2021.

Executive Vice Presiddent Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi menjelaskan, program itu ditunjukkan untuk pelanggan pasang  baru, yang akan diberi insentif daya yang lebih besar dari yang dimohonkan, dengan syarat pelanggan memasang kompor industri pada hunian mereka.

Disisi lain pemerintah menginginkan kemudahan bagi rakyak namun perlu dilihat lagi bahwa program ini menimbulkan  tanda tanya bagi rakyat. Rakyat dibuat bimbang, apakah program ini akan sepenuhnya memberikan kemaslahatan atau tidak? Bagaimana mungkin rakyat menerima dengan begitu saja sedangkan program ini akan menyulitkan ekonomi mereka yang kian hari semakin terpuruk salama masa pandemi berlangsung.

Dalam masa sulit seperti ini tak sedikit masyarakat yang tak menginginkan bantuan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Alih-alih membantu, nyatanya rakyat dipersulit dan kini rezim membuka lahan bisnis baru tanpa mempedulikan dampak yang terjadi bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erik Tohir mengatakan pengguna kompor listrik/industri dapat memberikan penghematan untuk Negara dan rumah tangga sekaligus. Bahkan Erick menyebut penghematan bisa mencapai Rp 60 Triliun bagi Negara. Hal ini karena penggunaan energi listrik lebih murah ketimbang dengan penggunaan gas yang saat ini masih dipenuhi  dari import.

Dia mengatakan Hal ini juga merupakan bagian dari upaya mencapai ketahanan energi nasional dan dilakukan dengan dukungan masyarakat. 
“Saya optimis ini akan berjalan baik ketika semua BUMN karya dan kebijakan dikementerian  PURN untuk memastikan pembangunan rumah dan apartemen dilengkapi fasilitas listrik dan kompornya. Ini merupakan percepatan penekanan import dalam lima tahun kedepan, kalau kita bisa rubah minyak tanah ke LPG kenapa tidak  rubah LPG ke listrik saja” kata Erick dalm konfrensi pers virtual, Rabu 31/03/2021).

Dia mengatakan, untuk negara, penggunaan kompor listrik ini akan memberikan penghematan biaya impor yang per tahunnya rata-rata memakan dana hingga Rp 60 Triliun.
Sedangkan untuk rumah tangga, setelah dilakukan uji coba, penggunaan listrik untuk memasak akan menghemat biaya pengeluaran LPG dari sebelumnya Rp 147 ribu menjadi Rp 118 ribu.
 
Dengan adanya program baru seperti diluncurkanya kompor listrik tidak akan membantu meringankan biaya rumah tangga, namun pengeluaran biaya rumah tangga tetap akan bertambah naik, mengingat prodak ini juga menggunakan tenaga listrik otomatis biaya pembayaran listrikpun akan semakin naik. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa pemerintah dalam sistem kapitalisme tak bisa dijadikan sebagai pedoman dalam mengurus urusan umat.

Negara yang berkiblat pada sistem kapitalisme memanglah sudah jadi budaya tersendiri, dimana rakyat kecil dijadikan sebagai objek untuk mengumpulkan keuntungan, mereka tak peduli lagi dengan rasa persaudaraan antar sesama.

Berbeda dengan islam. Islam sangat detail dalam memberikan solusi untuk setiap permasalahan umat terutama dalam hal ekonomi, sebagaimana yang ditegaskan dalam hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW pernah bersabda
 “Kaum muslim bersekutu memiliki hak yang sama) dalam hal Air, padang dan api” (HR Abu Daud).

Kesejahteraan rakyat dijadikan sebagai prioritas utama dalam daulah  islam. Hal ini akan terjadi apabila menjadikan islam sebagai satu-satunya pedoman hidup. Dalam islam diharamkan bagi Negara mengabaikan urusan rakyat. Islam akan membekali setiap pemimpin dalam Negara dengan tsaqofah yang Haq sehingga akan menciptakan pemimpin atau masyarakat yang taat dan tunduk terhadap aqidah islam.

Wallahu’alam bishowab

Post a Comment

Previous Post Next Post