Oleh : Nisa Rahmi Fadhillah
(Member AMK)
Wilayah kota Bandung kembali diguyur hujan deras. Hujan turun selama 4 jam yang terjadi pada tanggal 24 Desember 2020 yang menyebabkan beberapa titik wilayah Bandung mengalami banjir. Kejadian ini selalu berulang, ini merupakan banjir tertinggi yang dialami di salah satu wilayah Kota Bandung.
Menurut ahli Hidrologi dari Universitas Padjajaran mengatakan ini disebabkan karena belum terintegrasi pengendalian banjir di wilayah Bandung Raya (Kompas.com, 25/12/20).
Kawasan yang seharusnya menjadi resapan air malah di eksploitasi untuk pembangunan hotel, kafe dan kebun sayur. Kemudian panjang drainase belum sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Panjang drainase kurang dari 50 persen dari panjang jalan yang ada, banjir juga mengakibatkan kemacetan dan jalan rusak
Menurut ahli Hidrologi dari Universitas Gajah Mada pun mengatakan bahwa penyebabnya selain intensitas hujan yang tinggi, pemukiman yang terus berkembang mempengaruhi adanya banjir karena tidak disertai dengan resapan air yang memadai. Waduk yang ada kecil-kecil sehingga ketika hujan deras datang akan terjadi peluapan air dan mengakibatkan banjir (Kompas.com 25/12/20).
Kita harus mengusahakan untuk mencegah banjir yang berulang-ulang. Sangat disayangkan setiap ganti pemimpin daerah, ganti pula kebijakan termasuk kebijakan penanganan banjir. Kebijakan yang telah dibuat tidak ditindak lanjuti sehingga penanganannya tidak maksimal karena ganti kebijakan baru.
Islam memandang banjir merupakan persoalan tata kota yang harus dibenahi misalnya daerah yang lembah tidak boleh dijadikan tempat hunian, dibiarkan saja alami sebagai tempat penyimpanan air saat hujan, membuat banyak bendungan, saluran air yang memadai dan rumah penduduk akan ditempatkan pada tanah yang kurang produktif. Sehingga tidak menjadikan lahan-lahan produktif dijadikan tempat hunian baik rumah penduduk, hotel, apartemen, mall dan lain sebagainya.
Ini semua akan terlaksana ketika Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan secara proposional dengan adanya pemimpin Islam.
Wallahu a’lam bishshawab.
Post a Comment