UN 2021 dihapus, Sistem Pendidikan Islam Solusinya


Oleh : Dwi Hernawati S.Pd

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan resmi menghapus Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021. Sebagai gantinya akan diberlakukan Asesmen Nasional. Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan Asesmen Nasional tidak hanya dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional, tapi juga sebagai penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan.

Menurut Mendikbud, selama ini materi ujian nasional terlalu padat sehingga fokus siswa cenderung menghafal materi dan bukan pada kompetensi belajar. Hal ini menimbulkan beban stres pada siswa, guru, maupun orang tua, karena ujian nasional justru menjadi indikator keberhasilan belajar siswa sebagai individu. Padahal tujuan UN adalah untuk melakukan asesmen terhadap sistem pendidikan secara nasional. Jadi UN selama ini hanya menilai satu aspek, yaitu kognitif saja, bahkan tidak semua aspek kognitif dites. UN lebih ke penguasaan materi, belum menyentuh karakter siswa yang lebih holistik.

Pendidikan memang membutuhkan tolok ukur dan selalu berubah menuju ke arah yang lebih baik dalam dunia pendidikan.UN 2021 dihapus diperbarui menjadi  Asesmen Nasional yang bertumpu pada Asesment kompetisi minimum.(AKM),Survei Karakter dan Survei Lingkungan Kerja.AKM dirancang untuk mengukur tingkat pencapaian siswa dari numerisasi dan literasi,aspek kedua mengukur pencapaian siswa terhadap pembelajaran sosial emosional.

Sebagai tolak ukur yang solutif di negara yang mayoritas penduduknya muslim seharusnya adalah mencontoh Sistem Pendidikan Islam yang sudah dicontohkan Nabi kita Nabi Muhammad SAW dan Pernah diterapkan dan terbukti keberhasilannya berabad-abad lampau yang dapat kita baca dari literatur sejarah Islam. Sistem Pendidikan Islam memiliki tujuan memelihara akal manusia agar pola pikir dan pola sikap peserta didik islami di jalan kebenaran.Selain itu Sistem Pendidikan Islam  juga melatih kecerdasan seseorang di segala bidang.Jadi selaras apa yang dilakukan pemikiran dan perbuatannya.Indikator keberhasilan siswa yaitu siswa yang berakal dapat menerima pelajaran jadi siswa dengan kesadaran yang dimilikinya akan berhasil melaksanakan seluruh kewajiban dan kebenaran dan mampu menghindari kemaksiatan dan perbuatan menyimpang jadi kriminalitas dan pergaulan bebas dikalangan pelajar bisa ditekan dan berkurang. Dengan hal itu akan dihasilkan output peserta didik yang tidak hanya cerdas dan pintar tapi juga berakhlak. Sistem pendidikan Islam juga sangat konsen dengan peningkatan fasilitas dan infrastruktur pendidikan yaitu gedung dan sarana pendidikan yang layak dan gratis untuk seluruh peserta didik dari golongan apapun.SDM pendidik (Guru) sangat diperhatikan gaji dan kesejahteraannya karena sebagai ujung tombak pendidikan.Sarana untuk meningkatkan pendidikan dan menambah ilmu  difasilitasi dengan mudah dan gratis.Jadi Kebijakan Pendidikan haruslah solutif dan totalitas  yaitu kembali kepada sistem pendidikan terbaik yaitu Sistem Pendidikan Islam.

Post a Comment

Previous Post Next Post