Pelajar
Virus covid-19 adalah salah satu virus yang menular dan sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Hari demi hari kasus kematian selalu bertambah jumlahnya. Pasien yang positif dan yang pulih tiada hentinya keluar masuk rumah sakit. Banyak Negara yang kewalahan menangani kasus covid-19 ini, termasuk negara kita Indonesia. Hari demi hari terlewati bahkan sudah 1 tahun lebih masih saja terdengar nama virus ini di berbagai belahan dunia. Bahkan sudah banyak ditemukan variant atau jenis baru dari virus covid-19. Melihat kondisi sekarang, seakan-akan virus ini telah membuat sejumlah negara berlomba untuk menaikkan angka kematian manusia sampai ke rekor tertinggi.
Baru-baru ini terdengar berita bahwa India mengalami ledakan kasus covid-19 tertinggi didunia. Dikutip dari CNA, terdapat 352.991 kasus baru dalam satu hari terakhir, sehingga total kasus di India lebih dari 17 juta. Angka kematian akibat covid-19 di India juga meningkat dari 2.812 kasus menjadi 195.123 kasus. Banyak rumah sakit yang kewalahan dalam menangani pasien covid-19 di India.
Di lansir dari BBC (26/4/2021), rumah sakit yang penuh baik di Delhi, maupun kota lain seperti Noida, Allahabad, dan Indore tidak ada tempat tidur pasien yang tersisa dan banyak pasien yang harus berbagi Kasur dengan pasien lain. Karena penuh, mereka rela menunggu antrian di parkiran demi mendapatkan pelayanan. Karena menunggu terlalu lama, banyak dari mereka yang meninggal dunia. Mereka membuat krematorium kremasi massal untuk korban covid-19. WHO berpedapat bahwa kasus ini ada kaitanya dengan varian baru virus corona yaitu B.1.617 atau yang disebut dengan mutan ganda. Ini bisa jadi salah satu faktor pendorong melonjaknya kasus covid-19 di India. Tetapi seorang ahli penyakit menular Dr. zain Chagla mengatakan bahwa ada faktor lain yang menyebabkan melonjaknya kasus ini, yaitu kepadatan penduduk dan rumah multigenerasi dengan ruangan berventilasi buruk yang banyak di India.
Indonesia adalah negara dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan Negara India. Padatnya penduduk, besarnya mobilitas, dan kondisi kemiskinan yang dialami di India juga dialami oleh Indonesia. Semestinya kita bisa mengambil pelajaran agar pemerintah mengambil kebijakan lebih komprehensif untuk menghentikan penyebaran virus. Namun apa yang kita lihat tidak sesuai apa yang kita harapkan.
Pemerintah tidak serius dalam menyelesaikan pandemi. Mereka tidak menampakkan kejelasan apakah ingin menuntaskan penyebaran virus atau perbaikan ekonomi. sistem kapitalis yang diterapkan di negeri ini mengutamakan kepentingan ekonomi dibandingkan nasib rakyatnya yang sedang menghadapi pandemi. Pemerintah hanya menghimbau kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan saja. Sementara hal itu tidak cukup dilakukan kalau masih dibiarkan tempat wisata atau mall tetap terbuka. Hal ini akan memperburuk keadaan. Yang ada pandemi gak selesai-selesai dan memungkinkan munculnya gelombang baru covid-19 yang menghampiri Negeri Ini.
Harusnya negeri ini mencontoh negeri-negeri terdahulu yang dapat menyelesaikan wabah dalam waktu relatif singkat, yakni Khilafah. Penanggulangan wabah dalam waktu yang relatif singkat ini ditopang oleh dua tujuan pokok. Pertama, menjamin terpeliharanya kehidupan normal di luar areal terjangkit wabah. Kedua, memutus rantai secara efektiif. Dua tujuan pokok tersebut tercermin pada lima prinsip dasar Islam. Pertama, penguncian areal wabah atau yang biasa disebut dengan lockdown. Rasulullah SAW bersabda “Apabila kalian mendengarkan wabah disuatu tempat, maka janganlah memasuki tempat itu, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya (HR Imam Muslim). Prinsip ini sangat efektif untuk pemutusan rantai penularan wabah.
Kedua pengisolasian yang sakit, Rasulullah SAW menegaskan yang artinya “ sekali-kali janganlah orang yang berpenyakit menular mendekati yang sehat” (HR Imam Bukhari).
Ketiga, pengobatan segera hingga sembuh bagi orang yang terinfeksi meski tanpa gejala.
Keempat, social distancing dimana orang yang sehat di areal wabah hendaknya menghindari kerumunan. Hal ini dalam masukan sahabat Amru bin Ash, yang dibenarkan Khalifah Umar bin Khaththab. Sebab wabah ibarat api, kuman yang penularannya antar manusia akan menjadikan kerumunan manusia sebagai sarana penularan begitu juga sebaliknya.
Kelima, penguatan imunitas (daya tahan ) tubuh. Mereka yang sehat tetapi berada di area wabah lebih beresiko terinfeksi. Imunitas adalah penentu terjadinya infeksi pada seseorang. Kelima prinsip tadi, akan menutup rapat celah bagi terjadinya imported case ataupun transmisi lokal. Namun kelima prinsip tadi hanya aka ada pada system kehidupan Islam karena didukung sepenuhnya oleh system kesehatan Islam yakni, Khilafah Islmiyah.
Post a Comment