Dinas Pendidikan Bangka Belitung (Babel) membatalkan surat edaran (SE) yang mewajibkan siswa SMA/SMK membaca buku Muhammad Al Fatih 1453 yang ditulis oleh Felix Siauw. Pembatalan itu hanya berselang satu jam setelah SE itu dikirim ke seluruh sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Babel, Muhamamd Soleh mengakui keteledorannya membuat surat edaran ke seluruh SMA/SMK untuk membaca buku Muhammad Al Fatih.
Memang betul kita yang buat surat edaran yang tertanggal 30 September, tapi penandatangannya itu pada tanggal 1 Oktober sore hari kemudian diedarkan pada pukul 19.00 WIB kesemua kepala sekolah," kata Soleh, Jumat (2/10/2020).
Soleh mengaku tidak mengetahui jika salah satu buku wajib bagi siswa untuk belajar di rumah di masa pandemi Covid-19 merupakan karya aktivis HTI Felix Siauw. (https://babel.inews.id/berita/akui-teledor-disdik-babel-batalkan-buku-felix-siauw-wajib-dibaca-siswa-sma)
Dalam kungkungan sistem kapitalis sekuler duka dimasa pandemi tak kunjung usai. Ditambah lagi berbagai problematika yang terjadi di negeri ini yang tidak kunjung menemukan jalan keluar dalam mengatasi berbagai persoalan.
Memahami pandemi saat ini semakin tidak terkendali bahkan berbagai upaya sudah dilakukan dalam menangani penyebaran Covid-19 namun tak kunjung juga menemukan jalan keluar.
Selain itu problematika yang terjadi khususnya di kalangan remaja seperti tawuran, seks bebas, minum minuman keras (miras), narkoba, porno aksi, pornografi dan lain sebagainya yang semakin meningkat.
Ini menjadi permasalahan ummat yang tidak kunjung usai. Apalagi remaja yang sebagai generasi penerus bangsa dan juga menjadi harapan besar untuk meneruskan negeri ini dengan penuh tanggung jawab, amanah, dan adil.
Mewujudkan hal tersebut sangat mustahil karena tidak adanya sosok yang menjadi inspirasi (panutan) di negeri sendiri untuk mencetak generasi gemilang dalam peradaban mulia.
Penguasa saat ini semakin hari semakin memperlihatkan keangkuhannya seolah tidak ada rasa empati melihat keadaan remaja saat ini yang sangat memprihatinkan.
Kontroversi dibalik pernyataan dari Dinas pendidikan Bangka Belitung (Babel) yang memerintahkan untuk menarik surat edaran terkait buku sejarah tentang kisah Muhammad Al-Fatih.
Menuai pertanyaan dikalangan masyarakat, ada apa dengan Negeri ini?
Mengapa buku sejarah yang menceritakan sosok pemuda yang hebat yakni Muhammad Al-Fatih dilarang?
Negeri ini memang penuh dengan berbagai aturan yang hanya dijangkau oleh kacama mata manusia dengan keterbatasannya tanpa memperdulikan dampak buruk dari penerapan sistem kufur, seakan menandingi aturan Allah.
Maka jika ada hal-hal yang berbaur dengan Islam seakan menjadi sebuah ancaman bagi pelaku penerapan sistem kufur itu. Sehingga para remaja saat ini perlu mempelajari akan sejarah para pemuda-pemuda Islam yang dulu mampu mencetak peradaban mulia.
Seperti halnya kisah panglima terbaik Muhammad Al-Fatih beliau adalah pemuda berusia 21 tahun sejak balig tidak pernah meninggalkan shalat tahajjud, beliau juga menguasai ilmu pengetahuan yakni geografi, ahli sirah, politik, dan lain sebagainya.
Selain itu beliau juga mampu menguasai 9 bahasa berkat kegigihannya serta keyakinan dalam menimbah ilmu. Saat berusia 23 tahun beliau berhasil menaklukkan konstantinopel.
Sebagaimana dalam hadis Rasulullah Saw; “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335.
Dalam menanamkan semangat optimisme pada remaja kita bahwa sejarah telah membuktikan kehebatan Muhammad Al-Fatih dengan remaja yang mampu mengikuti jejak sang penakluk konstantinopel dengan lebih giat lagi belajar dan yakin bahwa akan ada generasi mendatang seperti Muhammad Al-Fatih.
Dengan demikian melalui penerapan sistem Khilafah, pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin untuk memfasilitasi kebutuhan ummat termaksuk kebutuhan pendidikan seperti buku-buku inspiratif dan berbagai kebutuhan lainnya, agar melahirkan para generasi yang gemilang.
Wallahu Alam Bishawab.
Post a Comment