Zonasultra.Com,
Kendari - Gale Saputra (9) hanya
bisa terbaring tanpa daya di atas tempat tidur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Bahteramas, Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra). Dua buah selang infus pun
terlihat menempel di tangan kanan dan hidungnya. Sudah lima hari
Gale berada di RSUD, menjalani perawatan intensif dari pihak dokter dan
perawat. Bocah tersebut nampak ditemani oleh seorang perempuan muda, bernama
Sri Endang, tubuh Gale nampak kering, tulang belulangnya menonjol terbungkuskan
kulit. Tatapanya sayup dan kosong, sesekali meringis menahan sakit tatkala salah satu anggota
tubuhnya di gerakan.
Sri Endang yang
merupakan relawan yang menemani Gale di RSUD, bercerita, Gale pertama kali
diketahui menderita gizi buruk, saat ia dibawa ibunya ke Desa Lalonggombuno, Kecamatan Kapoiala,
Kabupaten Konawe. Saat itu Endang belum mengetahui tentang keberadaan Gale,
hingga akhirnya setelah seminggu berada di kampung tersebut salah
seorang warga setempat memposting anak
di sosial media.
‘’Saya tidak tahu awalnya, tapi karena ada pesan yang
masuk digrup kerukunan saya ada foto anak itu yang dishare. Terus saya tanya siapa anak itu, kata teman
itu keponakan ibu Marta, saya tanya lagi sudah lama kah dia dikampung sini,
kenapa baru di share,’’ Ucap Endang saat ditemui awak media di RSUD Bahteramas,
selasa (3/11/2020)
Usai mendapat
kabar tersebut, Endang bersama dengan warga setempat kemudia mendatangi rumah Marta
untuk mengecek kondisi Gale. Ia kemudian kaget mendapati kondisi anak itu yang
terlihat yang sangat memperhatinkan, iapun berinisiatif untuk membawa Gale ke
RSUD. Meski sempat terkendala pada administrasi dan data Gale, namun berkat bantuan
dari pihak RSUD dan pihak-pihak lain, Gale akhirnya dapat menjalani perawatan
di RSUD.
“Awalnya kita share ke media sosial, lalu ada salah
satu anggota JPKP yang sarankan untuk dibawah ke RSUD. Sempat terkendala
adminitrasi, tapi setelah di diskusikan alhamdulillah bisa dirawat,’’
ungkapnya. Dari hasil pemeriksaan dokter, Gale didiagnosa menderita sakit
marasmus atau gizi buruk, walau begitu ia juga tidak mengetahui secara jelas
apa yang menyebabkan Gale menderita gizi buruk. Hal ini disebabkan
kurangnya kinerja pemerintah dalam memperhatikan kondisi warga diluar pantauan mereka.
Sebagaimana DPR adalah Wakil Rakyat. Negara harus berperan utama
dalam hal-hal seperti ini. Termasuk menangani
kemiskinan yang masih menjadi salah satu problem yang terjadi di Negri ini, sehingga terhalang untuk maju dan berkembang.
Sistem kapitalisme hanya mementingkan kepentingan
sendiri, karena faktanya masih ada rakyat yang tidak mampu
untuk membeli makanan bergizi, sehingga banyak yang mengalami penyakit marasmus
atau gizi buruk, termasuk yang terjadi pada Gale. Hal ini bukan tugas para
relawan yang membantu para warga yang terkena gizi buruk, melainkan ini adalah
tanggung jawab dan tugas Negara untuk mengayomi rakyat miskin. Tetapi nyatanya
saat ini Negara hanya sibuk mementingkan para investor yang notabennya
hanyapara penguasa yang mendapatkan manfaatnya. Hingga kewajiban
penguasa terhadap rakyat terabaikan, karena sistem yang di anut adalah
kapitalisme yang asas utamanya adalah kemanfaatan.
Dalam sistem
kapitalis, harga dijadikan sebagai pengendali tunggal distribusi barang di
tengah masyarakat. Hargalah yang akan menentukan siapa-siapa yang berhak
mendapatkan barang dengan kualitas dan kuantitas tertentu, dan siapa yang tidak
berhak mendapatkannya sama sekali. Orang yang mampu membeli barang dengan harga
tinggi, dia akan mendapatkan barang dengan kualitas dan kuantitas yang
diinginkannya. Sementara itu orang yang sama sekali tidak mampu menjangkau
harga barang tersebut, dia tidak berhak mendapatkannya, meskipun barang itu
merupakan kebutuhan pokok baginya. Salah satu dampaknya adalah ancaman gizi
buruk bagi anak. Dan nyata saat ini gizi buruk susah dituntaskan, karena solusi
yang ditawarkan belum menyentuh akar permasalahan yang ada.
Bukanlah hal yang
aneh sebenarnya ketika negara menyerahkan urusan masyarakat justru kepada
individu ketika sistem yang dipakai adalah sistem
kapitalisme. Kapitalisme menempatkan pemerintah sebagai fasilatator saja
terhadap segala permasalahan yang ada di masyarakat. Berbeda dengan islam,
dimana negara memiliki kewajiban untuk bisa menjamin kebutuhan pokok
masing-masing individu di dalam negaranya. Tidak boleh pengukuran kesejahteraan
hanya dirata-rata saja dalam masyarakat. Kebutuhan pokok tersebut meliputi
kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan yang harus dijamin
oleh negara. Pemimpin dalam Islam harus benar-benar memastikan masing-masing
individu dalam masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok tersebut. Inilah
prioritas utama yang diperhatikan negara, selain juga menjamin setiap kepala keluarga
bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Islam Punya Solusi
Dalam Islam,
pemimpin adalah penanggung jawab urusan dan kemaslahatan rakyat dan dia
akan dimintai pertanggungjawaban atas hal itu di hadapan Allah SWT. Nabi
saw. bersabda :“Seorang iman (pemimpin) pengatur dan pemelihara
urusan rakyatnya; dia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya”(HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian
hanya sistem Islam yang mampu memberikan pelayanan sebaik baiknya kepada
rakyat, salah satu diantaranya memberikan asupan gizi yang cukup bagi
rakyatnya. Karena itu semua merupakan tanggung jawab negara. Dalam sirah pun di
ceritakan bagaimana seorang khalifah umar bin khatab setiap malam datang tidak
pernah tidur nyeyak. Hal ini terjadi karena beliau khawatirjika masih ada
anggota masyarakatnya kelaparan. Maka tidak heran Khalifah umar sering melakukan sidak ke rumah-rumah
penduduknya untuk melihat bagaimana kondisi rakyatnya. Dan ketika mengetahui
ada salah satu keluarga yang belum makan, beliau pun rela memanggul sendiri
bahan pokok untuk diantar ke keluaga tersebut. Sungguh luar biasa fenomena yang
mungkin jarang dilakukan oleh pemimpin negeri ini. Bahkan seringnya ketika
pemerintah turun ke jalan adalah sekedar ajang pencitraan, karena nyatanya
rakyat tidak mendapat solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Bahkan
pemerintah dalam bingkai kapitalisme lebih memihak kepada para pemilik modal
dibanding berusaha menyejahterakan rakyat. Oleh karena itu,
jika kita ingin menyelamatkan generasi dari bahaya gizi burukdan
mendapatkan keberkahan hidup maka solusi yang sangat rasional adalah campakkan
sistem kapitalisme dan terapkan islam secara menyeluruh. Allah SWT berfirman yang artinya “Wahai orang-orang beriman,
taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul dan ulil amri
diantara kalian.”(QS. An-nisa’ [4]: 59).
Maka, Islam adalah solusi
utama menuntaskan seluruh persoalan manusia termasuk kasus
gizi buruk.
Sebagai umat Islam yang
diamanahkan untuk menjadi pemimpin, sudah kewajibannya menjadi pemimpin yang
adil, jujur amanah dan berpihak kepada kemaslahatan umat. Karena, di dalam
Islam seorang
Khalifah takut akan amanah yang di emban, sebagaimana
pernah terjadi pada masa kepemerintahan Umar Bin Khattab ketika terjadi kelaparan yang menimpa rakytanya. Karena tugas Negara untuk melindungi,
meriayah dan mengayomi rakyatnya sehingga terpenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya secara merata.
Allah SWT berfirman, “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (TQS. Al A’raf [7] : 96). Wallahu a’lam bisawab.
Post a Comment