Moderasi Beragama, Bagaimana Muslim Menyikapinya?
Oleh : Siti Hajar (Aktivis Dakwah Islam)
Sudah pernah dengar istilah moderasi agama ? Dikatakan kalau moderasi itu diambil dari kata moderat yaitu sebuah kata sifat, turunan dari kata moderation, yang berarti tidak berlebih-lebihan atau sedang.
Kata moderasi sendiri berasal dari bahasa Latin moderâtio, yang berarti ke-sedang-an, tidak kelebihan, dan tidak kekurangan, alias seimbang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moderasi didefinisikan sebagai pengurangan kekerasan, atau penghindaran keekstreman.
Jadi, moderasi agama secara umum maksudnya adalah tidak berlebihan dalam beragama, Indonesia yang penuh dengan keberagaman dikatakan sangat membutuhkan adanya moderasi, tak terkecuali Kalimantan Selatan.
Dikutip dari laman berita Kanwil Kemenag Kalsel (17/02/21) dituliskan "Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag Tala) H. M. Rusdi Hilmi mengatakan sebagai penyuluh agama harus bisa menjadi jembatan dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan moderasi". “Kita harus bisa menyampaikan pesan-pesan agama secara moderat,” ujarnya saat memberikan sambutan dan arahan Kegiatan Pembinaan Peningkatan Kualitas Penyuluh Agama Islam Pengarusutamaan Moderasi Agama dan Wawasan Kebangsaan, Senin (15/02/21) di Aula Kemenag Tala.
Disampaikan bahwa moderasi beragama diperlukan untuk menjaga agar seberagam apapun tafsir dan pemahaman terhadap agama tetap terjaga sesuai koridor sehingga tidak memunculkan cara beragama yang ekstrim. Pertanyaannya adalah sesuai koridor apa dan siapa ? Cara beragama yang ekstrim bagaimana ?
Ide moderasi beragama ini muncul dikatakan karena adanya pergesekan sosial yang terjadi akibat perbedaan cara pandang masalah keagamaan, yang bisa menyebabkan terganggunya suasana rukun dan damai dalam hidup bernegara.
Ada yang yang membenturkan pandangan agamanya dengan ritual budaya lokal seperti sedekah laut, festival kebudayaa, atau ritual budaya lainnya. disibukkan dengan penolakan pembangunan rumah ibadah di suatu daerah, disibukkan dengan sikap eksklusif menolak pemimpin urusan publik, gegara beda agama.
Maka dari situ lah muncul moderasi agama sebagai solusi jalan tengah, agar tidak terlalu ekstrim yang secara simplenya sebenarnya adalah jangan terlalu taat dalam beragama toh kita hidup dalam keberagaman agama dan budaya, Islam terutama tidak bisa diterapkan keseluruhan dalam hidup yang penuh keragaman ini.
Moderasi ini secara tidak langsung mengandung ide sekularisme, karena begitulah sejarah sekularisme muncul sebagai jalan tengah, agama dipisahkan dari kehidupan, silakan beribadah sebanyak-banyaknya dalam kehidupan pribadi namun jangan bawa-bawa agama dalam kehidupan umum yakni ekonomi, sosial, politik dan lain-lain.
Moderasi beragama pada akhirnya adalah menjadikan Islam sebagai agama yang moderat, tentu ini sangat berbahaya bagi seluruh Ummat Muslim karena menimbulkan pemahaman dengan menganggap semua agama sama, tidak lagi Muslim bangga dengan Islam, lepas Islam dari kehidupannya karena tidak lagi dibawa dalam setiap langkahnya.
Menurut Robert Spencer kriteria Muslim moderat adalah yang pertama menolak pemberlakuan hukum Islam, yang kedua menolak UU yang bersumber dari syariat, yang ketiga menolak hukuman mati bagi orang murtad, yang keempat menolak mengatakan agama yang benar hanya Islam, dan yang kelima mengakui nikah beda agama.
Bila ide moderasi ini terus berkembang pada akhirnya tumbuhlah Muslim seperti kriteria diatas, yang tidak lagi menginginkan hidup dalam syariat Islam, tidak lagi bangga dengan kesempurnaan Islam dalam mengatur seluruh aspek kehidupan karena sudah menganggap bahwa semua itu dapat merusak persatuan dan kesatuan.
Moderasi beragama hanya akan semakin mengkerdilkan Islam, sekarang ini yang selalu menjadi sasaran yang disalahkan adalah Islam. Mengapa Islam yang cenderung selalu menjadi kambing hitam ? Karena hanya syariat Islam yang tegas, Islam sudah mempunyai konsep yang jelas antara haq dan bathil. Islam tidak menerima kong kalingkong, bila haram maka jelas harus ditinggalkan. Oleh karena itu, sebagai Ummat Muslim yang sudah menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, harus menolak ide moderasi beragama ini karena hanya akan semakin menjauhkan kita dari syariat Islam, kita percaya Islam sempurna pasti sudah mempunyai cara bagaimana menghadapi berbagai keragaman.
Islam datang dari Allah yang Maha Sempurna, yang Maha Mengetahui hal apapun itu, sudah Allah cukupkan dan Allah sempurnakan Islam sebagai agama. Maka tentang perbedaan tentang keragaman apalagi tentang toleransi, pasti Islam sudah mempunyai cara. Islam adalah way of the life maka tidak bisa diambil setengah-setengah. "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu" (TQS Al Maidah : 3).
Wallahu'alam bishowab. [].
Post a Comment