Oleh Fiani, S.Pd
Serangan brutal Israel terhadap Palestina telah memancing perhatian seluruh dunia. Serangan ini bukan pertama kalinya terjadi. Tapi sudah berkali-kali, sudah banyak menjadi korban termasuk anak-anak. Ibu dan ayah yang kehilangan anaknya, anak yang kehilangan ibu dan ayahnya, kini syahid berjamaah.
Darah yang bercucuran adalah saksi kekejaman Israel. Ledakan bom Israel kini seolah menjadi bunyi petasan oleh warga Palestina di setiap harinya. Anak-anak yang seharusnya dilindungi, dididik, dibimbing kini menjadi korban para Zionis-Israel.
Serangan udara Israel di jalur Gaza menghancurkan beberapa rumah dan menewaskan puluhan warga Palestina di jalur Gaza, ada 42 orang tewas termasuk 10 anak-anak.
Di lansir dari Reuters, serangan itu dilakukan pada Minggu (16/05/2021). Militer Israel mengatakan korban sipil tidak di sengaja.
Akan tetapi, Pesawat Jet Israel menyeru sistem terowongan yang digunakan oleh militer Hamas. Hamas menyebut "pembunuhan yang sudah direncanakan sebelumnya".
Israel adalah organisasi teroris yang akan terus menerus meneror, menindas rakyat Palestina, sampai tujuan mereka tercapai. Maka kejahatan yang dilakukan terhadap Palestina sungguh kejahatan diluar prikemanusian. Zionisme adalah orang-orang Yahudi yang bertujuan mendirikan negara khusus bagi komunitas mereka di Palestina.
Adapun pertemuan 4 Syawal 1442 H ini dihadiri 16 Menteri dan wakil Menteri luar negeri. Negara-negara anggota OKI dan juga wakil dari negeri organisasi Kerja sama Islam (OKI) lainnya seperti Palestina, Malaysia, Brunei Darussalam, Mesir, Jordania, Vietnam, India, Norwegia, Inggris, dan HRVP (high representative of the union for foreign affairs NAD Security policy ) Uni Eropa, yang menghasilkan resolusi yang di adopsi oleh sesi biasa dan luar biasa KTT Islam dan Dewan Menlu, secara historis.
Akankah, resolusi yang diberikan untuk permasalahan Palestina bisa menghentikan kejahatan Israel? Bukankah resolusi yang diberikan sudah perna juga diberikan sebelumnya tapi tidak juga menghentikan derita Palestina.
Menurut pengamat politik internasional Ustadz Farid Wadjdi berbagai solusi apapun kalau tidak berujung pada pengusiran penjajah Yahudi di tanah Palestina itu tidak menyelesaikan masalah.
Setiap jeritan warga Palestina, seharusnya alarm bagi penguasa kaum muslim di negeri kaum muslim untuk bangkit dari tidur panjangnya, dan ber-segerah untuk mengumumkan bahwa kejahatan Israel tidak lain hanyalah dengan memerangi.
Akan tetapi, penguasa hanyalah memberikan solusi yang tidak memberikan keselamatan, kenyamanan, dan kesejahteraan bagi Palestina. Bantuan yg dikirim berupa, obat-obatan, makanan, uang maupun mendirikan sekolah-sekolah tidak akan menyelesaikan derita warga Palestina.
Demikianlah, sistem hari ini terbuat dari kesepakatan manusia tidak bisa menjadi solusi dari permasalahan umat, termasuk permasalahan Palestina.
Penjajahan Israel adalah penjajahan yang merupakan penjajahan persenjataan. Maka, harus melawan mereka dengan persenjataan juga.
Di dalam Islam, solusi yang diberikan kepada penderitaan Palestina mesti berujung pada pengusiran Yahudi. Maka yang harus di lakukan umat Islam terhadap Yahudi ini tidak lain kecuali jihad fi Sabilillah itulah yang diperintahkan dalam Islam. Peran penguasa harus mengirimkan tentara-tentara kaum muslim yang sudah terlatih dari negeri-negeri kaum muslimin, dan memfasilitasi dengan persenjataan yang tercanggih. Karena hanya negara-lah yang memiliki kemampuan memobilisasi tentara dan persenjataan.
Rasulullah saw. bersabda "seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dan tidak menzholimi-nya dan tidak membiarkannya untuk disakiti"
Seharusnya, derita Palestina adalah derita seluruh kaum muslim dimuka bumi ini. Maka, jangan berfikir panjang untuk memerangi mereka (Israel) atau musuh-musuh Islam.
Oleh karena itu, solusi hanya dengan jihad untuk menyelesaikan derita Palestina.
Wallahu a'lam bishawab
Post a Comment