Oleh: Misriyaningsih
Alumni Universitas
Indraprastha PGRI
Salah satu usaha kaum kafir dan
musuh-musuh Islam
untuk menghalangi kebangkitan umat Islam
dengan menjauhkan ajaran agama Islam
yang shahih dari benak kaum Muslimin. Mereka menyekularisasikan
kaum Muslimin dengan satu istilah yang
disebut Islam moderat. Islam Moderat adalah Islam
yang terbuka, inklusif terhadap paham-paham yang berasal bukan dari Islam yang tidak diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Inklusivitas itu ditunjukkan dengan penerimaan terhadap
pluralisme yaitu mengakui semua agama sama baiknya.
Muslim moderat itu akan mentolerir
upaya mencampuradukkan
semua agama. Tentu
saja hal itu bertentangan dengan Akidah Islam. Sesuai sabda Nabi, Islam adalah agama yang tinggi dan tidak ada yang
lebih tinggi dari Islam
“Al islamu ya’lu wa la yu’la ‘alayh” Pedoman
kita adalah Allah SWT yang melarang kita bertasyabuh, Allah melarang Tasyabuh bil kuffar yaitu menyerupai
kaum kafir. Salah
satunya di bidang
pendidikan. Upaya
kampanye moderasi Islam di sekolah saat
ini kian masif digaungkan. Salah satunya yaitu dengan menyesatkan orientasi arah
pengajaran materi sejarah Islam
yang hakiki ke Islam yang moderat.
Dikutip dari kemenag.go.id, Direktur
Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain dalam Workshop Pengembangan Kompetensi Guru
SKI MA/MAK mengatakan, “Sampaikan
kepada peserta didik, fakta sejarah yang komprehensif agar siswa memahami
sejarah Islam masa lalu secara utuh.” Selanjutnya Kementerian
Agama meminta guru madrasah pengampu mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan
Islam atau yang disingkat SKI untuk menyampaikan materi secara komprehensif.
Hal ini perlu dilakukan agar siswa memiliki pandangan yang utuh atas
fakta-fakta sejarah Islam yang terjadi.
Lebih lanjut Zain menuturkan,
penyampaian sejarah Islam secara komprehensif memiliki andil untuk membentuk
generasi muda yang moderat, contohnya materi tentang kejayaan Islam di
Spanyol yang melahirkan para filsuf hebat Ibnu Rusyd dan tokoh mufassir
Abi Abdullah al-Qurthuby, maka tak cukup hanya menjelaskan perkembangan ilmu
pengetahuan yang berkembang saat itu.
Memanglah benar sejarah itu dapat
menjadi bahan pembelajaran dan bukti-bukti akan adanya sesuatu di masa lalu, seperti kejayaan Islam yang mencetak
Ilmuwan-ilmuwan hebat.
Barat pun tidak bisa memungkiri peradaban
Islam merupakan penyumbang terbesar dalam kemajuan peradaban dan teknologi saat
itu. Namun dalam mengkaji sejarah Islam kita tidak boleh berpegang teguh pada
sejarah di negara
tertentu saja, sejarah tidak boleh dijadikan satu-satu sumber rujukan dalam
mempelajari kebudayaan Islam, namun seharusnya diambil dari sumber-sumber fiqih
bukan dari sejarah suatu negara
pengembannya saja.
Dikutip dari Kitab Nidzomul Islam, apabila
kita ingin memahami sistem
komunis, maka kita tidak dapat mengambilnya dari sejarah Rusia saja, akan
tetapi dari buku-buku ideologi komunis. Jika kita berbicara tentang sejarah Islam, bukan hanya mengkaji dari
suatu negara saja, tapi perlu adanya sikap
kritis dan teliti dari berbagai aspek. Jika
mengkaji Islam dari suatu negara saja maka pasti akan akan
ditemukan cacatnya, karena setiap peradaban pasti ada perbedaan pengembannya. Namun yang perlu digarisbawahi ketika
kita mengkaji sejarah Islam maka harus berasal dari sumber-sumber
baku yang shahih
yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan dari perspektif liberal apalagi
dari musuh-musuh Islam yang memang menginginkan
Islam yang moderat yang inklusif dan toleran sesuai perspektif liberal.
Apabila benar ingin mengajarkan sejarah
secara komprehensif semestinya mengajarkan sejarah Islam secara utuh dan tidak
mendistorsi fakta-fakta materi sejarah
kekuasaan Islam dan khilafah, Respon
Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto mempertanyakan kebijakan Kemenag yang
akan menghilangkan materi pembelajaran maupun ujian di madrasah yang mengandung
konten jihad dan khilafah. Yandri menduga, Pemerintah dalam hal ini Kemenag
memiliki ketakutan luar biasa atau fobia terhadap sejarah Islam.
Yandri pun memastikan Komisi VIII DPR akan mengomfirmasi secara langsung kepada Menteri Agama Fachrul Razi dan
jajarannya terkait alasan mengeluarkan kebijakan tersebut.
“Apa
yang melatarbelakangi sehingga ada suatu yang luar biasa seperti itu, saya
khawatir sepertinya Pemerintah terlalu fobia dengan sejarah Islam," ujar
Yandri saat dihubungi wartawan. Yandri
menyebut, materi khilafah, jihad maupun perang merupakan bagian dari sejarah
Islam yang tidak bisa dihapus. Ia tidak sepakat jika siswa yang belajar materi
khilafah, jihad dan perang kelak
dia akan menjadi radikal tentu hal ini jauh berbeda dengan konsep Islam yang sebenarnya. Karena konsep khilafah, jihad dan
perang saat dikaji tidak seekstrim berita-berita yang berkembang di masyarakat, maka
diperlukan adanya tabayun dan pengkajian Islam yang komprehensif dan sistematis.
Tidak dapat dipungkiri kejayaan Islam di masa lalu yang mencetak generasi emas
penyumbang peradaban dan teknologi terbesar. Apabila
dikaji lebih mendalam, kita
akan akan sampai pada pemikiran bagaimana keadaan saat itu hingga dapat mencetak
generasi emas? Maka
dapat disimpulkan
semua itu terjadi dalam masa naungan Daulah Khilafah Islamiyah yang menerapkan hukum syara’ dalam menjalankan
pemerintahannya. Dengan berlakunya hukum syara’ dalam kehidupan sehari-hari yang
sistematis menjadikan Islam tersuasanakan mulai dari diri
pribadi, lingkungan keluarga hingga bermasyarakat dan tentunya didukung oleh negara/daulah.
Namun yang menjadi
pertanyaan bagaimana keadaan umat
Islam pada saat ini?
Apakah kita berada dalam masa keemasan Islam? Atau justru kita berada dalam keadaan
Islam yang sangat lemah? Hati ini boleh tenang saat ini masih bisa beribadah, bersyukur
karena saat ini khutbah
Jumat belum dilarang. Mungkin kita boleh beruntung, karena suara adzan masih berkumandang di
masjid-masjid. Namun sejarah kelam pun telah sampai kepada kita, bahwasanya dahulu seorang Mustafa Kemal Artaturk
pernah melarang suara adzan berkumandang menggunakan mikrofon (pengeras suara) di masjid-masjid Turki, padahal
Islam sudah menguasai Turki sejak lama.
Begitu pun Masjid Al Jami’
Mezquita, sebuah masjid peninggalan Islam yang berada di Cordoba. Masjid besar
dengan gugusan 1000 tiang dan arsitektur khas Masjid Nabawi di Madinah ini menjadi masjid
terbesar di dunia pada zamannya. Namun kini, Mihrab imam sudah dipasang dengan
patung-patung salib yang juga tidak kalah besarnya. Dulu masjid ini tempat Umat
Muslim beribadah, tetapi saat ini jangankan untuk bersujud, menengadahkan kedua
tangan saja sudah tidak diperbolehkan. Padahal Islam menguasai tanah Andalusia
Spanyol 700 tahun lamanya.
Nyatanya saat ini justru umat Islam berada
dalam keadaan sangat lemah, baik di dalam negara kita
sendiri seperti pencekalan
terhadap ulama-ulama ideologis belum lagi pembubaran kelompok-kelompok gerakan
Islam yang menurut mereka gerakan radikal dan intoleran. Belum lagi keadaan umat Muslim di berbagai belahan dunia,
seperti keadaan saudara-saudara kita di Palestina dan Uyghur yang saat ini
masih memprihatinkan. Belum
lagi fakta Islamophobia
kian menderas beritanya, seperti
terkait penistaan terhadap
Rasulullah SAW dan lain sebagainyanya. Umat Muslim saat ini hanya bisa berjuang
sendiri-sendiri, sehingga kebangkitan
Islam pun akan sulit. Itu
semua karena umat Islam
Saat ini tidak lagi mempunyai perisai yaitu Daulah Khilafah Islamiyah. Tanpa khilafah umat Islam kehilangan
perisainya. Saat
ini Ideologi yang digunakan bukan lagi Ideologi Islam, Maka umat harus waspadai rancangan sistematis
ini untuk menjauhkan dari kebangkitan dan kembali
tegaknya khilafah.[]
Post a Comment