Oleh: Ummu 'Alsiyah (Aktivis Muslimah)
Selama empat belas abad lebih, peradaban langit menyinari bumi dengan segala kegemilangannya. Keberkahan dan kesejahteraan terhampar luas. Peradaban langit tersebut merupakan peradaban Ilahi yang dibangun oleh Rasulullah Muhammad SAW dan diteruskan oleh para khalifah sesudahnya, yang tak lain adalah peradaban Islam yang mulia.
Sayangnya peradaban langit tersebut kini runtuh. Peradaban kamil wa syamil tergantikan oleh peradaban jahiliyah yang hitam, pekat dan berjelaga. Ada apa dengan dunia? Kenapa peradaban sempurna tersebut bisa runtuh? Bukannya hal yang aneh jika manusia menolak cahaya kesejahteraan dan bergerak pada gelapnya kehinaan?
Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata, "Wahai saudaraku, sungguh kita pernah terhinakan hingga Allah memuliakan kita dengan Islam. Kalau kita mencari kemuliaan selain Islam, maka Allah akan menghinakan kita kembali."
Ada 2 faktor kenapa peradaban Islam bisa runtuh. Yakni, pertama berasal dari faktor internal. Kedua, berasal dari faktor eksternal. Kedua faktor ini meliputi serangkaian peristiwa yang mengakibatkan mundurnya taraf berpikir umat.
Pertama, faktor internal. Di antaranya yaitu ditutupnya pintu ijtihad. Ilmu berhenti hanya pada tumpukan kitab ulama terdahulu hingga generasi baru tercetak tanpa keilmuan yang mumpuni dalam menggali hukum Islam. Kondisi ambruknya tingkat keilmuan ini diperparah dengan dipisahkannya Bahasa Arab dari kehidupan. Ditambah lagi dengan bermunculan para pengkhianat dan musuh Allah hingga terjadi tindak penyimpangan syariat Islam di tubuh negara, dll.
Tatkala pintu penggalian hukum terhadap suatu fenomena kontemporer ditutup, maka menjadikan umat menjadi sosok malas berpikir, cenderung cuek dan apatis terhadap hukum syara'. Setali tiga uang, ketika Bahasa Arab mulai ditinggalkan, pemahaman terkait dengan alquran dan hadist yang notabene berbahasa Arab pun hilang. Kaum muslimin kehilangan senjata utamanya, yakni kemampuan memahami sumber hukum Islam sebagai solusi segala macam masalah umat.
Kehancuran semakin nyata sebab hadirnya para pengkhianat dalam konstelasi internal umat. Mereka adalah kaum muslim yang menjual jiwanya pada kafir penjajah. Sebut saja Mustafa Kemal Attaturk laknatullah, dkk. Mereka rela menjadi kacung para penjajah dengan imbalan yang murah dan hina.
Dari penghianat dan musuh Allah tersebut membuka pintu penyimpangan-penyimpangan terhadap syariat Islam. Meski hukum negara yang diberlakukan masih bersandar pada hukum Allah, tapi tsaqofah dari Barat dibiarkan masuk merasuk dan meracuni tubuh umat. Umat bingung, mana ajaran yang termasuk syariat Islam dan mana tsaqafah asing yang harusnya dibuang.
Adapun penyebab kedua, yaitu faktor eksternal. Hal ini ditandai oleh perang pemikiran yang dilakukan secara laten oleh negara-negara kafir. Mereka mendorong kaum muslim untuk menyibukkan diri dengan ibadah-ibadah ritual, sembari menjauhkan aturan Islam dari perkara-perkara pengurusan urusan umat.
Malapetaka terbesar yang menimpa umat manusia telah terjadi. Malapetaka tersebut adalah dicampakkannya syariah Allah dan diganti dengan hukum buatan manusia. Dua faktor tadi yang meruntuhkan peradaban langit. Hingga tercipta jaman jahiliyah yang gelap gulita.
Sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim untuk mengembalikan peradaban langit dan menghapus total peradaban Jahiliyyah. Wahai kaum muslimin, di pundak kita terdapat amanah dakwah untuk menyeru umat dari kehidupan yang penuh hawa nafsu menjadi kehidupan sesuai tuntunan ilahi yang akan mendatangkan keberkahan dan kesejahteraan. Bisyarah (kabar gembira) menanti dengan datangnya khilafah yang ke dua sesuai metode kenabian. Hendaknya bisyarah ini menjadi penyemangat kita untuk senantiasa berjuang menegakkan diin Allah dan melangitkan usaha serta doa. Wallahu'alam bi shawab.
Post a Comment