Oleh: Watik Handayani S.Pd
Indonesia merupakan negara yang berada di garis Katulistiwa, dengan hasil alam yang melimpah ruah. Tentunya, negara yang subur dan indah ini menjadi incaran dan banyak negara asing yang ingin memilikinya. Ternyata, dengan mudahnya rezim yang sedang berkuasa mempersilakan para kaum kapitalis/penjajah yang durjana masuk dengan leluasa dan rakyat yang menderita karenanya.
Semua kebijakan yang diterapkan oleh penguasa, tentu atas restu para kapitalis. Alih-alih negara memberikan pengayoman, malah rakyat dibuat menderita. Intinya, jika kebijakan penguasa dapat menguntungkan mereka, maka negara harus segera melaksanakan kebijakan tersebut. Salah satunya, dengan dalih kerja sama, semua kebutuhan rakyat baik makanan atau pun peralatan elektronik serba impor. Padahal Indonesia mampu memproduksinya. Penguasa tak dapat menolak tawaran asing. Itulah kelemahan negara.
Sebenarnya keadaan Indonesia tidak baik-baik saja. Apalagi di tengah pandemi saat ini. Dalam penanganan penyebaran wabah saja tidak ada solusi yang tepat. Padahal, dana yang keluar sudah miliaran rupiah. Katanya sih, dana tersebut keluar untuk biaya mengatasi penyebaran pandemi. Salah satunya buat biaya rapat-rapat penyuluhan pendidikan masyarakat supaya tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Semua itu hanya dalih saja. Buktinya penyebaran wabah ini malah semakin massif dan penderitaan rakyat pun semakin bertambah. Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah nasib rakyat saat ini. Sudah menderita tambah tak ada kepedulian dari negara. Padahal, jika tak ada masyarakat negara tidak akan tercipta. Jika sudah krisis kepercayaan bisa jadi lambat laun masyarakat akan memboikot pemerintah yang seenaknya menggunakan fasilitas negara.
Salah satunya dalam menyelesaikan masalah Covid-19 ini, jika ada bantuan pihak negara secara total, pasti penyebarannya akan terhenti. Jika negara serius menangani wabah, maka harus mengambil langkah yakni: Pertama, treatment dengan pengecekan kesehatan yang menyeluruh supaya dapat memisahkan yang sakit dengan yang sehat. Kedua, tes swab digunakan untuk mengetahui positif atau tidaknya bisa dapat ditangani dengan tepat dan dikarantina dengan benar di sebuah rumah sakit untuk mengurangi penyebaran wabah. Ketiga, diobati oleh negara tanpa ada biaya.
Tapi ini negara demokrasi, sulit jika melakukan ini, karena ada segelintir masyarakat yang ingin menang sendiri alasan beban negara, padahal masyarakat membayar pajak secara suka rela. Selama negara ini menganut sistem demokrasi kapitalis, tentu ke depannya rakyat akan semakin sengsara.
Namun, berbeda halnya dengan Islam, hanya sistem Islam yang bisa memberikan bantuan tanpa pamrih, mengemban amanah yang begitu besar pada masyarakat, dari semua kehidupan masyarakat kecil hingga besar. Negara pun akan peduli dengan rakyatnya. Semua kebutuhan mereka akan difasilitasi oleh negara. Salah satunya ketika wabah tiba, negera memberikan pelayanan kesehatan secara gratis, dibuatkannya rumah sakit yang terbaik untuk memfasilitasi rakyat. Semua itu diambil dari kas negara (baitul mal). Semua itu bisa terjadi karena pemimpin Islam tahu betul semua itu amanah dari Sang Pencipta. []
Post a Comment