Komersialisasi Pulau Komodo, Pentingkah?





Oleh : Anis Siti Mariyah, S.P.
(Ibu Rumah Tangga)

Sebelumnya, wisata Pulau Komodo sempat heboh di media sosial usai foto seekor komodo menghadang laju truk di Pulau Rinca yang masuk dalam TNK. Belakangan diketahui, jika truk tersebut merupakan bagian dari pembangunan proyek 'Jurassic Park' di TNK. Netizen pun ramai menolak proyek tersebut hingga tagar #savekomodo menjadi topik terpopuler di Twitter.

Mereka menilai proyek 'Jurassic Park' tersebut akan merusak habitat asli komodo. Nama 'Jurassic Park' sendiri dicetuskan oleh Luhut pada 2019. Luhut mengatakan proyek 'Jurassic Park' itu akan dilengkapi dengan pusat penelitian hingga penginapan eksekutif. Pembangunan 'Jurassic Park' di Pulau Rinca itu adalah bagian dari pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo di Provinsi NTT. Pemerintah berencana menjadikan TNK sebagai pariwisata kelas dunia (world class tourism) dan menarik investasi.(CNN indonesia, 27/11/2020).

Seperti pada banyak kasus yang terjadi, komersialisasi lahan konservasi akan menimbulkan polemik. Diantaranya adalah kerusakan lingkungan dan teganggunya keseimbangan ekosistem yang ada. Hal ini lantaran prinsip kapitalisme yang dipakai dalam politik dan ekonomi negara ini. Alhasil, keuntungan adalah prioritas utama, tanpa mengindahkan hal yang lain atau dampak negatifnya, bahkan terkesan menghalalkan segala cara agar keuntungan besar dapat diraih.

Komersialisasi pulau komodo adalah salah satu dari sekian banyak kasus yang semakin menunjukkan kebobrokan kapitalisme. Sementara Islam memandang, menjaga kelestarian lingkungan adalah kewajiban bagi setiap muslim khususnya dan warga negara pada umumnya.

Dalam sistem Islam, dikenal wilayah konservasi yang disebut Hima, contohnya pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Wilayah tersebut dijaga dan dipelihara oleh negara.

Agar tak sekedar retorika saja masalah perlindungan terhadap wilayah konservasi, maka selayaknya buang jauh jauh kapitalisme, dan terapkan Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.
Wallahu'alam Bi Shawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post