Oleh: Nurlaela Asuro
Aktivis Dakwah di Kota Depok
“Saya berjanji akan menjadi presiden yang tidak memecah belah, tapi
mempersatukan. Presiden yang tidak akan membedakan negara bagian merah dan
negara bagian biru, hanya negara Amerika Serikat. Saya akan bekerja sepenuh
hati untuk memenangkan kepercayaan dari kalian semua. Dan untuk itu, untuk
Amerika yang aku percayai. Ini tentang rakyat dan pemerintahan kami ada untuk
itu.”
“Saya memperjuangkan posisi ini untuk memulihkan jiwa Amerika, untuk
membangun kembali tulang punggung negeri ini, kelas menengah dan untuk membuat
Amerika kembali disegani di dunia. Dan untuk menyatukan kita kembali di sini,
di rumah kita. Jadi kehormatan bagi hidup saya bahwa jutaan orang Amerika
memberikan suaranya untuk visi tersebut. Sekarang, pekerjaan untuk mewujudkan
visi itu menjadi tugas, tugas kita bersama.”
Ada hal menarik
dari kutipan pidato tersebut, bahwa saat ini AS sedang berupaya memulihkan
kondisi dalam negerinya karena di masa Trump banyak sekali kebijakan yang
membuat AS menjadi kacau bahkan rasis. Ini menjadi catatan dan sekaligus
momentum bahwa memang sistem demokrasi kapitalis tidak mampu membawa perubahan
apapun untuk dunia sehingga tidak patut untuk diadopsi.
Kita bisa
melihat siapapun presidennya, kebijakan politik AS dengan ideologi kapitalis
demokrasi sekuler yang menjadi khithah politiknya tentu akan tetap
dipertahankan. Politik AS adalah politik imprealisme murni, yang tidak mengenal
nilai-nilai luhur. Para politisi AS menganggap seluruh dunia adalah ladang
bercocok tanam milik mereka.Saat ini hegemoni AS telah sedemikian menggurita
dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat negeri Islam maupun negeri non Muslim,
AS telah menyebarkan kerusakan di mana pun ia berada. Masih jelas ingatan kita
pada saat invasi militer ke Irak begitu juga yag dilakukan terhadap Mesir,
bahkan di Amerika Latin AS menjatuhkan Presiden Haiti terpilih,
yaitu Aristide dan membuangnya ke luar negeri.
Sebenarnya keberadaan
sebuah negara yang menjadikan ideologi kapitalisme dengan melakukan penjajahan
dan posisinya sebagai pemimpin dunia tanpa ada saingannya, maka akan menjadikan
dunia berada dalam penderitaan yang terus menerus, mengalami krisis yang susul
menyusul. Kita dapat menyaksikan sendiri kerusakan dunia oleh AS melalui ide-ide
dan nilai-nilai liberalisme yang terus disebarkan.
Maka, semua penderitaan
dan kesengsaraan dunia akibat ulah negara-negara kapitalis khususnya AS, akan
hilang dengan tegaknya negara khilafah yang akan menerapkan ideologi yang benar
yaitu ideologi Islam. Pada saat itulah keadilan Islam akan menyingkapkan
kerakusan kapitalisme dalam pemikirannya yang materialistik dan metode
imprealisme mereka. Demikian pula kekuatan Islam yang agung akan menghancurkan
kesombongan dan arogansi AS.
Oleh karena itu,
umat janganlah terperdaya dan tersihir oleh janji manis dari mulut orang orang
kafir karena Allah SWT. Dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 120 tegas
mengatakan “ Dan
tidak akan pernah ridha/rela orang-orang Yahudi dan Nasrani kepadamu (muhammad)
sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Allah
itulah (petunjuk yang sebenarnya). Dan Jika engkau mengikuti keinginan mereka
setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan
penolong dari Allah.”
Maka, kaum
Muslimin jangan berharap kepada Joe Biden karena hanya akan membuat kaum Muslim
terjebak dan terperangkap pada mulut buaya seperti presiden AS sebelumnya. Umat
Islam harus sadar bahwa mereka adalah anak cucu generasi terbaik yang pernah
mengurus bumi dengan risalah mulia yakni Islam. Khilafah adalah sistem yang
sudah dirancang Allah untuk manusia sehingga mampu mengatasi problem kehidupan
yang ada.
Khilafah akan
menghentikan segala bentuk imprealisme penindasan terhadap manusia kita melihat
berbagai bentuk kerja sama maupun perjanjian dunia yang dilakukan adalah sebagai
upaya melemahkan dunia Islam. Fakta, sejarah membuktikan bahwa negeri-negeri
yang tergabung dalam kesatuan khilafah justru semakin kuat dan rakyatnya hidup
sejahtera. Bahkan di masa Khalifah Umar bin Abdul Azis tidak ada orang yang mau
menerima zakat (tidak ada mustahik).
Untuk itu
anggapan yang sangat amat keliru ketika menaruh harapan besar pada presiden
terpilih Joe Biden tabiatnya sebagai orang kafir. Biden akan berusaha
melangggengkan imperialisme AS atas negeri ini. Maka satu-satunya cara kaum Muslimin
bangkit adalah dengan cara awal pertama kali mereka bangkit. Yakni menjadikan
ajaran Islam sebagai satu-satunya kepemipinan berpikir, melepaskan keterikatan,
kecenderungan dan perasaan terhadap berbagai ajaran di luar Islam baik yang
berasal dari kapitalis sekuler maupun sosialis komunis.
Sesungguhnya
jalan keluar untuk mengakhiri masalah yang mengungkung umat hanya dengan
kembali kepada sistem yang dibuat oleh Sang Pencipta yakni khilafah. Sistem ini
adalah wujud nyata atas berlakunya sistem llahi dan memperjuangkan tegaknya
adalah upaya menjemput pertolongan Allah. Tanpa khilafah, kaum Muslimin akan
banyak mengalami berbagai penderitaan yang tiada berkesudahan. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Imam Ahmad RA,”Adalah
fitnah (bencana) jika sampai tidak ada seorang imam (khilafah) yang mengatur
urusan rakyat.”
Begitu juga, dalam
Islam fungsi penting khilafah untuk melindungi umatnya. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Imam/khalifah itu laksana perisai, tempat orang-orang
berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR Muslim)
Maka, ini
menjadi momentum bagi umat untuk mempertanyakan kembali sistem demokrasi
kapitalis bahwa sistem ini tidak layak untuk diadopsi. Satu satunya solusi
untuk problematika umat saat ini adalah menjadikan Islam sebagai mabda dalam
bingkai khilafah.[]
Post a Comment