Rekontruksi Pelajaran Sejarah untuk Kejayaan Negeri

Oleh: Junari S.Ikom 

Sejarah hal yang terpenting yang tidak bisa di lupakan oleh para generasi muda dan para Ilmuan yang dengan adanya sejarah mampu memberikan kecerdasan generasi, bukan hanya generasi yang mampu menghafal, tetapi generasi yang memaknakan dan mengerti sejarah adalah keharusan untuk meningkatkan perjuangan para pahlawan serta ulama yang telah berjuang untuk negeri ini.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia  (KPAI) turut menanggapi polemik akan dihapusnya mata pelajaran sejarah dalam penyederhanaan kurikulum yang telah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), wacana ini menimbulkan polemik di kalangan masyarakat pendidikan terutama guru dan akademisi

Komisioner bidang Pendidikan KPAI, Retno Lestyarti menilai wacana untuk menjadikan mata pelajaran sejarah sebagai pilihan (tidak wajib) di jenjang SMA, bahkan menghapus di jenjang SMK adalah tidak tepat untuk semua anak, menurut Retno baik di jenjang SMA atau SMK berhak mendapatkan pelajaran sejarah dengan bobot dan berkualitas.

Nilai pelajaran sejarah merupakan nilai karakter nyata dan teladan bagi generasi muda dan meningkatkan apresiasi terhadap karya para pendahulu. Pembuatan materi sejarah harus diperbaiki mumpung Kemendikbud sedang menyederhanakan kurikulum sejarah Indonesia terlalu didominasi oleh sejarah perang dan kekerasan, ini Perlu diperbaiki agar  generasi muda tidak salah menafsir dan cenderung berbentuk hafalan bukan pemaknaan. Ujar Retno

Terkait polemik penghapusan mata pelajaran sejarah tersebut,  kementerian pendidikan dan kebudayaan ( Kemendikbud) telah membantah bahwa pihaknya akan menghapus mata pelajaran sejarah dari kurikulum pendidikan di Indonesia berdasarkan liris yang diterima mencom.Id  yang ingin dilakukan Kemendikbud adalah penyederhanaan Kurikulum.

Kemendikbud merespon sejarah merupakan komponen terpenting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar, sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan dan nilai sejarah salah satu kunci pengembangan karakter, sementara itu Kemendikbud mengkaji penyederhanaan kurikulum pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional kajian ini dilakukan dengan memperhatikan sebagai hasil evaluasi implementasi kurikulum baik yang dilakukan pemerintah, maupun masyarakat serta perubahan para dikma keragaman bukan keseragaman  dalam implementasi kurikulum dan penyederhanaan kurikulum masih berada di tahap akademis tahapan awal karena butuh proses serta kehati-hatian. Terang Totok.

Yang sebelumnya Kemendikbud  menyederhanakan kurikulum dan asesmen nasional mata pelajaran sejarah Indonesia, tidak lagi menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa SMA/sederajat kelas 10, melainkan digabung di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

Meski akhirnya direvisi masyarakat perlu paham bahwa rencana penyederhanaan kurikulum berefek tidak wajibnya pelajaran sejarah untuk SMA/SMK adalah berbahaya karena bisa menghilangkan memori tentang jasa ulama bagi negeri menghapus  tragedi kekejaman PKI dan lain-lain, perlu juga menyadari Sejarah memiliki arti penting bagi kemajuan sebuah bangsa karenanya bila Negeri Ini mau bangkit dengan menyongsong kejayaan mestinya bersikap merekonstruksi pelajaran sejarah.

Sejarah bukan hanya dijadikan cerita belaka yang keberadaannya tidak memberikan Efek seharusnya sejarah harus digali serta memperkuat pemahaman bukan menyederhanakan kurikulum yang sedang dipelajari melainkan menjadikannya sejarah sebagai penambahan energi untuk lebih bersemangat lagi, bahwasannya generasi muda Pelajaran utamanya adalah sejarah agar generasi mampu menjadikan dirinya lebih bersemangat dan mengambil Ibroh dalam sejarah. Bahwasannya generasi muda memiliki tanggung jawab besar terhadap negeri ini yang justru dari generasi muda yang seharusnya tongkat kebangkitan serta memberikan energi positif bukan malah menghancurkan masa depannya dengan bergaul yang tidak berfaedah diakibatkan kurangnya pemahaman sejarah yang bersumber dari haq atau kebenaran serta tidak dijadikan panutan

Oleh karena itu sejarah penting untuk dipelajari mengingat pejuang yang telah menorehkan kejayaan serta memberikan kebangkitan yang akan menjadi penyemangat oleh generasi muda, sehingga mencerdaskan pemikiran karena pemikiran adalah senjata, apabila kurangnya pemaknaan sejarah dan tidak digambarkan sejarah secara sempurna dan utuh, maka akan cacat dalam pemaknaan sejarah serta sifat acuh nya terhadap sejarah menjadikan sejarah tidak dipelajari tuntas dan dikikis perlahan hingga menghilang demi sediki-sedikit. 

 Diakibatnya Islam tidak dijadikan pedoman yang harus dicontoh oleh rezim kapitalisme yang berusaha memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari sehingga perlu pula pada pelajaran kurikulum sejarah, yang seharusnya wajib diadakan oleh karena rezim yang menganut pemikiran kapitalisme sosialisme yang mampu menyederhanakan sejarah panjang yang telah ditulis dan meninggalkan  oleh para ilmuan.

Walhasil sejarah tentang islam dan Khilafah di negeri ini semestinya di ajarkan agar mampu mendapatkan kemajuan bukan malah di tutupi dan keberadaanya di musuhi, yang seharusnya penempatan sejarah islam yang melahirkan kebangkitan sehingga mencerdaskan pemikiran anak bangsa dengan mentrasfer ilmu sejarah peradaban Islam juga menunjukan keperdulian satu dengan yang lainnya, karena sesungguhnya orang yang mengenang sejarah sebagai pedoman dalam sejarah islam sesungguhnya telah dekat dengan Sang pencipta

"Hendaklah ada di antara kalian golongan yang menyerukan kebaikan. Menyeru kemakrufan dan melarang kemungkaran dan mereka orang yang beruntung " ( Qs Ali Imran[3]104) 

Ayat di atas sangat jelas mengajak dalam ketaatan, pasalnya hanya islam yang membuat rakyatnya tunduk terhadap kebijakan serta kemampuan menciptakan generasi muda yang sadar serta menjadikan sejarah sebagai penyemangat, maka tidak heran apabila fiqih dan sains berkembang lebih hebat dengan negara yang hebat karena didalamnya ada masyarakat yang solid dalam ketaatan. Begitu pula pada keadaan hari ini yang semestinya sadar akan ketidak lengkap dalam menyuguhkan pelajaran sejarah dalam dunia pendidikan akan mengakibatkan generasi yang cacat pengetahuan sejarah, Wallahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post