Pengasuh Majelis Taklim dan Member AMK
"Perumpamaan kaum Muslimin dalam urusan kasih sayang dan tolong-menolong bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka menjalarlah penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan (merasa) panas." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas menggambarkan, betapa indahnya persaudaraan dalam Islam. Namun, saat ini gambaran tersebut tidak lagi bisa dirasakan, pelan dan pasti terkikis oleh penerapan sistem kapitalisme kufur yang dianut berbagai negeri muslim di dunia. Tengoklah penderitaan saudara muslim Palestina. Adakah kita merasakan penderitaan yang sama?
Dikutip oleh detiknews.com, (10/5/2021). Bentrokan berdarah telah terjadi antara polisi Israel dan warga Pelestina yang ada di Masjid Al Aqsha. Sedikitnya 178 warga Palestina mengalami luka-luka dalam bentrokan tersebut. Bentrokan terjadi usai buka puasa. Peristiwa itu bermula, ketika para pemukim Yahudi yang menggugat ke pengadilan melakukan penggusuran sejumlah keluarga Palestina di rumah-rumah mereka.
Apa yang terjadi pada Muslimin Palestina, semestinya menjadi tamparan keras bagi umat Islam lainnya. Apakah umat ini akan diam tak berkutik, menyaksikan saudaranya meregang nyawa dibantai oleh Yahudi Israel laknatullah. Mana makna bagaikan satu tubuh yang Rasulullah saw. sematkan terhadap umat yang mulia ini dan bagaimana hujah kita nanti dihadapan Allah Swt. di yaumil hisab?
Menyerahkan permasalahan Muslim Palestina kepada PBB dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) seperti punguk merindukan bulan. Resolusi dan kecaman, tidak akan pernah menghentikan kebiadaban Israel. HAM (Hak Asasi Manusia) mandul ketika berhadapan dengan Islam dan umat Islam.
Saat ini, pandangan dunia sedang tertuju ke Palestina. Mengumpulkan dana, logistik, obat-obatan, tenaga medis, serta menggencarkan doa bagi perdamaian kedua belah pihak. Namun, semua itu tak mampu untuk melindungi dan menyelamatkan saudara muslim Palestina. Sekali pun doa adalah silaahul muslim, senjatanya setiap muslim untuk menghadapi setiap bahaya di hadapannya. Namun, selain perintah berdoa, syariat Islam juga mengajarkan untuk melakukan ikhtiar secara fisik untuk menghadapi Israel. Yakni dengan Seruan jihad fi sabilillah. Bila rakyat Palestina tidak mampu maka harus dibantu pasukan dan persenjataan dari berbagai negeri muslim, utamanya di dunia Arab yang wilayahnya terdekat.
Karena, inilah satu-satunya untuk menolong muslim Palestina. Yakni, dengan adanya mobisasi tentara yang akan mencabut kejahatan entitas Yahudi. Semestinya, para tentara negeri muslim dan para pemimpinnya, bergerak bersatu padu untuk berjihad membebaskan penderitaan mereka. Mobilisasi seperti ini hanya akan terwujud dengan adanya khilafah yang tidak tersekat oleh nation state yang rusak, yang menghalangi solidaritas sesama muslim untuk menolong penyelesaian Palestina. Khilafah adalah satu-satunya solusi tuntas untuk menghentikan kepongahan Israel karena akan mewujudkan perisai pelindung hakiki bagi umat Islam di mana pun termasuk di Palestina.
"Sesungguhnya imam (khalifah) ibarat perisai dimana umat berperang dibelakangnya dan berlindung dengannya." (HR. Muslim)
Palestina dan seluruh umat membutuhkan hadirnya kembali khalifah sebagaimana khalifah Mu'tashim yang telah mengirim pasukan besar tentara muslim demi menjaga kehormatan satu orang muslimah. Jeritan muslim Palestina tidak akan disia-siakan oleh khalifah. Jihad akan segera dikobarkan untuk mengusir entitas Yahudi dari tanah Palestina dan tidak akan ada lagi pembantaian seperti yang terjadi saat ini. Karena tumpahnya darah seorang muslim adalah bencana besar melebihi hancurnya bumi dan seisinya.
Khalifah dengan negara khilafah dan kekuatan ideologi yang dimilikinya akan menyatukan 1,6 miliar kaum muslimin, mereka akan saling menolong atas dasar ukhuwah Islamiyah. Jadi solusi tuntas untuk menghilangkan derita Palestina adalah dengan kembalinya khilafah. Mari, bersegera berjuang menegakkan kembali tegaknya khilafah Islamiyah.
Wallahu a'lam bishshawab
Post a Comment